20

1.1K 241 10
                                    

Saras

Suatu ketika di tahun terakhir SMA saat bulan Ramadan, aku memiliki janji dengan Aul untuk buka puasa bersama. Bahkan saat itu aku sudah memesan tempat di salah satu restoran Jepang. Sayangnya, pukul empat sore ketika aku bersiap-siap untuk berangkat ke lokasi, Aul membatalkan janji.

"Gue minta maaaaaf banget, soalnya ini beneran mendadak. Gue nggak bisa kalau nolak permintaan Ibu." suara Aul terdengar di ujung sana.

Aku kesal, iya, tapi entah kenapa aku tidak bisa lama-lama kesal dengan manusia yang satu itu.

"Ya udah nggak apa-apa,"

"Terus lo gimana? Mau ajak yang lain nggak? Apa gimana?"

Aku berpikir sebentar. Benar juga. Aku sudah memesan tempat untuk dua orang. Terus siapa yang harus kuajak?

"Gampang, deh. Gue nggak apa-apa, beneran." kataku. Nada suara Aul yang terdengar merasa bersalah terus masuk ke telingaku dan aku berkali-kali meyakinkan dirinya untuk tidak mempermasalahkan hal itu. Bagaimanapun, permintaan orang tua merupakan salah satu permintaan yang sulit untuk ditolak. Aku memaklumi itu.

Aku mengajak ibu untuk menemaniku, tapi ibuku tidak mau. Ibu malah menyarankanku untuk membatalkan reservasi, tapi saat itu hanya beberapa jam menuju waktu berbuka puasa. Dan entah kenapa aku tidak mau membatalkan reservasi itu. 

Sampai akhirnya, aku tetap berangkat. Sendiri. Aku tidak masalah jika akhirnya akan makan sendirian. Sebelum ke restoran, aku berbelok sebentar ke toko buku. Aku tidak ingin membeli buku apa pun, aku hanya melihat-lihat saja sambil menunggu waktu berbuka.

Dan di sana, aku bertemu Bayu. Sampai saat ini, kadang aku menganggap kejadian itu lucu karena skenario Tuhan bisa begitu mengejutkannya.

Aku dan Bayu mengobrol sebentar, basa-basi menanyakan pertanyaan sederhana seperti lagi apa di sini, sama siapa, kok sendirian dan sebagainya. Sampai pada suatu titik aku teringat dengan reservasi di restoran. Tanpa pikir panjang, aku mengajak Bayu untuk menemaniku berbuka. Sedetik kemudian, aku merutuki kebodohanku, lupa kalau Bayu tidak berpuasa.

"Kalau lo mau," tambahku disertai senyum canggung.

Bayu, entah dia kelewat baik atau apa, ia tersenyum dan mengiyakan ajakanku.

Sebenarnya kami memang belum terlalu mengenal, tapi mungkin, ketika Bayu pertama kali mengantarku pulang dan acara berbuka bersama yang tanpa sengaja itu, berhasil menjadi turning point hubungan kami.

Yah, kalau saja aku bisa menyebutnya begitu.

Sambil menunggu waktu berbuka, kami mengobrol banyak hal dengan berbagai topik. Salah satunya adalah percakapan yang aku ingat, sampai sekarang.

"Ngomongin soal Jepang, gue jadi inget sesuatu," kata Bayu.

Aku menatap Bayu. "Apa?"

"Di Jepang ada istilah ichigo ichie. Tahu nggak artinya apa?"

"Apa?"

"Artinya lo harus selalu mensyukuri setiap pertemuan, anggap aja itu pertemuan terakhir di dalam hidup ini."

Dahiku berkerut samar. "Kenapa harus dianggap sebagai pertemuan terakhir?"

"Lo jadi bisa menghargai pertemuan pertama—bahkan mungkin yang terakhir," jawab Bayu, tersenyum. "Siapa coba yang bisa jamin kalau kita bakal ketemu lagi?"

Aku terdiam, entah harus merespon apa selain bertanya padanya dengan suara pelan, "Lo berharap kita nggak ketemu lagi?"

"Bukan gitu." Bayu terkekeh pelan.

"Terus gimana?"

"Even when the same group of people can get together again, a particular gathering will never be replicated and thus, each moment is always once-in-a-lifetime." ujar Bayu, tersenyum.

Tapi saat itu, aku tidak bisa benar-benar tersenyum. Aku hanya memaksakan senyum yang mungkin jatuhnya jadi aneh di wajahku sendiri.

Sekarang aku paham kenapa saat itu aku tidak bisa tersenyum mendengar ucapan Bayu.

---

A/N: Hai, haiiii. Long time no see yaaa huhu kangen sama cerita ini dan kangen nulis juga :(

Iya, ini tuh rencananya mau dipos bulan puasa kemaren tapi karena berbagai hal jadi batal 😂

Oh iya, ayo stream Stray Kids - Side Effects buat kalian yang belum stream, karena kita nggak sendirian sakit kepala (halah, apaan si wkwk)

Ya gitu dehhh. Selamat akhir pekan dan selamat beristirahat, teman-teman. 🙆🏻‍♀️

Renjana & KiwariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang