Part 10

3.1K 252 0
                                    

Haneul berjalan menuju kamarnya dengan membawa sebuah paper bag ukuran besar. Ia meletakkannya di atas ranjang dan melepas jas sekolahnya.

"Dari mana saja kau, bocah nakal?" Kakaknya yang menyebalkan itu terlihat tengah berdiri di ambang pintu kamarnya dengan kedua tangannya yang sengaja ia lipat. Haneul menatapnya dan tersenyum.

"Menurutmu apa? Tentu saja membeli pakaian untuk party."

"Cih. Memangnya kau tahu warna apa yang akan kupakai nanti? Sudahlah, kau cari saja pasangan yang lain."

"Oh ya?" Haneul mengambil sesuatu dari papper bag yang tadi dibawanya. "Lalu bagaimana dengan ini? Bukankah terlihat cocok untukku?"

 "Lalu bagaimana dengan ini? Bukankah terlihat cocok untukku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanbin melotot. "K-kau! Darimana kau tahu aku membeli warna merah?"

Haneul menaikkan salah satu sudut bibirnya. "Menurutmu? Ah, kurasa kakakku yang tampan ini lupa kalau GPS miliknya aktif."

Hanbin terdiam sejenak dan membuang napasnya. Ia heran dengan kelakuan adiknya yang satu ini. Kenapa ia bersikeras sekali berpasangan dengannya? Kenapa tidak dengan Jeon Doyum atau Bae Jinyoung?

"Aish ... baiklah. Terserah apa katamu." Hanbin menatap Haneul malas. Membuat senyum Haneul merekah.

"Yes!" Haneul mengepalkan tangannya.

"Kau ini. Kenapa tidak berpasangan dengan yang lain saja?"

"Aku tidak mau. Ah, iya. Tadi Hyukjae Sunbae mengajakku."

"Oh! Benarkah? Lalu apa jawabanmu?"

"Tentu saja aku menolaknya. Aku kan sudah memiliki pasangan."

Hanbin merasa geram dengan adik ajaibnya ini. "Aish ... kenapa menolaknya?!"

"Salah ya?" Haneul menatapnya polos.

Hanbin memijit pelipisnya. "Lupakan." Ia segera pergi meninggalkan Haneul.

"Oppa apa kau mengenal Jennie?"

Hanbin menghentikan langkahnya dan kembali ke kamar Haneul. "Jennie?"

"Eum. Doyum berkata padaku kalau Jennie itu menjadi pasanganmu saat acara tahun lalu. Kalian
... pacaran ya?" Haneul menatap Hanbin curiga.

"Apa? Tentu saja tidak!"

"Kenapa?"

"Apanya yang kenapa? Aku tidak menyukainya!"

Haneul menatapnya curiga. "Aku tidak percaya."

"Ya sudah." Hanbin mengangkat kedua bahunya dan kembali meninggalkan Haneul.

Haneul merogoh kantung seragamnya begitu merasa ponselnya bergetar.

From : Unknown Number

Jam 7 malam.

Haneul mengernyit. "Apanya yang jam 7 malam?" Ia lalu mengetikkan sesuatu.

Sekolah Cogan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang