Apa Sulitnya Bilang Suka?

808 89 17
                                    

Pagi hari ini mahasiswa berkumpul di taman villa, untuk memulai kegiatan pertama dalam acara makrab ini. Para Mahasiswa tengah berbisik tentang kegiatan apa yang akan mereka lakukan. Karena di villa ini tidak ada persiapan apapun untuk melakukan sebuah kegiatan seperti permainan.

"Gimana tidur kalian?" Damian membuka perbincangan. Para mahasiswa ada yang menjawab tidak tidur, ada yang menjawab tidur dengan nyenyak, dan bermacam lainnya.

"Okay! Pagi ini kita akan memulai sebuah game." Damian mengambil sesuatu dari sebuah paper bag. "Nah, kalian lihat bendera putih yang gue pegang?"

"Apaan tuh kak?"

"Jadi, game kali ini kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 orang dan satu kelompok itu harus mencari bendera putih disepanjang perjalanan menuju air terjun yang akan kita kunjungi."

"Wahh kayaknya seru nih." Ucap Jeremy yang menyenggol lengan Arvin. Arvin hanya tersenyum simpul membalasnya.

Mata Arvin terus terfokus akan sosok yang sedari tadi sibuk memotret Damian dan para mahasiswa. Ketika kamera gadis itu menangkap tatapan Arvin, Ghina menurunkan kameranya, menghindari tatapan Arvin yang mengikuti gerak-geriknya.

"Semoga aku sama kamu, Ghin." Feyya terdengar antusias. Ghina hanya tersenyum simpul, pandangan Arvin padanya benar-benar membuatnya tidak nyaman dan lagi mereka hanya berjarak 3 meter satu sama lain.

"Kalian sudah mengerti peraturannya kan??" Tanya Damian pada semuanya.

"Eh peraturannya apa Fey?"

"Ituㅡkita gak boleh curang dan ambil jalan pintas katanya. Harus ikutin setiap petunjuk." Ghina angguk-angguk mengerti dengan penjelasan sahabatnya itu.

"Eh Ghin! Fotoin kita dong." Faresta menghampiri Ghina.

"Fotoin?"

"Iya fotoin sama kamera lo."

Ghina menatap Arvin yang menarik satu alisnya, menatapnya dengan pandangan yang amat sangat mengintimidasinya. Jangankan dipandang seperti itu, sekarang pun ia merasa terintimidasi.

"O-okay."

"Yuk pose guys." Faresta mengiring teman-temannya untuk mendekat, melihat ke arah kamera Ghina.

"Say cheeze~" Ucap Jeremy yang diakhiri senyuman lebarnya. Terlihat sangat manis dan lucu, kedua pipinya membuat matanya ikut tersenyum.

Jeremy dan Faresta tersenyum dengan lebar. Tidak dengan Arvin dan Adrian yang hanya tersenyum kecil. Ghina yang ingin memfoto itu, menjaga jantungnya untuk tidak berdebar dengan cepat. Terlebih lagi Arvin terlihat seperti menggodanya, atau bisa jadi memang benar menggodanya.

Ghina memotret mereka berempat dengan berbagai gaya. Feyya yang melihat itu ikut tersenyum di belakang Ghina. Ketika tatapan Feyya dan Adrian bertemu, Adrian salah tingkah. Pria itu menggaruk pipinya, tersenyum canggung lalu menatap kamera lagi.

"Udah ah dah banyak nih." Ucap Ghina mengakhiri sesi foto itu.

"Udah foto banyak Ghin?"

"Udah kak. Kayaknya foto kalian aja yang banyak disini." Canda Ghina yang dibalas tawa dari Faresta.

"Mana mana? Coba lihat dong." Jeremy menghampiri Ghina, gadis itu dengan sigap memberikan kameranya pada Jeremy.

Ketiga pria itu langsung mengerubungi Jeremy untuk melihat hasil fotonya, kecuali Adrian yang masih diam di tempat, enggan untuk mendekati temannya atau bisa dibilang enggan untuk mendekat pada Feyya.

Shoot Me StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang