Part 17

2.5K 185 17
                                    

Lucas merebahkan tubuhnya di sofa begitu ia sampai di rumah Taeyong.

"Jangan sembarangan menaruh sepatumu, bodoh. Kau seperti baru mengenal Taeyong saja," ucap Yuta begitu melihat Lucas yang melepas sepatunya asal hingga berceceran di permukaan lantai.

Lucas hanya memejamkan kedua matanya. "Ah, aku lelah."

"Aku tidak akan membantumu jika Taeyong benar-benar mengamuk. Ok?" Yuta pergi ke dapur dan membuka kulkas. Ia kemudian mengambil sekaleng minuman.

"Aish, baiklah." Lucas mau tidak mau segera beranjak dari posisinya dan mengambil sepatunya. "Kurasa sikap Taeyong masih sama. Yak! Katakan padanya kalau dia harus mengubah sikap buruknya itu. Pantas saja semua gadis takut padanya." Lucas menaruh sepatu miliknya di sebuah rak sepatu yang berada tidak jauh darinya dan mengganti alas kakinya dengan salah satu sandal milik Taeyong.

"Kurasa kau salah. Justru dialah yang jatuh cinta," ucap Yuta.

Lucas yang saat itu tengah membuka kulkas pun terkejut. Ia membulatkan kedua matanya. "Kau bercanda? Itu mustahil." Ia tertawa pelan dan segera mengambil minuman yang sama dengan Yuta.

"Apa aku terdengar seperti sedang bercanda?"

"Wow. Seorang Lee Taeyong juga bisa jatuh cinta? Amazing." Lucas menarik sebuah kursi di sebelah Yuta. "Bagaimana kau tahu? Apa dia bercerita padamu?"

Yuta menggeleng. "Tidak."

"Lalu?"

"Beberapa hari yang lalu dia membeli pakaian wanita. Semacam dress. Uh, entahlah. Pokoknya yang seperti itu. Dia bahkan membeli sepatunya."

Lucas hampir saja menyemburkan minuman yang ada di dalam mulutnya. "Jangan gila. Dia bahkan tidak pernah dekat dengan wanita mana pun. Atau ... mungkin dia sendiri yang memakai gaun itu." Lucas terbahak.

Yuta melotot. Ia hampir saja memukul kepala Lucas dengan kaleng di tangannya. "Kau gila?! Itu tidak mungkin!"

"Haha. Baik, baik. Aku hanya bercanda. Lalu?"

"Dan tadi malam, sekolahnya mengadakan sebuah acara tahunan bertemakan Saturday Night."

"Biar kutebak. Jadi maksudmu gaun itu untuk gadis yang disukainya?"

Yuta mengangguk.

"Tunggu. Apa gadis yang kau maksud itu gadis yang tahun lalu? Emm.. siapa namanya? Kang Seulgi? Tahun ini mereka berpasangan lagi?" Lucas berdecak.

"Ah, tidak! Bukan dia. Aku yakin. Ayolah, bahkan Taeyong tidak pernah mau menolehkan kepalanya pada gadis itu."

"Kau benar. Astaga, aku ingat bagaimana gadis itu menunjukkan ekspresi yang menggelikan saat dia ke sini. Dia bertingkah seperti pacarnya. Dia pasti tidak waras."

Mendengar itu, Yuta tertawa. "Aku jadi penasaran gadis seperti apa dia. Hebat sekali bisa membuat seorang Lee Taeyong jatuh cinta."

"Apa kau tahu namanya?" tanya Lucas.

"Sayangnya tidak. Taeyong tidak pernah mau mengatakannya padaku."

"Ah, dia pasti tidak secantik gadis yang kulihat tadi." Lucas memejamkan kedua matanya. Ia tersenyum sendiri, membuat Yuta bergidik melihatnya.

"Kuharap gadis yang kau maksud itu bukan gadis yang disukai Taeyong," celetuk Yuta yang kemudian tertawa.

"Apa? Tentu saja bukan! Tadi aku melihatnya bersama seorang pria. Itu mungkin saja pacarnya."

"Wow. Benarkah? Lalu kenapa kau menyukai gadis itu?" Yuta melipat kedua tangannya.

"Ck. Ayolah, semua pria menyukai gadis cantik."

Sekolah Cogan✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang