FNB-BAGIAN 29

551 20 6
                                    

Terkadang logika itu salah.

####

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

####

Sekitar 10 menit ia menunggu, namun hujan tak kunjung reda. Sampai sebuah motor berhenti tepat di hadapannya. Keadaannya basah kuyup, ia tidak memakai seragam sekolah.

Friska memicingkan bola matanya, mencoba menerawang siapa sosok yang ada di balik helm full face nya itu. Hingga ia sadar, orang itu adalah Kevin.

"Loh, Friska?" kejutnya kala ia mendapati Friska yang terduduk di bangku halte.

"Kak Kev? Kakak darimana? Basah kuyup gini, nggak pakai seragam juga. Kakak nggak sekolah?" Tanya Friska bertubi-tubi.

"Tanya satu-satu kali Fris," kekeh Kevin, ia ikut duduk disamping Friska.

"Kakak darimana?" Tanya Friska.

"Dari rumah sakit," balas Kevin santai.

"Kakak sakit?" Tanyanya lagi.

"Enggak, habis jagain Mama. Mama sakit, makanya nggak sekolah, ini mau pulang dulu ngambil baju ganti. Nggak taunya malah hujan deras gini, yaudah neduh dulu," balas Kevin menjawab semua pertanyaan yang nantinya akan Friska ajukan padanya.

Friska hanya mendengus.

"Mama Kakak sakit apa?" Tanyanya sekali lagi.

"Kecapean aja," balasnya sembari menyunggingkan senyum manisnya.

"Kamu kenapa belum pulang?" Tanya Kevin yang seolah menusuk hati Friska. Baru saja ia ingin melupakan kejadian dimana dirinya disuruh pulang sendiri oleh Keanu barusan, namun malah diingatkan kembali.

"Iya, nggak ada angkutan Kak," balas Friska masih berusaha menunjukkan senyumannya.

"Ummm, pacar kamu kemana emang?" Tanyanya lagi. Sungguh, Friska ingin tuli saja.

"Dia lagi ada urusan katanya, jadi ya, aku pulang sendiri," balas Friska masih dengan senyum palsunya.

"Bareng sama aku aja kalau gitu," ini bukan tawaran, melainkan permintaan yang Kevin ajukan pada Friska.

"Nggak deh kak, takut ngrepotin kakak. Lagian kan, rumah kita beda arah," tolak Friska.

"Nggak jadi masalah juga kali Fris, kalau aku harus antar kamu pulang dulu. Udah makin sore, takutnya ada apa-apa," ucapnya.

Hmmm... Mungkin tidak ada salahnya Friska menerima tawaran Kevin barusan. Benar apa katanya, hari semakin larut, dan tidak ada angkutan yang lewat sejauh ini.

"Terserah Kakak aja."

"Eh, ngomong-ngomong. Kakak udah makan?" Tanya Friska. Kevin nampak berpikir sejenak sampai akhirnya ia menggeleng tanda belum.

"Ini, aku tadi sempet beli roti, buat kakak aja," ucap Friska sembari memberikan satu bungkus roti yang tadi sempat ia beli sebelum pulang sekolah.

Fake Nerd BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang