[𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍]
Kim Haneul adalah satu-satunya gadis yang merasa tidak beruntung ketika dirinya dipindahkan sekolah oleh orang tuanya. Sekolah barunya bukanlah sekolah biasa, karena di sana banyak sekali murid-murid 'luar biasa'.
Masalah me...
Aku menahan napas begitu seorang laki-laki menatap wajahku dengan jarak yang cukup dekat. Ia sedikit mencondongkan tubuhnya, membuatku secara reflek memundurkan wajahku. Wajahnya terlihat serius, kedua matanya menatap penampilanku dari atas hingga bawah. Sementara para gadis yang tengah berkumpul tidak jauh di belakangnya tidak berhenti menjerit. Entahlah, aku tidak tahu alasannya kenapa.
"Kau.."
Aku menatapnya ragu. Tiba-tiba ia menegakkan tubuhnya, membuatku sedikit terkejut.
"Kenalkan, namaku Hwang Hyunjin." Ia secara tiba-tiba mengulurkan tangannya padaku. Membuat teriakan para gadis di belakangnya semakin menjadi. Aku menatap tangannya, ragu untuk membalas. Namun detik berikutnya membuat jantungku seperti hendak meloncat keluar. Dia tiba-tiba meraih paksa tanganku agar menjabat tangannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Siapa namamu?" tanyanya lagi dengan senyuman yang masih tersungging di bibirnya.
"A-aku.." Aku menatapnya ragu. Entah kenapa aku menjadi sangat gugup. "Namaku Kim Haneul."
"Nama yang bagus." Ia masih menatapku.
"Dia satu kelas denganku. Bagaimana? Cantik, kan?" Tiba-tiba seseorang merangkul bahuku secara tiba-tiba. Aku terkejut, tentu saja. Sementara Jeon Doyum -siswa yang merangkulku- itu tampak tersenyum lebar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunjin berdecih pelan. "Aku jadi iri padamu." Ia kemudian melipat kedua tangannya. "Kau duduk dengan siapa? Biar ku tebak. Pasti bukan Doyum." Hyunjin tersenyum miring pada Doyum. Yang langsung dibalas dengan dengusan napas laki-laki itu.
"Dia duduk dengan Jinyoung," ujar Doyum begitu aku baru saja membuka mulut, hendak menjawab.
"Wow. Serius? Dengan patung es itu?"
Doyum mengangguk.
"Eum.. Haneul-ssi. Sepertinya wajahmu ini terlihat tidak asing. Apa kita pernah bertemu? Ataukah aku pernah melihatmu?" Hyunjin nampak berpikir. Sementara aku menggigit bibir bawahku, aku tahu pertanyaan semacam itu pasti akan keluar darinya.
"A-aku..." Kini kedua laki-laki itu menatapku. Aku hanya bisa meremas pinggiran rok. "Aku adik Kim Hanbin," ucapku pada akhirnya. Membuat keduanya terdiam, entah kenapa. Apa aku salah bicara? Aku menatap keduanya yang terlihat terkejut.
