30. Haruskah aku?

2.4K 163 12
                                    

Masalah nya apa hingga aku yang harus  menanggungnya? sebegitunya kah kalian membenci diriku
-Calesya-

Hello maaf ya baru bisa update

Makasih atas 3k nya, jangan bosen sama cerita lesya karna belum usai

Semoga terhibur akan aku lanjutkan nanti malam jadi nantikan aja ok

Love U readres ku atas support kalian. 😍




Next hari ke-5.

Suara Lesya belum kembali juga Maya yang merawat sahabat nya itu dengan sangat baik.

Seperti biasa di hari senin Lesya sekolah.

"Les, sama gue atau sama si jangkung? "Tanya maya.

Lalu lesya mengetikan sesuatu di hpnya.

"Sama lo aja, Gelvin udah berangkat kan dia ketua OSIS"-Lesya-.

"Yaudah ayo nanti telat, kotak makan nya nanti lupa kan buat yang tersayang"mengingat kan Lesya kembali.

Maya pun mengantarkan Lesya untuk ke sekolah, tanpa sengaja dijalan Lesya meneteskan air matanya.

"Les are you okay? "Tanya Maya yang melihat Lesya menangis.

Lalu lesya mengetikkan sesuatu di hp nya lagi.

"Kapan gue bisa bicara lagi may, salah gue apa sama mereka sampe sampe mereka buat gue gagu kaya gini, bunuh gue aja, tapi jangan nyiksa gue kaya gini"-Lesya-.

"Sabar ya 9 hari lagi lo bisa bicara, semangat les Allah tau lo kuat"ucap Maya yang berusaha menyemangati Lesya agar kuat menjalani ini semua.

Lesya pun menghapuskan air matanya dan tersenyum.

"Udah sampe semangat"teriak Maya yang menyemangati Lesya

Lesya hanya tersenyum lalu masuk kedalam sekolah.

"Lesya harus kuat, lo bisa pasti bisa"batin Lesya.

Ia pun melangkahkan kakinya menuju kelas nya.

"Kenapa maksain masuk si les? "Tanya Dina, karena ia khawatir dengan keadaan Lesya saat ini.

Lesya pun menyobek sedikit kertas.

"Gue gak apa apa ko kan ada lo dan yang lain"-lesya-.

"Gue salut sama lo les, lo kuat banget"balas Dian lalu tersenyum teguh melihat kearah Lesya.

"Andaikan gue menyerah dan terpuruk siapa yang akan membuat gue terbangun, biar gue yang kaya gini kalian yang disekitar gue gak akan pernah gue memperlihatkan betaba menderiranya gue, gue gak akan pernah menunjukkan nya , gue akan selalu tersenyum karena gue gak mau ada yang mengalami hal yang serupa dengan gue itu aja"gumam Lesya dalam hati.

Lesya menatap jendela yang mengarah langsung ke lapangan, lalu ia tersenyum sangat manis.

Ya tatapan itu tertuju kepada Gelvin yang sedang latihan upacara.

"Liatin aja terus les, ampe copot tuh mata"goda Dina yang tau apa yang sedang di pandangi Lesya.

Tak ada jawaban dari Lesya ia masih terus terfokus kepada satu titik itu.

Upacara pun dimulai semua murid pun sudah berbaris dengan rapih.

Lesya mengerti dengan kondisinya dan tak memaksakan untuk ikut upacara.

Gelsya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang