Part 34 : Rama dan Dila (3)

8.7K 401 6
                                    

بِسْـــــــــــــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْـــــــــــــــمِ

Ku yakin keputusan ku untuk menerima dirimu menjadi imamku adalah keputusan yang tepat, dan aku sangat bersyukur akhirnya doaku selama ini terjawab sudah, penantian ku selama ini terbalas sudah

(Dila Syafira Marista)

🔹🔹🔹

"Gimana sayang?! Ayo jawab, jangan kelamaan mikirnya" kini giliran mamanya Dila yang bertanya.

Dila menarik nafas sebelum menjawabnya.

"Dila minta maaf, Dila hanya ingin meminta waktu pada kalian untuk berfikir dan beristikharah sebelum Dila benar-benar menerima lamaran ini. Dila ingin meminta petunjuk dari sang Khaliq, Dila tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Tolong beri Dila waktu selama satu minggu untuk istikharah, setelah itu kalian boleh datang kesini lagi untuk mendengarkan keputusan Dila" ucap Dila penuh ketegangan.

"Baiklah kalo itu mau mu Dil, saya akan menunggu jawaban darimu" ucap Rama tegas.

"Yaudah, nanti kita kesini lagi untuk mendengarkan keputusan Dila" ucap om Deni selaku ayah dari Rama.

"Dengan senang hati kami menunggu kalian datang kemari" ujar papa Dila.

🍁🍁🍁

Hari demi hari berlalu begitu cepat, sebelumnya Dila meminta waktu satu minggu kepada keluarga Rama untuk beristikharah sebelum benar-benar menerima lamaran dari Rama.

Saat ini adalah waktunya Dila mengungkapkan keputusan nya itu, setelah Dila beristikharah.

"Bagaimana keputusan mu nak?" Tanya mama Dila.

"Insya Allah ma, ini keputusan terbaik yang Dila ambil! Dila yakin Allah akan merestui keputusan Dila, mama doakan saja yang terbaik untuk anak mama ini, Dila sudah mendapatkan jawaban atas istikharah Dila" ucap Dila penuh pengharapan.

"Jadi kamu akan menerimanya?" Tanya mama Dila lagi, raut wajah yang tergambarkan adalah raut wajah bahagia.

"Insya Allah ma" jawab Dila tersenyum.

"Alhamdulillah, mama seneng nak, mama akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu" ucap mama Dila lalu memeluk Dila erat.

Malam ini keluarga Rama akan kembali datang ke rumah Dila hanya untuk mendengarkan jawaban dari keputusan Dila. Gugup, cemas, grogi tergambar jelas di wajah Dila.

"Udah nggak usah gugup sayang" ucap mama Dila menenangkan anaknya.

"Nggak tau ma, Dila kok jadi gugup begini" ucap Dila, kini keringat dingin mulai bercucuran.

Ting... Ting...

Bel rumah Dila berbunyi, pertanda ada tamu yang datang. Mungkin itu adalah Rama dan keluarganya.

"Itu mungkin mereka, mama bukain pintu dulu untuk mereka ya. Cepet siap-siap pakai cadar kamu!" Titah mama Dila.

Dila hanya mengangguk mengiyakan, lalu bersiap siap untuk kebawah.

Kau Calon Imamku <HIATUS>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang