EXTRA 5

97.6K 6K 608
                                    

-YM2-

Ceklek

Shiren membuka pintu, membuat Ray yang tengah menonton televisi pun mendongak dan segera beranjak.

"Kenapa lama?" tanya Ray

Shiren tak menjawab, dirinya segera membuka sepatunya dan bergegas kekamar. Mengambil pakaian dan masuk kedalam kamar mandi

Shiren membasuh kaki, tangan dan juga muka lalu berganti pakaian. Dirinya tak mandi, mengingat sudah tengah malam.

Ceklek

Shiren membuka pintu sambil mengusap wajahnya menggunakan handuk.

"Ren," Ray berdiri di hadapan Shiren, mengalangi Shiren untuk berjalan.

Shiren menatap wajah Ray

"Kenapa?" tanya Shiren

"Lo kenapa pulang telat?" tanya Ray

"Kenapa lo bersikap sok perhatian sama gue?" jawab Shiren dengan nada datar

"Ren, gue tau selama ini gue bersikap kasar sama lo." ucap Ray dengan nada penyesalan.

"Heh?lo sadar kan selama ini lo kasar sama gue? Terus mau lo apa sekarang?" Shiren melangkah kesamping, berjalan ke arah gantungan Handuk yang berada disamping pintu.

"Gue minta maaf," jawab Ray masih bertahan pada posisi tadi

"Kata maaf dari mulut lo itu terlalu murahan ya? Setiap lo ngelakuin kesalahan lo selalu minta maaf tapi setelah itu? Lo ngulangin lagi,"  Ray mendekat ke arah Shiren, menarik pelan tangannya dan menuntun ke arah kasur.

Mereka duduk dipinggir kasur, saling menghadap.

"Gue punya alasan" ucap Ray

"Udah malem, mending lo tidur." Shiren berdiri, baru ingin melangkah tangannya ditarik oleh Ray.

"Lepas," Shiren mencoba melepas pegangan Ray.

"Mulai saat ini lo tidur disini, disamping gue." Bisik Ray ditelinga Shiren

"Gue gak mau," tolak Shiren

"'Harus mau!" ucap Ray dengan nada rendah

Tanpa aba aba lagi, Ray mengiring tubuh Shiren agar tidur di kasur. Setelah itu barulah dirinya ikut rebahan di samping Shiren

Shiren yang memang sudah capek pun tak ambil pusing, segera terlelap

Cahaya matahari menerobos masuk dari cela cela gorden yang berada di ruang sunyi yang ditempati dua orang berlawan jenis yang tengah berkenala di alam mimpi.

Lama kelama, cahaya itu pun mengusik tidur salah satu diantaranya.

"Eugh..." gumaman terlontar dari bibir Shiren, perempuan itu mengerjapkan kedua matanya. Dikucek matanya menghilangkan kantuk.

Setelah mengumpulkan kesadaran, Shiren melirik ke arah perut dimana ada lengan kekar yang tengah memeluk erat perutnya.

Shiren berusaha menjauhkan lengan tersebut tapi nihil, Ray malah memperkuat pelukannya .

young Marriage [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang