dasar pemaksa!

110K 6.8K 27
                                    

Terkadang yang menyebabkan

kekesalan itulah yang membuat

rindu muncul


🍃🍃🍃

Pengumuman tentang kelas yang free membuat kelas yang tadinya ribut bertambah ribut. Semua murid bersorak gembira. Begitu juga dengan Shiren dan juga Leona.

"Kapan lagi nih free" ucap Leona girang

"Free gak free b aja bagi gue"ucap Shiren

" Yakin?"goda leona sambil mencolek pipi Shiren. Shiren berdesis ngeri. Ia mengelap elap pipinya.

"Ish najis nyoel nyoel pipi gue" bergedik ngeri, ia berdiri dari duduknya menuju luar pintu.

"Ngapain lu disitu?" Berteriak, Leona menjadi sasaran semua orang.

"APA! Mau marah?"melotot marah, Leona kembali duduk di bangkunya. Sedangkan Shiren menatap punggung orang orang yang berlalu lalang di depannya dengan wajah senang. Bukan apa, mereka terlalu senang karena jarang jarang ada free untuk kelas XII. Menguap Pelan, Shiren memejamkan sebentar.

"Shiren" panggil seseorang di belakang shiren membuat mata yang tadi nya menutup kembali terbuka. Berdesis kesal ia memutar tubuhnya dan berhadapan dengan dada seseorang. Mendongak, Shiren melototkan matanya

"Ngapain Lo!" Teriak Shiren mendorong pelan tubuh orang itu.

Orang itu terkekeh pelan.
"Lo kayak ngeliat Antu aja!"katanya

"Emang Antu Lo! Ngagetin aja!"

"Yaudah sorry sorry kenapa?"tanya nya

"Eh seharusnya gue yang bilang gitu, kenapa Lo manggil gue Bambang!"

"Enak aja lu ganti ganti nama orang, motong kambing dulu"

"Siapa yang ganti nama Lo? Emang bener nama Lo ada Bambang nya, Kevin Aldiansyah Bambang" ucap Shiren

"Eh kutunya si Ely, nama gue ga ada Bambang nya yah!"ucap Kevin kesal

"Y"

"Just y ? Untung gak just read"

"Y, to the point ferguso"

"Gue mau nanya, tapi private" bisik kevin

"Paan!" Sesudah berbicara seperti itu. Kevin menarik tangan Shiren membuat Shiren yang belum sempat sadar memberontak.

"Mau kemana ?" Tanya Shiren tak di hiraukan Kevin.

Sesampainya mereka di rooftop. Kevin mendudukkan Shiren di salah satu sofa yang sudah agak kotor. Mengingat jarang sekali ada yang berada di sini.

"Eh kok Lo bisa masuk?" Tanya shiren

Mengernyit bingung. Kevin menjawab

"Emang kenapa?"

"Gue kesini di kunci, kok Lo enggak?"

"Yaudah sih, lagian gue ngajak Lo kesini buat nanya ke Lo, bukan malah Lo yang nanya"

"Apa?"

"Tapi diem aja! Awas kalo Lo buka kartu, gue bakal buat Lo gak bisa sekolah lagi disini"

"Jadi Lo ngancem gue gitu!?"

Eh sebentar? Gue bakal buat Lo gak bisa sekolah lagi disini maksudnya? Dan rooftop yang tidak dikunci? Kepala Shiren berdenyut sakit. Menggeleng pelan ia menatap kesal wajah datar Kevin

"Ya bisa di bilang gitu" memasukkan sebelah tangan kedalam saku celana, Kevin duduk di sebelahnya.
Shiren yang bingung menoleh ke arah kevin

"Yaudah apa?" Tanya Shiren

"Leona kenap~

"Eh kok bawa bawa Leona?"

"Diem dulu! Gua ngajak Lo kesini mau bahas tentang Leona"

"Oh Oke apa?"

"..."

30 menit berlalu, pembicaraan yang tadinya menguras tenaga dan juga menahan tawa Akhirnya selesai. Shiren menggeleng pelan saat mengetahui apa yang dikatakan Kevin sedangkan Kevin menahan kekesalan dan juga malu.

Shiren kembali kedalam kelas disusul kevin di belakangnya.

Baru saja Shiren mendudukkan tubuhnya di atas kursi. Seseorang menarik paksa tangan Shiren membuat sang empunya tangan menatap kesal orang tersebut.

"Awas Lo kasih tau Leona! Inget apa yang gue bilang tadi!" Bisik kevin di telinga Shiren

"Aw, iya iya. Lepasin dulu tangan gue nyet!" Menarik tangan. Shiren kembali duduk di bangku nya.

"Oke, gue pegang janji Lo!" Sesudah mengatakan itu, kevin kembali duduk di bangku nya dan memainkan hpnya tanpa berbicara apapun. ia tidak menghiraukan wajah orang orang yang bingung akan sifatnya, biasanya di jam seperti ini dialah orang yang bakal membuat kelas tak pernah hening semenit pun. Membuat orang orang yang sudah menampung tawa di ujung perut mendadak kecewa begitu juga yang dirasakan seseorang disamping Shiren. Berdesah pelan. Shiren memainkan hpnya.

Sesekali ia tersenyum dan juga kesal.

Bel pulang berbunyi beberapa menit yang lalu. Semua murid berhamburan keluar kelas. Begitu juga dengan shiren, ia menunggu seseorang di halte.

Tin

Tin

Tin

Bunyi klakson mobil membuat Shiren menatap ke arah mobil tersebut. Tiba tiba kaca mobil terbuka dan menampilkan wajah flat laki laki.

"Masuk" ucap laki laki itu. Shiren yang belum paham pun masih duduk di kursi halte dengan Mata terus menatap ke arah laki laki itu.
Berdecak pelan, laki-laki itu mengklakson membuat Shiren terperanjat kaget dan buru buru masuk kedalam mobil.

Laki laki itu menjalankan mobilnya. Sedangkan Shiren menatap keluar jendela Dengan rintik rintik hujan yang perlahan menerpa kaca mobil Shiren. Entah sejak kapan hujan itu turun, Sekarang semakin deras. Membuat banyak pengendara motor memilih berteduh dari pada basah kuyup.

Shiren menoleh kearah Ray yang mengendarai mobil Dengan wajah tegang. Entah karena apa yang pasti terlihat gurat kegelisahan.

" Gak usah Natap gua!"

Terkejut, Shiren buru buru membuang mukanya.

Hujan ternyata membuat jalanan yang tadinya ramai dipenuhi orang orang yang baru pulang sekolah, kerja dan yang lainnya menjadi sepi membuat Ray Dengan cepat mengendarai mobil nya.

🍃🍃🍃

Lama gak up?
.
.
.
Emang hehe:v
Sengaja aja sih, kesel juga:v

young Marriage [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang