lelah

89.3K 5.9K 806
                                    

-youngMarriage-

"Soal tadi di caffe, sorry banget gue gak ngasih tau lo kalo gue kerja." ucap Shiren pelan, setelah mereka berdua sama sama sudah membersihkan diri.

"Bukannya apa, keluarga gua juga gak ada yang tahu kalo gua kerja. gua cuma gak mau bikin mereka dan lo khawatir kalo gua kerja, walaupun gua yakin gak ada yang ngecemasin gua." lanjut Shiren tersenyum tipis, seolah olah kata yang di ucapkannya bukan hal yang menyakitkan.

"Dan soal Runi, gua minta maaf banget sampe bikin dia malu, gua cuma ngebela diri gua doang."  Shiren terus menerus berbicara tanpa menatap wajah Ray.

Yang ia inginkan adalah perasaan lega, walau yang didapatinya adalah goresan luka.

"Lo gak marah kan?"  kali ini Shiren menatap wajah Ray, tetapi laki laki itu enggan menatapnya.

"Pasti marah kan? Siapa si yang gak marah ngelihat orang yang dicintai  malah dimaluin di depan umum kan? Haha goblok banget gua malah nanya gitu." Shiren tertawa lirih.

"Sampe kapan? Sampe kapan sih Ray lo sadar, gua cuma minta lo sadar doang itu aja gak ada yang lain"  yang lainnya bisa nyusul. Lanjut Shiren.

"Gua berasa ngomong ke tembok beneran, apa susah nya sih lo ngejawab semua omongan gua? Kita nikah udah hampir 3 bulan lebih? Tapi gua gak pernah denger kalimat panjang yang keluar dari mulut lo." cerocos Shiren mengapus air matanya.

Sedangkan Ray, laki laki itu menguap sebentar.

Sebenarnya dia ngantuk, tapi shiren malah ngajak debat.

"Tidur." hanya itu yang terucap dari mulut Ray.

"Sampe kapan lo harus ganti topik pembicaraan? Sampe kapan lo harus berlari dari masalah?" ucap Shiren sungguh sungguh.

Ia seratus persen lelah, lelah dengan semua nya.

Keluarga,

Suami,

Bahkan pelakor.

Semuanya membuat Shiren merasa lelah.

Kali ini ia meminta penjelasan langsung dari mulut Ray.

"Gua minta maaf, selama ini udah nyusahin lo, udah ngebuat hubungan lo sama Runi berantakan? Mungkin gua yang disini sebagai perusak? Gue sadar diri." lanjut Shiren

"Gua bilang tidur ya tidur!" bentak Ray

"Gua capek Ray, berputar putar kayak gini terus, di satu sisi lo kayak udah nerima gua, tapi di sisi lain lo susah payah mempertahankan Runi."

-youngMarriage-

"Gua naik angkot aja," ucap Shiren setelah selesai memakai sepatunya dengan cepat berjalan keluar rumah tanpa menatap Ray.

Ia berjalan, menepi di ujung lorong perumahannya untuk menunggu angkot yang lewat.

Matanya menatap ke kanan ke kiri kalau kalau angkot telah lewat.

Tapi nihil, ia belum melihat tanda adanya angkot.

Mau pulang, nebeng Ray keburu gengsi duluan dianya.

young Marriage [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang