Part 22

2K 170 12
                                    

Jinyoung memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Ia membuang napasnya. Hingga pada akhirnya ia mendekati sebuah bangku dan mendudukkan dirinya di sana.

"BAE JINYOUNG SI TAMPAN BERHATI BATU!! IRIT SENYUM DAN IRIT BICARA!! JANGAN MAU DEKAT DENGANNYAA!!!"

Jinyoung menghela napasnya. Ia menengadahkan kepalanya ke atas, menatap bulan yang saat itu tengah bersinar terang.

 Ia menengadahkan kepalanya ke atas, menatap bulan yang saat itu tengah bersinar terang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bodoh."

Ia memejamkan kedua matanya.

"Berkelahilah lagi jika lukamu sudah kering."

Kedua tangan Jinyoung mengepal.

"Kim Haneul itu cantik. Pantas jika banyak yang mau dengannya. Termasuk Lee Taeyong."

"Kau benar. Ngomong-ngomong berapa Taeyong membayarnya? Haha."

"Brengsek!"

BUGH!

"Hei, apa-apaan kau?!"

Jinyoung menegakkan tubuhnya. Hingga kemudian dirasanya ponsel miliknya bergetar. Ia segera mengambil benda itu dari dalam saku jaketnya dan melihat nama Doyum tertera di sana.

"Ada apa?"

"Yakk.. apa kau sudah melihatnya?"

"Soal apa?"

"Artikel yang ditulis Kang Seulgi di website sekolah!"

"Sial. Gadis-gadis itu!" Jinyoung mematikan sambungan teleponnya sepihak tanpa mempedulikan reaksi Doyum di seberang sana. Lelaki itu langsung membuka salah satu website sekolahnya. Ia membuka salah satu opsi dan langsung menuju ke bagian jurnalis.

Kedua matanya bergerak senada membaca judul artikel yang baru di unggah beberapa menit yang lalu di page milik tim jurnalis. Dan bisa dengan mudah ia tebak, artikel itu besok akan langsung meluncur ke papan mading. Tanpa sadar ia sedikit meremas ponsel di tangannya. Hingga suara seseorang membuat fokusnya sedikit teralih. Jinyoung mendongak.

"Ada apa?" tanya orang itu.

Jinyoung dengan cepat berdiri dan langsung menarik bagian leher kaos yang dipakai orang itu.

"Kau!" Jinyoung menatapnya tajam, cengkeraman tangannya semakin kuat.

"Tenanglah."

*****

Haneul menutup pintu rumahnya pelan. Ia berjalan menuju dapur, dan mendapati Hanbin yang tengah duduk di salah satu kursi di meja makan dengan ponsel di tangannya.

"Kau pergi bersama Taeyong?" tanyanya menatap penampilan Haneul dari atas hingga bawah.

"Hm." Haneul membuka kulkas dan mengeluarkan sekotak susu stroberi. Ia kemudian menarik sebuah kursi di hadapan Hanbin.

Sekolah Cogan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang