FNB-BAGIAN 4

1.4K 70 91
                                    

Tak terasa bel istirahat dibunyikan. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas, dengan tujuan yang berbeda-beda tentunya.

Friska? Saat ini ia tengah merapikan buku-bukunya. Ia tak banyak bicara, terlebih ia duduk sendiri, jadinya mau berbicarapun rasanya tidak mungkin. Yakali dia ingin berbicara pada bangku kosong yang ada disampingnya.

"Hai?" sapa seorang siswi cantik dengan pawakan tubuh yang menjulang tinggi dengan rambut hitam pekatnya.

"Oh hai?" balas Friska canggung.

"Nggak usah canggung ngomong sama aku. Oh ya, kenalin naka aku Camelia," katanya sembari mengulurkan tangannya.

"Udah tau aku dong pasti hehe," ucap Friska membalas uluran tangan Camelia.

"Panggil aja Lia. Kalo manggil Camelia kepanjangan," kata Camelia sambil terkekeh.

"Haha bisa aja kamu," balas Friska.

"Mau ke kantin bareng?" ajak Camelia.

Frisna nampak menimang-nimang ajakan Camelia barusan. "Boleh yuk?" balasnya yang membuat Camelia tersenyum bahagia mendengar jawaban Friska barusan.

"Ngomong-ngomong. Kamu kenapa pindah kesini?" tanya Camelia.

"Pengen pindah aja, ikut Pakdhe, Budhe disini. Pengen ngerasain tinggal di Boyolali itu gimana," balas Friska sembari terkekeh.

"Eh-eh itu siapa? Cantik bener. Baru liat, anak baru ya?"

"Wasekk target baru ini mahh!!"

"Camelia beruntung banget ya, bisa langsung deket sama anak baru gitu?"

"Pengen dong gantiin posisinya Camelia,"

"Cantik!!"

"Switt-switt!"

"Nggak usah di dengerin ya? Biasa anak sini emang suka gitu kalo liat yang bening dikit," kata Camelia.

"Iya gapapa kok," balas Friska.

"Rasanya tinggak di Bandung gimana sih? Gue kok penasaran ya sama kota disana?" tanya Camelia.

"Bandung mah udah nggak kaya dulu lagi. Pas aku masih kecil, suasana mah udah kaya pegunungan gitu. Adem, asri, nggak banyak polusi. Kalo sekarang, panas, apek, pohon-pohon juga udah nggak banyak," balas Friska.

Selama perjalanan menuju kantin, tak habis-habisnya Friska maupun Camelia saling bertukar cerita. Hingga tak terasa mereka sudah sampai dikantin.

"Penuh Li," kata Friska dengan nada kecewa.

"Eh itu masih ada dua bangku yang kosong," kata Camelia sembari menunjuk salah satu meja yang letaknya bisa dibilang paling ujung kantin.

"Yaudah deh gapapa, udah laper soalnya," kata Friska yang langsung menarik lengan Camelia menuju meja yang Camelia tunjuk tadi.

"Mau pesen apa? Biar aku yang pesenin," tawar Camelia.

"Adanya apa Li? Kalo Boyolali khas makanannya apa?" tanya Friska.

"Dikira kantin ini pusat oleh-oleh? Adanya cilung, cimi, batagor, bakso, mie ayam, bubur, kebab, burger, dan banyak lagi lah. Pokoknya semua dijamin enak-enak," balas Camelia menirukan gaya bahasa salah satu penjual yang ada dikantin.

"Samain sama kamu aja deh Li, tapi aku penasaran sama yang namanya apa tadi? Cim? Cimi?" kata Friska.

"Oh cimi, itu mah nggak bikin kenyang Fris. Mending bakso aja gimana? Kalo cimi itu cocoknya buat makanan samping," balas Camelia.

Fake Nerd BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang