ayam rica rica

108K 5.9K 233
                                    

🍃🍃🍃

"Turun"ucap ray saat mobilnya berenti di parkiran mobil.
Shiren turun dari mobil dan mengikuti langkah ray. Mereka masuk kedalam minimarket.

"Lo pilih mana aja yang dibutuhin"ucap ray sambil berjalan ke rak Snack.

Shiren mengangguk lantas mengambil ayam, daging, sayur sayuran dan keperluan lainnya. Shiren Dengan mudah menemukan bumbu-bumbu an karena ia sudah terbiasa membeli semuanya. Sesudah mengambil semua keperluan, Shiren mengantri untuk membayar semuanya. Oh iya dia melupakan keberadaan ray, bagaimana ia bisa membayar kalau uang nya saja masih di Ray. Berjalan menyusuri rak rak yang penuh dengan makanan, Shiren menemukan Ray yang sedang menelpon seseorang.

"Hm iya, nanti aku kesana lagi"ucap ray dan mematikan sambungan telepon

"Ekhem"Shiren berdehem supaya Ray menoleh ke arahnya. Dan tepat, Ray menoleh ke arah shiren dengan menaiki alisnya.

"Udah?"tanya Ray yang di aguki kepala oleh Shiren. Ray mengambil alih keranjang belanja menuju kasir. Sedangkan Shiren menunggu di luar.

Ray keluar dengan membawa dua kantong plastik besar. Shiren menoleh ke arah Ray dan Ray memberikan kantong kepada Shiren.

"Bawa"ucap ray dan berjalan lebih dulu meninggalkan Shiren yang kesusahan membawa dua kantong plastik besar yang isinya lumayan berat.

"Astaga"pekiknya saat satu kantong tersebut terjatuh dari genggamannya. Ray yang mendengar pekikan dari Shiren pun menoleh dan berjalan ke arah Shiren.

"Lo bisa gak sih gak usah nyusahin orang. Gini aja gak bisa" bentak Ray tapi hanya berdiri tak berniat membantu Shiren yang mengumpulkan makanan yang tercecer.

"Maaf" setelah selesai mengumpulkan makanan dan memasukkan kembali kedalam kantong plastik.

Ray berjalan dan di susul Shiren di belakangnya.

🍃🍃🍃

" Lo masak" ucap ray yang baru saja duduk di sofa. Shiren mengangguk pelan dan menuju dapur. Kali ini ia akan memasak ayam rica rica.

Ia pernah memasak ayam rica rica pedas dan kali ini ia akan membuatnya.

"Itu orang kan mulutnya pedes, cocok kali sama rica rica pedes" pikirnya.

Setelah masak, Shiren membawa ayam rica rica itu ke meja makan.

Berjalan kembali menuju sofa, ia mengajak Ray untuk makan siang bersama. Ray yang kebetulan lapar pun menurut. Ia mengambil satu potong ayam.

Mengernyit bingung Ray mencicipi sedikit ayam rica rica itu, baru mencicipi tetapi rasanya sudah makan sekilo cabe pikir Ray. Ia meminum cepat air dingin. Dan menatap tajam wajah Shiren.

"Lo mau bunuh anak orang hah!"bentak Ray.
"Mending Lo cicip ayam rica rica yang Lo buat itu! Makan jangan gak lo abisin. Kalo gak niat masak gak usah masak!" Lagi lagi Ray membentak Shiren.

"Gak guna" setelah mengatakan itu Ray berdiri dan berjalan keluar rumah. Tak lupa ia juga mengunci pintu dari luar.

Huft, Shiren menarik nafas dalam-dalam. Ia mencicipi ayam rica rica dan benar saja rasanya sangat pedas. Setau nya tadi ia membuat bumbunya tidak terlalu pedas dan itu standar. Tapi kenapa rasanya sangat pedas? Ia mengingat ingat apa ia lupa dan menambahkan lagi cabe nya? Entahlah.

"Jadi ini mau gua habisin gitu?"gumamnya. Memikirkan cara nya, Shiren pun menemukan cara.

Setelah menambahkan gula dan juga kecap manis kedalam ayam rica rica nya Shiren kembali mencicipi ayam tersebut, sudah tidak terlalu pedas. Ia mengambil satu potong ayam dan juga nasi.ia pun memakannya.

🍃🍃🍃

Sudah larut malam tetapi Ray belum pulang. Shiren menunggu Ray di Ruang tamu sambil menonton televisi untuk menghilangkan rasa ngantuk nya.

Ceklek

Bunyi pintu membuat Shiren menoleh ke pintu dan menemukan Ray yang menatap nya datar, Ya seperti biasa.

"Hm Ray, itu ayamnya udah gak terlalu pedes lagi, Lo kalau mau makan nanti gua siapi~

"Gua tadi bilang apa? Lo abisin!"tekan Ray

"Tapi itu udah gak pedes lagi Ray"

"Lo budeq atau apa! Habisin"bentak Ray dan masuk kedalam kamar

Brak

Bunyi pintu di tutup kuat membuat Shiren terkejut.

"Sabar"ucapnya menyemangati dirinya sendiri sambil mengelus dada. Ia kembali ke dapur hanya sekedar memasukkan kembali ayam ke dalam kulkas agar tidak basi.

Sudah dimasukkan, Shiren mematikan lampu dan kembali ke dalam kamar. Ia memasang karpet dan juga selimut. Mata yang mengantuk lagi lagi mudah tertidur.

Plak

Merasa ada yang melemparkan nya dengan benda lembut tapi agak sakit membuat Shiren membuka matanya perlahan. Menatap seorang yang membangunkan tidurnya. Shiren mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.

"Kenapa?" Tanya Shiren sambil mengucek matanya.

"Ambilin minum"suruh Ray

"Ambilin minum?"ulang Shiren.
Cuma ambilin minum pakek nyuruh gua bangun?. Lanjutnya dalam hati.

"Siapa suruh matiin lampu di dapur!"ketus Ray, ia kembali duduk di tepi kasur sambil memainkan handphone nya.

Shiren berdiri dan mengambilkan Ray minum di dapur. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah satu.

Oh ayolah, Shiren baru tidur jam dua belas berarti hanya 30 menit berkelana di dalam mimpi ia dibangunkan hanya untuk mengambil segelas air minum Dengan alasan 'siapa suruh matiin lampu!'. Tak habis pikir

Sesampai nya ia di kamar, ia melihat Ray yang sudah tertidur pulas. Matanya melotot dengan menatap nanar gelas yang ia pegang. Untuk apa ia bangun dan mengambil minum sedangkan orang yang menyuruh nya tidur?
Entah itu beneran tidur atau tidak Shiren tak tahu. Ia meletakkan gelas itu di samping meja . Kembali tidur itu pilihan bagus.

🍃🍃🍃

Gimana?
Maaf gaes kalo kata katanya kasar:v

young Marriage [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang