Melepaskan

2.3K 165 2
                                    

Diantara harus bahagia namun kau menderita, aku memilih menderita dan melihatmu bahagia
-Lesya-

Sebenarnya lesya harus istirahat namun ia tidak mau,  esoknya setelah ia bangun dari komanya.

Tanpa ijin siapa pun pagi harinya ia langsung pergi kesekolah menaiki bus.

Menghirup udara pagi hari yang dia inginkan.

Dengan kepala dan tangan yang masih diperban dia nekad ke sekolah.

Wajah pucatnya tak menghalangi kecantikan nya.

Didalam bus orang orang berbisik.

"Lihat lah, wanita itu sangat cantik tanpa ada satu pun make up diwajahnya".
"Dia sangat pucat, namun sangat cantik".
"Wajah nya bagaikan ratu elsa Cantik banget".
"Sepertinya ia habis kecelakaan lihatlah perban dikepala dan dilengannya, tapi tak membuat kecantikannya pudar".

Lesya tak pernah menanggapi omongan mereka biar saja itu asumsi mereka lesya tak peduli akan hal itu.

Tiba-tiba ada seorang nenek tua yang duduk disamping lesya.

"Cucuku yang cantik mau sekolah? "Kata nenek.

Lesya menjawab dengan anggukan kecil.

"Terlihat kau sangat terbebani sekali yang Sabar ya, kebahagiaan akan menantimu, kamu harus betjuang mendapatkannya"kata nenek.

"Maksudnya nek? "Kata lesya.

"Yakinlah kalian pasti akan bersama, kemana pun kalian pergi, siapa pun yang menentang hubungan kalian, kalian akan bersatu yakilah cucuku jangan berputus asa "kata nenek.

"Aminn, makasih ya nek, lesya duluan "kata lesya.

lesya yang memberhentikan bus tersebut lalu membayar kepada supir bus.

"Pak sama yang samping saya"kata lesya.

"Sama yang mana de? "Kata supir.

"Sama nek"kata lesya.

Menunjukkan tempat duduknya tetapi tak ada orangnya.

"Kembaliannya buat bapak aja"kata lesya.

"Makasih neng, hati hati turunnya"kaya supir.

Lesya pun turun dan berada di halte bus.

"Aneh, tadi perasaan ada, masa gw ngehalu, kalau pun mimpi gw aja kaga tidur, hm... Bodo akh bodo"kata lesya.

Ia berjalan dengan pelan karna pusing kepalanya.

Ia baru sadar ketua osis telah berganti biasanya gelvin yang berdiri disini.

Ketika ia memasuki koridor sekolah tali sepatu nya copot dan ia berjongkok untuk memasangnya.

"Lah serius".
"Gak lah mustahil".
"Percaya dah".

Lesya mendongakkan kepalanya melihat dua insan yang sedang berdebat lalu tertawa begitu saja melewatinya.

Lesya hanya tersenyum miris melihatnya, ya itu gelvin dan mila.

Gelsya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang