Part 45 : Senyuman

11.2K 399 2
                                    

بِسْـــــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــــــــــــمِ

Senyummu itu dapat mengalihkan seluruh dunia. Dunia aku aja teralihkan karena senyuman kamu, gimana dengan dunia orang lain?! Jadi, jaga baik-baik senyum kamu itu yaa

(Ananda Alwi)

🔹🔹🔹

Alwi POV

Sungguh hari ini aku harus banyak bersyukur, setelah mendengar ucapan istriku tadi bahwa dia tengah mengandung anakku, aku sangat bahagia. Akhirnya, semua doaku terjawab sudah.

Saat ini aku tengah memandang kearah jendela. Aku tengah memandang rintikan hujan yang jatuh membasahi bumi. Jendelaku juga terlihat mulai mengembun.

"Mas" panggil Aisyah. Aku langsung menoleh ke belakang, ternyata istriku itu sudah berdiri tepat dibelakang ku dan tersenyum sangat manis, bahkan sangat-sangat manis. Hmmm rasanya ingin sekali aku menciumnya!

(Bisa bayangin kan senyumnya Aisyah kek gimana? 😂)

"Ada apa?" Tanyaku, dia masih tersenyum sampai sekarang. Dan itu semakin membuatku sangat-sangat ingin menciumnya.

"Kalo kamu masih senyum terus, ntar mas cium lhoo... Mau?" Dia langsung kaget setelah mendengar ucapanku tadi. Lalu menggeleng cepat.

"Makanya jangan senyum-senyum terus, ntar mas tambah cinta lhoo" ucapku sedikit menggoda nya.

"Apaan sih mas, gombal banget sih!" Pipinya langsung memerah, aku tau kalau dia sedang malu. Tapi, aku heran dengannya, dia masih sempat-sempatnya menyindir ku.

"Dihh apanya yang gombal? Siapa juga yang ngegombal coba? Lagian apa yang mas bilangin tadi, bener kok! Jangan senyum-senyum, ntar mas tambah cinta karena senyum kamu itu selalu bisa ngalihin dunia mas, tau!"

"Kan gombal lagi!" Ucapnya.

"Ini nggak gombal, Humaira! Masa tiap mas ngomong jujur, kamu selalu bilang mas gombal sih?! Kenapa, kamu malu ya" tuduh ku.

Dia terkejut dan sedikit gelagapan, "ng-nggak kok! Siapa juga yang malu? Suudzoon mulu sama istri juga!"

"Iya iya, sayang" ucapku.

Kami terdiam beberapa saat, kemudian.

"Humaira" panggilku.

Istriku yang tengah menunduk itupun langsung mendongakkan kepalanya, menatapku. Aku juga menatap matanya yang begitu indah, tapi anehnya ada gejolak aneh didalam tubuhku. Mengapa setiap kali aku memandang matanya, aku merasakan jantungku berdetak kencang seperti orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Padahal, aku sudah sering melakukan ini. Namun, kenapa jadi aneh?! Ntahlah, aku tidak ingin terlalu memikirkannya.

"Sayang, senyum kamu itu sangat berharga buat mas. Jangan pernah menebarkan senyum indahmu itu kepada lelaki lain selain mas, ya, sayang! Cukup mas saja yang terpesona dengan senyuman mu itu, orang lain jangan! Mas takut, senyum kamu itu nanti akan menimbulkan fitnah untuk yang lain, mas takut jika lelaki lain yang melihat senyummu akan dengan mudahnya menaruh hati padamu, senyummu itu dapat mengalihkan seluruh dunia. Seperti dunia mas yang sekarang sudah teralihkan karena senyuman mu itu! Jaga senyummu ya, sayang" aku mengusap puncak kepalanya yang tertutup hijab.

Kau Calon Imamku <HIATUS>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang