Suara langkah kaki terdengar semakin menjauhi koridor. Salah satu pintu kelas terbuka dan menampakkan siluet seseorang di baliknya.
Dia berjalan perlahan, mengendap layaknya seorang pencuri yang menghindari penjaga. Semakin lama gerakan kakinya semakin cepat, dengan pencahayaan seadanya, dia sedikit berlari menyusuri koridor yang gelap hingga akhirnya dia berlari menaiki sebuah tangga.
Langkahnya terhenti tepat di depan sebuah pintu besi berukuran cukup besar. Sebuah kertas menempel di sana.
"Dilarang masuk?" Salah satu alisnya terangkat. Jinyoung merobek kertas itu dengan cepat dan berusaha menarik pintu namun benda itu tidak terbuka sama sekali. "Tidak mungkin."
Dia dan teman-temannya, termasuk Haneul sering menghabiskan waktu di sana. Jadi jika ada sesuatu, mereka pasti sudah tahu.
"Dikunci." Dia kembali merogoh salah satu saku almamaternya dan berusaha menghubungi seseorang. Namun sialnya benda tipis itu justru mati di saat keadaan yang tidak tepat. Akhirnya Jinyoung kembali memasukkan ponselnya dengan kesal. Lelaki itu masih berusaha membuka pintu.
"Kim Haneul, apa kau di dalam?"
Tidak ada sahutan sama sekali. Suasana sekolah yang begitu sepi dan juga gelap sedikit menyusahkannya. Gerbang sudah dikunci, itu artinya tidak ada siapa pun yang bisa masuk.
"Kim Haneul! Apa kau mendengarku? Kim Haneul!"
Jinyoung berusaha mendobraknya meskipun dia tahu kalau itu percuma.
"Kim Haneul!"
"Rooftop? Kenapa aku harus ke sana? Ada apa? Apa kau melihat seseorang?"
"Arghh!!" Jinyoung menendang pintu di hadapannya dengan kesal. Lelaki itu mengusap wajah.
Apa mungkin Kim Haneul memang tidak di sana? Tapi— entah kenapa Jinyoung tidak bisa meninggalkan tempat itu begitu saja.
"Kim Haneul!"
Tiba-tiba dia seperti mendengar sesuatu dari arah pintu. Lelaki itu mengernyit. Ada sesuatu yang tidak beres di sana. Tangan Jinyoung terangkat dan menarik pintu, yang entah kenapa langsung terbuka dengan begitu mudah. Kedua mata Jinyoung membulat. Tanpa pikir panjang lelaki itu langsung berlari ke luar.
"Kim Haneul!" Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut atap dan tidak menemukan siapa pun.
"B-Baejin ... "
Jinyoung mendengarnya dengan jelas. Dia berlari mencari si pemilik suara itu. Tentu saja, satu-satunya orang yang memanggilnya dengan nama itu tidak lain adalah— Kim Haneul. Suara gadis itu terdengar bergetar.
"Kim Haneul kau dimana?" Kedua kaki Jinyoung berlari ketika suara itu kembali terdengar. Dan tubuhnya seakan membatu di detik berikutnya. Seseorang terlihat tergeletak di balik sebuah kotak kayu besar yang sudah usang.
"Kim Haneul!" Jinyoung langsung menghampirinya. Penampilan Haneul terlihat begitu kacau. Almamaternya menghilanh entah ke mana. Kemeja putih yang dipakainya terlihat kusam dan kotor, bahkan beberapa kancing terlihat terbuka. Jinyoung membuang pandangannya dan langsung membuka almamater miliknya. Dia menutup bagian tubuh atas Haneul.
"Sadarlah, Kim Haneul! Apa yang terjadi?" Ditangkupnya wajah Haneul yang terlihat begitu kacau. Salah satu sudut bibirnya terlihat memar dan dahinya seperti tergores sesuatu. Namun kedua mata gadis itu tampak tertutup rapat.
"Kim Haneul!" Tubuh Haneul yang begitu dingin semakin membuat Jinyoung panik. Gadis itu pasti sudah terlalu lama berada di sana.
"Lihatlah, siapa yang datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Cogan✔
Fiksi Penggemar[𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍] Kim Haneul adalah satu-satunya gadis yang merasa tidak beruntung ketika dirinya dipindahkan sekolah oleh orang tuanya. Sekolah barunya bukanlah sekolah biasa, karena di sana banyak sekali murid-murid 'luar biasa'. Masalah me...