kucing

99.3K 6.2K 36
                                    

Ya, suka bilang.

Gak usah ngode, karena gua

orangnya gak mudah peka

🍃🍃🍃🍃

Merasa ada yang mengikuti, Shiren menoleh ke belakang memastikan yang di lihat memang benar, ia menarik nafas lega.
Berjongkok, Shiren mengendong anak kucing yang mengikutinya.

"Meong" ucap anak kucing itu sambil mengendus-endus badan shiren. Shiren terkekeh pelan. Ia mengusap lembut bulu kucing itu

"Imut banget lu cing" ucap Shiren yang masih setia berjongkok.
Ia tidak menghiraukan banyak orang orang yang berlalu lalang melihat ke arahnya.

Dring,,,dring,,,dring,,

Bunyi handphone, mengehentikan acara elus mengelus. Shiren mengambil handphone nya yang berada di saku celana nya.
Tertera nama Nandya disana

[ Hallo! Lu dimana?]

Ucap Nandya di sebrang telpon

[ Masih otw nan, 15 menit gua sampe]

[ Duh gc ya ren, masalahnya ini lagi rame banget ]
Ucap Nandya dengan nada khawatir

[Iya-iya, lu tanganin dulu aja, nanti gua yang ngeselesaiinya]

Tut Tut Tut

Shiren memasukan kembali handphone nya.
Ia menatap ke arah kucing yang masih setia ia gendong

"Cing, gua mau bawa lu kerja tapi ntar lu nganggu. Jadi gua taro di sini aja ya, eh iya ini gelang gua keknya cocok deh di leher lu, anggep aja lu sekarang udah gua klaim sebagai milik gua" ucap Shiren sambil melepas gelang nya dan memasangkanya di leher anak kucing tersebut.

Merasa puas, Shiren kembali meletakkan anak kucing tersebut di jalanan itu. Ia berjalan meninggalkan anak kucing tersebut. belum sampai sepuluh langkah, Ia membalikkan badannya kembali ke arah anak kucing.
Mengendong, ia membawa anak kucing ke arah taman yang agak jauh dari jalan.

"Aman" ucap Shiren dan meletakkan anak kucing di kursi taman.

Setelah itu, ia kembali berjalan. Menyetopkan taksi, ia masuk kedalam taksi menuju tempat kerjanya.

Tak butuh waktu lama. Taksi yang di tumpangi Shiren berhenti tepat di parkiran. Membayar, Shiren turun dari taksi.

Masuk kedalam ruang yang penuh Dengan orang orang membuatnya susah menemukan keberadaan Nandya. Ingin menelpon bukanlah pilihan yang bagus mengingat Disini penuh Dengan orang orang.

Menajamkan matanya, Shiren menemukan sosok Nandya yang sedang berada di salah satu kursi. Melangkah cepat, Shiren menyenggol lengan Nandya membuat Nandya menoleh ke arah Shiren

"Akhirnya lu Dateng juga ren, cepet ganti baju. Ini banyak banget" ucap Nandya

"Iya, gua ganti baju dulu. Eh btw bukannya jam lu udah habis?" Tanya Shiren mengingat bahwa job Nandya sudah selesai beberapa jam lalu

"Kalo gua pulang, lu bakalan kelabakan. Disini banyak orang ren" ucap Nandya membuat Shiren tersenyum

"Lu emang yang terbaik Nandy, gua berterima kasih banyak ke lu." Ucap Shiren

"Santai, Disini kita sama sama berterima kasih, tanpa lu waktu itu mungkin gua udah kehilangan nyawa gua" ucap Nandya

Tersenyum, Shiren izin ke toilet untuk Menganti bajunya dengan baju kerjanya.

Setelah Menganti pakaian. Shiren keluar dari toilet.

" Lu ke meja sebelah ren" ucap Nandya yang di aguki kepala oleh Shiren.

🍃🍃🍃

Enam jam berlalu. Tempat yang tadinya sangat ramai pun perlahan sepi. Shiren menarik nafas lega. Akhirnya pekerjaan nya pun selesai.

"Ini uang lo, dan ini bonus buat Lo karena Lo gercep dalam bekerja" ucap bryan sambil memberikan uang kepada Shiren
Shiren tersenyum dan berterima kasih kepada sang pemilik tempat ini.

"Wah banyak juga lu dapet ren" ucap Nandya yang sudah berganti pakaian.

" Tanpa lu juga gua gak mungkin dapet uang sebanyak ini"ucap Shiren

"Gua gak suka ungkit ungkit masa lalu, mending kita pulang aja, ayo" ajak Nandya sambil memakai tas miliknya

"Gua naik taksi aja nan, ngerepotin" tolak Shiren

"Duh, masih aja. Lu gak ngerepotin gua astagaa ren. Udah berapa lama kita kenal? Dua hari? Seminggu? Kita udah kenal lebih kurang 3 tahun" ucap Nandya

"Iya, maaf. Gua ganti baju dulu kalo gitu" ucap Shiren

Diperjalanan

"Lu gak di cariin jam segini belum pulang?" Tanya Nandya

"Gak" jawab Shiren

" Oh " hanya itu yang terucap di mulut Nandya. Ia melihat sebentar ke arah Shiren. Terlihat jelas raut lelah di wajahnya membuat Nandya tak ingin menanyakan lebih.

"Eh stop di situ aja nan" ucap Shiren sambil menunjuk ke arah pepohonan.

"Kok di situ, gak di depan rumah lu aja? Gua bisa bilang kalo gua yang ngajak lu kerja?" Tanya Nandya

"Gak usah nan, gua lewat belakang aja" ucap Shiren

"Eh iya"

"Gua turun, btw makasih ya" ucap Shiren yang di aguki kepala oleh Nandya

Ia turun dari mobil Nandya dan berjalan mengendap-endap.

Sesampai ia di tangga menuju rooftop kamarnya. Ia memunculkan sedikit kepala nya di jendela. Kalau kalau ada yang berada di kamarnya. Merasa tidak ada yang berada di kamarnya. Ia menarik nafas lega.

Masuk kedalam kamar, ia kembali mengunci pintu rooftop nya. Dan mencuci muka sebelum tidur.

🍃🍃🍃

young Marriage [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang