Kencan Pertama

840 100 20
                                    

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Adrian. Bahkan semalam setelah ia menghantarkan Feyya pulang, sesampainya dirumah ia tidak bisa tidur sama sekali. Terlebih lagi semalam ia dan Feyya mengobrol melalui whatsapp chat sampai jam 11 malam. Memikirkannya lagi saja sudah membuat Adrian deg-degan.

Khusus untuk hari ini ia membawa mobil Bundanya. Karena tidak ingin membuat gadis kesukaannya itu terkena asap polusi diperjalanan kencannya nanti. Ia ingin kencan pertamanya dengan Feyya berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Adrian terus membayangkan seperti apa kencannya akan berjalan nanti. Kira-kira Feyya hari ini memakai baju apa ya? Apakah dia juga mempersiapkan kencan ini atau Feyya hanya menganggap ini sebagai acara nonton bersama biasa?

Memikirkan kemungkinan Feyya tidak menganggap hal itu membuat semangat Adrian menurun seketika. Bagaimana jika Feyya tidak mempunyai perasaan apa-apa kepada dirinya.

Langkah Adrian terhenti saat ia melihat sosok gadis dengan atasan sabrina dipadu sebuah rok pendek tepat seatas lututnya. Adrian terkesiap dengan penampilan Feyya yang tidak biasa. Yang biasanya gadis itu hanya memakai kaos dan celana jeans. Kali ini Feyya memakai pakaian yang terlihat sangat feminim.

Sudut bibir Adrian tertarik, ia mengulum bibirnya, menahan senyumnya untuk semakin lebih lebar lagi. Dengan langkah ringan ia menghampiri Feyya yang tengah mengobrol dengan Ghina disampingnya.

"Hai Fey."

"Eh.. hai Ian." Gadis itu tersenyum simpul. Namun bisa terlihat semburat merah dipipinya.

Ghina yang melihat itu menatap Adrian dan sahabatnya bergantian. Baru saja satu hari dia mengangguri sahabatnya ini, masa mereka sudah mengibarkan bendera merah hati.

"Ehem."

"Eh Ghina." Akhirnya Adrian menyapa dirinya juga. Ghina melirik pria itu dengan tatapan judesnya.

"Baru ngeh ya ada orang lain?"

"Sorry deh.."

Feyya tertawa pelan diikuti Adrian. Sementata Ghina dibuatnya kesal, ia bahkan tidak mengerti apa yang seharusnya ditertawakan. Memang ada yang lucu ya?!

"Hey Feyya. You look so cute today."

Suara ini, pikir Adrian. Benar saja tebakannya, Arvin berdiri dihadapan Feyya tersenyum menyapa gadis kesukaannya itu.

"Pagi Kak."

"Tumben banget-," Arvin menggerakkan tangannya menunjuk penampilan Feyya yang memang terlihat sangat berbeda hari ini. "Kayak mau kencan aja."

Feyya dan Adrian menarik napasnya bersamaan. Mereka bingung, bagaimana bisa Arvin menebak dengan tepat. Sementara Ghina hanya terdiam menatap Arvin, pria itu masih terlihat sama seperti biasa, tampan as usual.

"Fey.. gue duluan ke kelas ya. Nanti kita makan siang bareng ya." Ghina melambaikan tangannya meninggalkan mereka bertiga. Sepertinya lebih baik ia segera pergi dari sana. Berlama-lama disana tidak baik untuk keadaan jantungnya.

"Kalo gitu saya ke kelas dulu ya kak." Feyya tersenyum kepada Arvin, gadis itu pergi meninggalkan dirinya dan Adrian yang masih terdiam.

"Lo kok akhir-akhir ini jarang ikutan ngumpul?"

Adrian menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia memang pandai jika memberi alasan melalui sebuah text. Tapi sangat buruk jika harus memberikan alasan secara langsung seperti ini.

Harus bilang apa dia kepada Arvin?

Sorry, gue gak bisa satu udara sama pacarnya gebetan gue? Ya masa sih dia harus bilang seperti itu. Walau sekarang semuanya sudah terselesaikan kesalahpahamannya.

Shoot Me StraightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang