FNB-BAGIAN 15

965 40 18
                                    

"Siapa kamu sebenarnya? Aku tidak asing dengan wajahmu. Tapi aku begitu asing dengan sikapmu."

•Friska Cassandra•

♣♣♣

Saat ini, Friska tengah mondar-mandi dikamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, itu artinya. Setengah jam lagi, Lingga akan datang kerumahnya. Menjemputnya.

Friska hanya bingung, bagaimana nanti ia akan meminta izin pada Agus dan juga Laras?

Pintu kamar Friska terbuka. Laras datang menghampirinya. "Kowe ki kenapa to Nduk? Dari tadi kok mondar-mandir udah kaya setrika baju aja," kata Laras yang sudah berdiri diambang pintu.

"Anu Budhe, nanti Ica izin keluar ya?" tanya Friska ragu-ragu.

"Mau kemana? Terus sama siapa?" tanya Laras yang mulai curiga.

"Sama temen Budhe. Mau keliling aja, paling nanti mampir bentar lah. Jadi nanti Ica pulang agak maleman," kata Friska.

"Bajumu kok kaya gitu? Yang sopan dikit to," kata Laras, pasalnya Friska saat ini tengah mengenakan celana levis yang terdapat sobekan di beberapa titik. Dan juga kaus putih polos bertuliskan anti mandi-mandi club. Tak lupa dengan rambut yang ia biarkan tergerai.

"Cuma keliling Boyolali kota aja Budhe. Palingan mentok cuma sampe alun-alun doang kok," balas Friska.

"Hmm, yasudah. Kamu hati-hati," kata Laras yang kemudian keluar dari kamar Friska.

Ponsel Friska berdering, ada panggil dari Camelia yang masuk.

"Hallo Li? Kenapa?" tanyanya begitu panggilan ia jawab.

"Kamu sekarang dimana Fris?"

"Aku di rumah sekarang. Kenapa emangnya?"

"Anu, aku mau nginep dirumah kamu, barang mungkin satu atau dua, tiga hari."

"Aku lagi mau pergi ini Li. Kalau mau nginep lama juga gapapa, tapi nanti aku jemput kamu kalo urusan aku udah kelar ya?"

"Iya gapapa kok. Sorry udah ngrepotin, kalo gitu. Aku tutup dulu ya? Mau push rank dulu, see you Friska."

"See you too Camelia."

Bipp!

Panggilan Friska tutup. Ia geleng-geleng kepala mendengar penuturan sahabat barunya itu. Bagaimana bisa, sosok Camelia menjadi pecandu game. Dan skill-nya bahkan sudah bisa menyamai anak gamers level pro.

Friska menatap jam, sudah pukul setengah lima. Laras juga sudah memberitahu Friska kalau didepan ada temannya. Tanpa bertanyapun, Friska sudah tau kalau orang itu adalah Lingga.

Sejenak ia menatap pantulan dirinya didalam cermin. Terlihat perfect. Ditatapnya layar ponsel itu, entah kenapa saat ini dirinya sedang merasa ragu. Tapi ya sudahlah, sudah terlanjur juga.

"Aku ragu kalau dia cowok beneran. Baru kalo ini aku liat dan tau kalau ada cowok minta tolong cewek buat tawuran," gumamnya pelan.

Friska turun kebawah untuk berpamitan pada Laras. "Budhe, Friska duluan. Assalamualaikum," katanya.

"Hati-hati ya nduk, Waalaikumsallam," balasnya. Friska hanya mengangguk dan berjalan keluar rumah. Terdapat sosok Lingga yang tengah bersandar di badan samping mobil. Memainkan ponselnya tanpa menyadari jika Friska sudah berdiri dihadapannya.

"Woy jadi nggak?" tanya Friska.

"Udah dateng? Nggak nyapa pelan dulu. Langsung ngegas aja," kata Lingga merengut.

Fake Nerd BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang