Part 65 : Perjuangan

3.3K 195 34
                                    

بِسْـــــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــــــــــــمِ

Ketika melahirkan, seorang wanita tidak diragukan lagi merasakan sakit. Rasa sakit inilah yang akan menghapus dosanya. Apabila dia bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah, selain dihapus dosanya, dia akan mendapatkan tambahan pahala dan catatan kebaikan.

🔹🔹🔹

Brakkk!!!

Pukulan dari sebuah meja mengejutkan kedua pria berbadan kekar yang sedang berdiri ketakutan dihadapan boss nya.

"Bagaimana bisa terjadi?! Kenapa kalian hanya memperhatikannya saja? Seharusnya jika kalian sudah melihat orang itu mendekati Aisyah, kalian tahan dia! Bukan sebaliknya!" Tangan pria itu terkepal, wajahnya memerah menahan amarah.

"Ma-af, bos. Ka-kami hanya ta-kut ji-ka non Aisyah ta-tau siapa ka-kami" ucap salah satu pria berbadan kekar itu gugup.

Rifki Abdullah As-Syakhir, ya itulah nama pria yang kini sedang berhadapan dengan 2 orang pria suruhannya.

Rifki menarik nafasnya, mencoba untuk meredakan emosinya yang kini sedang memuncak.

"Kalian tetap awasi adik saya, jangan sampai kejadian kemarin terulang lagi" ucapnya.

Kedua pria berbadan kekar itu pun mengangguk lalu pamit untuk keluar.

"Huffftt" helaan nafas keluar dari mulut Rifki, ia memijit dahinya sambil beristighfar karena telah terbawa emosi tadi.

Rifki, pria yang dikenal dingin dengan orang disekitarnya kecuali keluarganya. Bila sudah berhadapan dengan keluarganya, sikap dingin itu berubah menjadi hangat.

🍁🍁🍁

Aisyah kini berada di rumah mertuanya, karena sudah lama sekali ia tidak mengunjungi rumah mertuanya.

"Umi, mau Aisyah bantu masak?" Tanya Aisyah yang melihat mertuanya itu sedang memotong cabai.

Umi Nafisah tersenyum lembut sambil menatap wajah cantik menantunya itu yang tidak tertutup cadar.

"Ga usah, nak. Biar umi aja, lebih baik kamu istirahat. Umi takut suami mu akan marah kalo ngeliat kamu kek gini, ga istirahat" ucap umi Nafisah, senyum yang tadi diperlihatkan tidak luntur.

Wajah Aisyah berubah menjadi sendu, padahal ia sangat ingin membantu mertuanya memasak, namun apalah daya Alwi terlalu posesif sehingga ia tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan yang berat.

Menurut Aisyah, memasak tidaklah berat, tetapi Alwi akan marah jika Aisyah melakukan itu. Pekerjaan rumah saja semuanya bik Surti yang melakukannya.

"Alasan suami kamu posesif itu karena dia sayang sama kamu, nak. Dia ingin kamu terlalu lelah dan terjadi apa apa pada kamu dan calon anak kalian" ucap umi Nafisah seperti tau apa yang kini sedang dipikirkan Aisyah.

Aisyah tersenyum kikuk membenarkan ucapan umi mertuanya, selama ini ia hanya memikirkan dirinya dan menuruti kemauannya saja tanpa memikirkan bayi yang ada di kandungannya.

Kau Calon Imamku <HIATUS>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang