بِسْـــــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــــــــــــمِ
rezeki, jodoh, maut
semuanya sudah menjadi takdir Allah🔹🔹🔹
Ada yang kangen? wkwk
"Dok, bagaimana dengan keadaan anak saya?" Tanya Alwi.
Alwi merasakan perasaannya jadi tidak enak, ia melihat wajah sang dokter yang terlihat lesu.
Sang dokter menghela nafasnya, "pak, sebelumnya saya minta maaf. Kami sudah berusaha sebisa kami, tapi anak bapak tidak dapat kami selamatkan. Saya harap, bapak bisa bersabar".
Saat itu juga Alwi merasakan sesuatu seperti benda tajam menusuk hatinya, matanya sudah berkaca-kaca, ia melihat istri nya yang sampai sekarang belum sadarkan diri. Air mata Alwi langsung menetes, ia mengambil tangan istri nya dan menciumnya.
"Bagaimana aku bisa mengatakannya padamu, Humaira? Aku tidak sanggup untuk mengatakannya, aku takut kamu akan terpukul setelah mendengarnya dan menyalahkan dirimu sendiri" ucap Alwi sambil terisak.
Ia tak dapat membayangkan betapa hancur perasaan istri nya saat mendengar kabar bahwa anaknya tak dapat diselamatkan.
"Nak" panggil Abi Salim. Alwi langsung menoleh, ia tak sadar jika semua orang sudah berada di ruangan Aisyah dan mendengar ucapannya.
Umi Nafisah yang tak tega melihat anaknya seperti itu langsung memeluknya, memberi kekuatan agar anaknya tetap sabar dan kuat. Seketika tangis Alwi pecah dipelukan umi nya.
"Kamu yang sabar nak, ini semua cobaan untuk kita. Kamu harus kuat, kamu ga boleh seperti ini, kalo kamu seperti ini siapa yang akan menguatkan Aisyah? Umi tau kamu hancur, umi ngerti perasaan kamu, tapi ini udah takdir nak, Allah tau apa yang terbaik untuk kalian berdua" ucap umi Nafisah menenangkan Alwi.
"Tapi, bagaimana cara Alwi memberi tau Aisyah, mi? Dia pasti akan sangat sedih, Alwi ga tega melihatnya, mi" ucap Alwi yang masih terisak.
Umi Nafisah melepaskan pelukannya dan menatap wajah putra kesayangannya itu, "dengerin umi, nak. Kamu harus bisa menjelaskan kepada Aisyah, kamu tenangin dia, oke?"
Alwi mengangguk, kemudian ia melihat kedua mertuanya yang berada disamping kanan brankar Aisyah. Umi Laras menangis melihat putri kesayangannya yang masih belum sadar, tangannya mengelus kepala Aisyah yang terbalut hijab.
Lalu ia melihat abi mertuanya yang sedang duduk sambil memijit pelipisnya dan disampingnya ada aa Rifki, kakak iparnya. Alwi tau Abi mertuanya itu juga sedang menangis seperti yang lainnya. Aa Rifki yang sedari tadi memalingkan wajahnya karena tidak sanggup melihat adik kesayangannya yang terbaring lemah dan masih belum sadar pula.
🍁🍁🍁
Langit sudah mulai menggelap, pertanda bahwa malam tiba. Semua keluarga sudah pulang ke rumah untuk mengambil perlengkapan Aisyah. Alwi masih setia menemani istrinya yang masih terbaring lemah.
Tak lama kemudian, jari-jari lentik Aisyah mulai bergerak. Perlahan kedua kelopak mata Aisyah mulai terbuka. Akhirnya, Aisyah sudah sadar, Alwi tersenyum melihat istrinya sambil mengucap hamdalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Calon Imamku <HIATUS>
ДуховныеHigh Rank 🏆 #1 in Cadar (06 April 2019) #5 in Dalam (12 April 2019) #12 in Diam (18 April 2019) 💜💜💜 Cerita ini mengisahkan tentang seorang wanita yang bernama Aisyah. Orang tua nya menjodohkannya dengan anak dari temannya, tanpa sepengetahuan A...