Rahasia Adrian

900 99 6
                                    


Adrian melangkahkan kakinya dengan santai di koridor kampus menuju kelasnya. Para Mahasiswi yang melihatnya pun mulai berbisik mengomentari betapa kerennya penampilan Adrian hari ini.

Seperti biasa Adrian memakai plain t-shirt dengan celana jeans ditambah kemeja denim yang ia pakai setelah plain t-shirtnya itu. Sebelah bahunya menyandang backpacknya sementara kedua tangannya bersembunyi didalam sakunya.

Adrian tidak seterkenal Arvin. Namun, bisa dibilang dia Mahasiswa ketiga yang terkenal akan visualnya setelah Arvin dan yang kedua Raditya. Mahasiswa jurusan kedokteran yang tak lain adalah kakak dari Ghina sahabat Feyya.

Tidak seperti Arvin yang menanggapi kepopulerannya dengan tebar pesona kepada Mahasiswi baru sampai para senior. Adrian tidak mempedulikan itu, bahkan ketika ia disapa pun. Dia hanya menganggukkan kepalanya tanpa membalas 'Hai'. Walaupun Adrian terkesan sangat cuek tapi sifatnyya itu dianggap sangat keren oleh para Mahasiswi.

Adrian memasuki kelasnya melalui pintu belakang, pandangannya langsung tertuju kepada Feyya yang sudah duduk di bangkunya dan disana juga ada Ghina yang sedang mengobrol dengannya. Adrian menduduki bangkunya masih dengan memandang Feyya. Tiba-tiba pandangannya tertutup karena seseorang menutupi pemandangan itu.

Adrian mendongak menatap gadis yang ia kenal sebagai teman sekelasnya.

"Adrian, gue minta tolong seperti biasa dong." ujarnya. Ya, ini sudah menjadi hal yang biasa bagi Adrian. Adrian pun tidak mengerti kenapa perempuan ini selalu meminta tolong bantuan dia untuk memasang kabel port proyektor yang tergantung cukup tinggi di depan kelas. Padahal masih banyak laki-laki di kelas yang tak kalah tinggi dari Adrian.

Adrian berjalan menuju ke depan kelas. Ia melewati barisan meja Feyya, telinganya menangkap pembicaraan Feyya dan Ghina.

"Jadi lo gabung di BEM dong feyy?"

"Iya Ghin. Tapi, cuma buat acara charity doang kok."

"Gak apa-apa Feyy, gue juga kok. Akhirnyaa gue ada temen balik kalo-kalo meetingnya selesai malem kayak kemarin."

'Feyya gabung di BEM.' gumam Adrian dalam hati.

Seselesainya dia memasang kabel port ke proyektor dia kembali menuju mejanya. Ia mengeluarkan ponsel miliknya dari saku. Lalu dengan segera mengirim chat kepada seseorang.

"woi kak!"

"P"

"P"

Adrian melihat bahwa belum ada tanggapan dari orang itu. Tepat saat ia ingin mengirim pesan lagi, dosen memasuki kelasnya. Adrian kembali mamasukkan ponselnya kedalam sakunya. Ia bisa melihat Ghina melambai kepada Feyya, menyudahi perbincangannya dan berlari kecil keluar dari kelasnya melalui pintu belakang.

***

Mata kuliah jam pertama dan terakhir sudah selesai. Kini jam menunjukkan jam 2 siang, sudah waktunya istirahat. Cacing-cacing di perut sudah berdemo meminta Adrian untuk memberinya makan. Adrian mengeluarkan ponselnya kembali. Ia melihat balasan dari chat sebelumnya.

Damian: "apa bro?"

"Eh gue mau gabung BEM nih."

Tak lama pesannya terbaca dan mendapat balasan kilat.

Damian: "ada angin apa lo tiba-tiba mau gabung? Padahal sebelumnya lo udah nolak gue 🤨"

Shoot Me StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang