Part 20 : Panggilan Istimewa

21.2K 703 3
                                    

بِسْـــــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــــــــــــمِ

Bagiku kau adalah bidadari titipan Tuhan untukku. Ya Zaujati, ku ingin seperti Rasulullah yang gagah, berani, tegas, dan sempurna untuk pasangannya. Aku ingin seperti itu, walaupun tak sepenuhnya diriku sempurna menjadi suami seperti Rasulullah, tetapi aku akan tetap berusaha menjadi suami terbaik bagimu, ya Humaira

(Ananda Alwi)

🔹🔹🔹

Aisyah POV

Hari ini aku akan tinggal di rumah ku sendiri, berdua dengan kekasih halalku, mas Alwi.

Setelah sarapan aku dan mas Alwi segera bersiap untuk ke rumah baru
Ku.

"Mi, Abi, aa Aisyah pamit ya. Sekarang Aisyah akan tinggal bersama suami Aisyah, umi tenang aja Aisyah akan menjadi istri yang baik buat mas Alwi mi" ucapku pada umi, Abi, dan aa.

"Apa tidak bisa lebih lama lagi nak?" Tanya umi.

"Nggak bisa mi" lirihku.

Sebenarnya aku belum bisa jika harus meninggalkan keluargaku, terutama umi saat aku pergi, dan aa pergi umi akan sendiri di rumah karena Abi akan sibuk di kantor.

"Hati-hati ya" ucap Abi.

"Dek jaga diri kamu baik-baik, patuhi perintah suamimu, jangan tinggikan suaramu di depannya, jadilah bidadari surga" pesan aa.

Kemudian aku memeluk mereka, air mataku turun begitu saja. Aisyah cengeng? Ya memang benar itulah kenyataannya, Aisyah memang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya, Aisyah memang lemah!

Setelah itu aku dan suamiku pamit kepada orang tua ku.

Mas Alwi menggandeng ku menuju mobil, aku membuka kaca mobil sedikit lalu melambaikan tangan pada mereka.

Mas Alwi melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Aku hanya memandang kearah luar, air mataku yang sedari tadi turun sudah membasahi cadar ku.

"Sayang" mas Alwi memegang tanganku, sontak aku terkejut.

"Hmmm... Ada apa mas?" Tanyaku gugup.

"Udah kamu jangan sedih, sekarang ada mas, mas akan menjagamu dan memberikan kasih sayang padamu" ucapan mas Alwi membuatku sedikit tenang.

Aku hanya tersenyum lega, dia juga ikut senyum lalu mencubit hidungku.

Ya, itulah yang sangat ku suka. Mas Alwi seperti aa orangnya romantis dan bisa membuat semua orang bahagia.

"Sayang kita mau mampir ke rumah Abi dan umi mas dulu nggak?"

"Hmmm... Kita pulang ke rumah kita dulu aja mas, habis maghrib nanti baru ke rumah orang tua mas"

Mas Alwi hanya mengangguk patuh, tidak butuh waktu yang lama aku dan mas Alwi sampai di rumah baru kami.

Ya rumah yang cukup megah, perpaduan warna pink dan biru warna kesukaan kami. Rumah ini adalah pemberian dari Abi dan Abi mertuaku.

Mas Alwi langsung menghentikan mobilnya tepat di depan rumah, dia langsung keluar dan mengitari mobilnya lalu membukakan pintu untukku.

Saat hendak mengambil barang kami di bagasi mobil, mas Alwi mencegah ku.

"Udah biar mas aja, kamu langsung masuk aja kan kamu capek" ucap mas Alwi yang mencekal tanganku.

Aku hanya menutup mata sambil tersenyum dan dia kembali menarik hidungku.

Kau Calon Imamku <HIATUS>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang