Aku meminum sekotak susu stroberi yang diberikan Taeyong Sunbae padaku. Sesekali aku meliriknya yang duduk di sebelahku.
"Kenapa kau tidak bilang kalau restoran itu milik ibumu?"
"Kenapa aku harus mengatakannya?"
Aku mengerjap. Benar juga.
"Oh! Taeyong Sunbae!" Dua orang gadis tiba-tiba menghampiri kami dengan antusias.
"Anyeonghaseyo, Sunbae-nim!"
Aku membelalakkan kedua mataku. Astaga, matilah kau Kim Haneul! Aku membuang wajahku ke arah lain meskipun aku tahu itu percuma. Karena kini mereka berdua juga telah menyadari keberadaanku.
"Kim.. Haneul?"
Aku pun mau tidak mau menoleh dan tersenyum kikuk. "H-hai,"
Kini mereka menatapku dan Taeyong bergantian. "Kalian..."
Mereka menutup mulutnya dengan kedua mata yang membulat.
"M-maafkan kami!"
"Kami permisi. Sampai jumpa, Sunbae!" Mereka berdua membungkukkan badannya dan segera pergi. Aku hanya menatap mereka. Aish.. apa besok aku libur saja ya?
"Kau ingin pergi kemana lagi?" ujarnya tenang. Astaga, lihatlah. Dia masih bisa bersikap setenang itu setelah kejadian barusan.
"I-ini sudah malam." Aku beranjak dari tempatku dan berdiri. "Aku harus pulang!"
Grep!
Langkahku tertahan saat Taeyong menahan pergelangan tanganku. Membuatku menatapnya yang masih duduk di posisinya.
"Aku akan mengantarmu." Ia menatapku.
*****
Aku dan Taeyong memasuki halaman rumah tanpa berbicara sepatah kata pun. Entahlah, rasanya aneh sekali.
"Masuklah," ujarnya yang menghentikan langkahnya. Aku pun membalikkan badanku menghadapnya.
"Kau tidak masuk?" Aku melihat beberapa motor masih terparkir di halaman, pertanda kalau Jimin cs masih berada di dalam. "Teman-temanmu masih ada di sini.
Ia hanya menatapku datar. "Aku harus pulang."
"A-ah, baiklah. Aku akan masuk. Kau.. berhati-hatilah." Aku segera berjalan meninggalkannya dan segera memasuki rumah.
"Bodoh. Kalau memang ingin pulang, kenapa harus mengantarku dulu?" gumamku begitu memasuki rumah.
"Wah.. kau baru saja pulang?" Langkahku terhenti begitu melewati ruang tv. Aku menoleh dan mendapati mahluk-mahluk itu cengengesan. Aku merasakan hal yang buruk akan terjadi.
"Mana Taeyong?" sambung Hanbin Oppa.
"Dia baru saja pulang setelah mengantarku."
"Wooo~"
Aku menaikkan alis melihat reaksi mereka yang tiba-tiba menjadi aneh.
"Lalu bagaimana dengan kencan kalian?" Kini Jaebum menahan tawanya. Membuat Eunwoo menyikutnya.
"Aish.. kenapa menanyakannya? Haneul akan malu." Ia terkekeh.
"K-kencan? Yakk.. aku tidak kencan dengannya!"
"Oo.. benarkah? Lalu apa ini?" ujar Jimin sembari menunjukkan layar ponselnya. Aku berjalan ke arahnya untuk melihat apa yang ada di sana. Dan aku terkejut bukan main. Itu adalah sebuah artikel di salah satu website sekolah yang biasa digunakan untuk mading.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Cogan✔
Fanfic[𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍] Kim Haneul adalah satu-satunya gadis yang merasa tidak beruntung ketika dirinya dipindahkan sekolah oleh orang tuanya. Sekolah barunya bukanlah sekolah biasa, karena di sana banyak sekali murid-murid 'luar biasa'. Masalah me...