Penolakan

813 82 10
                                    

Sebuah pintu terbuka dan menampilkan seekor anak anjing yang sedang menunggu tepat di depan pintu menyambut sang papa.

"Guk!!"

Anak anjing itu menggonggong dengan ekspresi ceria. Kaki kecilnya menghampiri sang papa yang baru saja memasuki kediamannya. Tangan besarnya memberi usapan ke kepala anak anjing itu.

"Kamu nunggu papa pulang ya?" Tanyanya kepada sang anak anjing yang hanya dijawab oleh gerakan ekor dari anak anjing tersebut.

"Kamu lapar?"

Kaki kecil itu mengikuti langkah pria yang menyebut dirinya dengan panggilan 'papa' itu. Mengambil sekotak makanan kering dan memenuhi mangkuk sang anak anjing dan dengan lahap dimakan olehnya. Melihat anaknya memakan dengan lahap membuatnya tersenyum tanpa sadar. Ia menyadari bahwa stok makanan si anak hanya sisa sedikit.

"Kayaknya nanti harus ke petshop deh." gumamnya pelan.

Ia beranjak dari tempatnya dan membuka jaketnya serta kaos putih polosnya, tidak lupa membuka jeansnya. Lalu menaruh pakaian kotor tersebut kedalam mesin cuci, membiarkan tubuhnya tidak ditutupi apapun selain celana pendeknya yang menutupi daerah privatnya. Ia menghela napasnya lalu mengambil celana boxer dengan kaos sleveless yang baru saja ia beli minggu lalu.

Pria itu melihat anak anjingnya masih makan dengan lahap. Sepertinya anaknya itu kelaparan karena ia meninggalkannya tanpa mengisi mangkuknya. Setelah memastikan bahwa makanan untuk anaknya cukup ia mengambil sekaleng bir bintang dari kulkas dan langsung meminumnya ditempat.

"Ahh~" lenguhan kenikmatan itu berasal saat alkohol itu membasahi kerongkongannya, rasa itu menjadi rasa favoritnya setelah seharian melakukan aktivitas.

Walaupun ia tahu meminum alkohol secara rutin sangatlah tidak bagus untuk kesehatan. Namun, ia masih tidak bisa membiasakan sehari tanpa alkohol. Hanya 1~3 kaleng bir bintang itu tidak terlalu banyak kan?

Pria itu menghidupkan TV yang langsung menampilkan acara gosip. Ia kembali meneguk birnya dengan mata fokus ke layar TV.

"Aktor Yasa Narendra digosipkan menjalani hubungan dengan artis B setelah dikabarkan putus denganㅡ"

"Apaan sih gak mutu banget ini acara." Arvin berdecak kesal lalu dengan cepat mengganti saluran TV tersebut. Ia kembali meneguk birnya tanpa menyisakan setetes dari minuman beralkohol itu.

"Yah.. habis."

Arvin menghembuskan napasnya lalu meremas kaleng bir yang ada ditangannya itu dan melempar kaleng itu ke tong sampah yang berjaran 3 meter darinya. Dan masuk dengan mudahnya..

Ia kembali menghembuskan napasnya. Pikirannya kembali kepada kejadiaan 2 jam yang lalu. Ketika ia mengungkapkan perasaannya kepada gadis pujaan hatinya. Saat gadis itu dengan lantangnya menolak perasaannya.

Tiba-tiba Arvin tertawa...

"Hahahahaha gila."

Setelah sekiranya 2 menit tertawa dengan puas, pria itu mengusap air mata yang membasahi pipinya. Dalam hitungan detik ia kembali menghela napasnya.

"Ah sialㅡkenapa sih gue. Baru pertama kali di tolak udah hampir gila gini hahhㅡ"

Arvin kembali memutar kejadian sore tadi. Dimana Feyya menolaknya dengan tegas.


*


"Maaf.. tapi saya tidak bisa balas perasaan kamu."

"Kenapa?"

Arvin yakin saat itu wajahnya terkejut bukan main. Walau ia memprediksi akan ditolak. Tapi, ia tidak memprediksi bahwa dirinya 100% benar-benar ditolak seperti sekarang. Apalagi jika melihat wajah Feyya dengan santai dan sedikit maaf. Gak, bukan ini yang Arvin bayangkan.

Shoot Me StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang