Irene membuang napasnya melihat Seulgi yang tengah asyik mengobrol dengan siswa lain. Gadis itu bahkan sesekali tertawa.
"Dia bahkan masih bisa tertawa seperti itu setelah mencelakai seseorang," gumam Irene. Kemudian ia melihat Seulgi berjalan ke arahnya.
"Kau kenapa?" Seulgi yang memang duduk sebangku dengannya itu hanya menatap Irene bingung.
"Kau masih bertanya?"
Seulgi terdiam sejenak. Ia kemudian menyandarkan punggungnya dan berdecak pelan.
"Aku hanya kesal pada gadis itu. Bisa-bisanya dia pergi dengan Taeyong setelah mengatakan kalau ia akan pergi dengan Hanbin."
"Jadi ini semua benar-benar soal acara kemarin?"
Seulgi menoleh. "Menurutmu apa? Tentu saja! Aku kesal padanya. Pantas saja Taeyong menolak ajakanku."
"Seulgi-ah, apa kau tidak sadar? Selama ini kau berlebihan. Taeyong memang tidak pernah menerimamu. Jadi berhentilah."
"Kau mencibirku?"
"Bukan begitu. Aku hanya tidak ingin melihatmu seperti ini. Dan berhentilah berhubungan dengan Jennie. Gadis itu juga memiliki obsesi yang sama sepertimu. Namun bedanya dia menyukai Kim Hanbin."
"Kau tahu kalau aku hanya menyukai Taeyong."
"Karena itulah. Taeyong tidak menyukaimu. Dan berhentilah mengganggu gadis bernama Kim Haneul itu. Kau akan dapat masalah."
"Cih. Justru dialah yang menggangguku. Dia yang mendapat masalah."
"Kang Seulgi!"
"Kenapa kau malah membelanya?"
"Aku tidak membelanya. Aku tidak ingin kau mendapat masalah. Kudengar Haneul pulang karena alasan kesehatan. Dan kau? Kau masih bisa tertawa seperti tadi?"
Seulgi menatap Irene. "Lalu? Kau pikir aku peduli? Lagipula bukankah itu bagus? Dia bisa pulang lebih cepat."
"Apa?"
"Ah, sial. Mood-ku malah memburuk. Jangan membahasnya lagi." Seulgi beranjak dari tempatnya dan pergi keluar. Irene kembali menghela napasnya melihat Seulgi.
Seulgi memasukkan kedua tangannya ke dalam saku almamaternya begitu ia keluar.
"Apa-apaan dia itu? Kenapa malah membelanya?" gerutunya.
"Kang Seulgi!"
Langkahnya terhenti dan ia secara otomatis membalikkan badannya.
Keningnya berkerut. "Jennie?"
Sementara Jennie berjalan ke arahnya dengan kedua tangan yang sengaja dilipat di depan dada. Salah satu sudut bibirnya terangkat.
"Aku sudah mendengarnya. Kau membuat kekacauan di kantin."
Seulgi menatapnya tak acuh. "Lalu?
"Bukan begitu. Aku hanya tidak ingin melihatmu seperti ini. Dan berhentilah berhubungan dengan Jennie. Gadis itu juga memiliki obsesi yang sama sepertimu. Namun bedanya dia menyukai Kim Hanbin."
"Kau nekat juga, ya. Bahkan di depan Lee Taeyong sekalipun." Jennie terkekeh pelan.
Seulgi kembali melangkahkan kakinya tanpa mempedulikan Jennie.
"Aku melihat Kim Hanbin masuk ke dalam ruang guru. Sepertinya Haneul absen di jam terakhir," Jennie mengikuti langkahnya.
"Bukan urusanku."
"Hmm.. bagaimana jika Haneul melapor pada kesiswaan? Kau pasti akan mendapat masalah."
Seulgi mengepalkan tangannya. Ia kembali menghentikan langkahnya dan menoleh pada Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Cogan✔
Fanfic[𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍] Kim Haneul adalah satu-satunya gadis yang merasa tidak beruntung ketika dirinya dipindahkan sekolah oleh orang tuanya. Sekolah barunya bukanlah sekolah biasa, karena di sana banyak sekali murid-murid 'luar biasa'. Masalah me...