Kemajuan

829 96 30
                                    

Satu jam bagai sepuluh menit untuk mereka, film berdurasi dua jam empat belas menit itu baru saja selesai. Adrian melirik Feyya yang masih terdiam, sementara pada penonton di bioskop itu satu per satu mulai meninggalkan studio.

"Yuk pulang. Udah jam 7 nih," ucap Adrian. Ia masih ingat whatsapp dari Gilang untuk menghantarkan adiknya pulang sebelum jam 9 malam.

Feyya hanya menganggukan kepalanya, akhirnya mereka beranjak dari kursi mereka. Walaupun filmnya selesai, tapi mereka belum juga melepaskan genggaman tangan mereka.

Melainkan mereka semakin menggenggam erat tangan satu sama lain, enggan untuk melepaskannya.

"Eh, aku mau foto!"

Adrian menoleh ke sebuah foto zone yang ditunjuk oleh Feyya, sebuah foto zone yang disediakan oleh CGV bagi para penggemar karakter yang baru saja mereka tonton tadi.

"Mau foto? Yaudah gih sana, nanti gue fotoin." Genggaman tangan mereka terlepas, Adrian menghembuskan napasnya.

Sebentar aja ya lepasnya..

Feyya berdiri disamping sebuah patung Deadpool, tersenyum ke arah kamera ponsel yang dipegang Adrian. Merasa tidak cukup, Feyya mendekatkan tubuhnya untuk memeluk patung itu dan berpose lucu.

"Gue foto ya," dalam hati, Adrian iri mampus melihat itu. Padahal cuma patung! Tapi dipeluk masa, gue mau juga!

 Padahal cuma patung! Tapi dipeluk masa, gue mau juga!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Udah." Ucap Adrian, menyodorkan tangannya kepada Feyya untuk datang kepadanya.

Feyya yang melihat itu, menghampiri Adrian dengan senyumnya.

"Nanti kirim ya,"

"Iyaa, nanti gue kirim."

Feyya menyambut tangan Adrian, kembali menggenggamnya. Adrian mengulum bibirnya, menahan senyum.

"Yuk pulang."

"Gak bisa pulangnya nanti aja?" Feyya menatapnya dengan mata 'puppy eyes' nya, Adrian belum terbiasa dengan pemandangan ini.

Ketika ia ingin membuka mulutnya, sebuah chat masuk. Adrian mengambil ponselnya dan membaca chat dari kakak gadis kesukaannya ini.

Gilang: "Dimana Ian? Pulang! Udah jam berapa nihh."

Adrian memperlihatkan isi chatnya itu kepada Feyya, "Nih Bang Gilang udah bawel,"

"Ih apa sih Kak Gilang." Feyya berdecak kesal, ia menatap Adrian sekali lagi namun Adrian menggelengkan kepalanya sebagai arti kata, tidak. Karena ia tidak mau di blacklist oleh Gilang sebagai adik iparnya.

Sepanjang perjalanan tidak ada satupun dari mereka yang melepaskan genggaman tangan satu sama lain, untung saja mobil yang di kendarakan Adrian automatic. Sesekali Adrian melepas tangan Feyya ketika mengendalikan setirnya, namun kembali menggenggam tangan Feyya ketika jalanan stabil.

Shoot Me StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang