_
_
_
_
Aku menghela nafas entah untuk keberapa kali lagi hari ini. Jarum infus yang masih tertancap pada tangan kiriku sesekali berdenyut nyeri karena aku yang tidak bisa bergerak sama sekali.
Pria yang sedari tadi ikut berbaring disampingku masih tersenyum dengan polosnya. Tidak merasa bersalah. Aku bahkan kesulitan bergerak karena dia yang berada satu ranjang denganku disini. Merengkuh dengan hangat.
"Jungkook. Aku tidak bisa bernafas."
Dia tidak menjawab, tapi aku dapat merasakan sudut bibirnya tertarik keatas. Bagaimana bisa dia tidur disampingku diatas ranjang rumah sakit. Ini bahkan terlalu kecil untuk kami berdua.
"Aku hanya ingin memeluk istriku. Apa aku salah?" Tanyanya sembari menggoyang-goyangkan tubuhku di dalam pelukannya.
Aku tersenyum. Dia berubah menjadi bayi kecil sekarang, bukan Jungkook si beruang kutub utara dulu. Ah tidak! Biar kuperjelas---, kelinci kutub utara maksudku. Dia bahkan menunda seluruh pekerjaannya hanya untuk bersamaku, ini menakjubkan. Seorang Jeon Jungkook yang terkenal sebagai workaholic meninggalkan pekerjaannya demi menjagaku mungkin akan cocok dijadikan penghargaan daesang untukku. Apa aku berlebihan? Aku rasa tidak.
Aku sempat melihat di media sosial saat aku membuka ponselku pagi tadi berita tentang aku yang sedang masuk rumah sakit terpampang jelas dan menjadi trending topic. Woah. Aku terkenal sekarang. Menjadi istri CEO terkaya mungkin sudah mengubahku jadi bintang hallyu.
Lihatlah bahkan kamar ini sudah berubah menjadi taman bunga. Disetiap sudut ruangan dipenuhi oleh bunga dari setiap orang yang menjengukku. Ini terlalu berlebihan.
"Apa kau tidak nyaman? "
Alisku terangkat mendengar pertanyaan Jungkook.
"Tentang?"
"Berita tadi pagi." Dia tampak menjeda kalimatnya----, "Ini tentang Im Naeun. Maaf jika mereka membandingkanmu."
Aku menghembuskan nafas. Kenapa harus membahas ini sih?. Aku tidak yakin dengan apa yang aku pikirkan, tapi ini membuatku sedikit muak. Bagaimana media membandingkanku dengan mantan istrinya adalah hal terburuk. Dia adalah dia. Aku adalah aku. Apalagi terdapat kalimat yang mengatakan bahwa aku merebut Jungkook darinya. Hello! Perempuan itu yang meninggalkannya.
Masih teringat dengan jelas dipikiranku senyum wanita itu ditelevisi yang mengatakan bahwa dia turut prihatin akan kesehatanku. Jelas sekali senyum itu palsu. Licik.
"Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa dengan media sejak menikah denganmu." Jelasku setenang mungkin.
Terkadang aku berharap menjadi istri orang biasa saja. Itu lebih baik.
"Aku tahu kau wanita hebat." Jungkook mengecup pucuk kepalaku. "Itu sebabnya aku mencintaimu."
Aku mengerjapkan mata beberapa kali. Hingga deringan ponsel Jungkook membagi konsentrasiku.
"Apa boleh aku mengangkatnya? "
Jungkook menatapku dalam saat meminta ijin agar dia mengangkat telepon dari seseorang disana. Aku ingin memaki dan berteriak marah saat nama itu tertera di layar ponselnya. Tapi sialnya, aku mengangguk mengijinkan.
Im Naeun sialan. Kau mengganggu.
Jungkook menuruni ranjang setelah mengusap kepalaku lembut. Aku menghembuskan nafas pelan setelah melihat dia menghilang dari balik pintu. Aku mengalihkan pandangan keluar jendela kaca—, beberapa tetesan hujan masih mengalir disana dan sedikit berembun yang mengakibatkan fokus pandanganku terbelah.
Dengan hati-hati aku menuruni ranjang, membawa tiang infus agar ikut berjalan bersamaku mendekati jendela. Tanganku terulur mengusap kaca agar pandanganku tidak terhalangi oleh bias embun disana. Aku suka udara setelah hujan. Menenangkan.
Tapi mataku sukses melongk melihat seseorang dibawah sana. Berpelukan. Aku dapat melihat wanita itu menangis di dalam peluknya. Jantungku terasa sakit bersama dengan nafasku yang memburu hebat, pegangan tanganku pada tiang infus mengerat.
Jungkook. Dia sedang memeluk mantan istrinya. Brengsek.
_______
*Beberapa bagian dari part ini dihapus unutuk kepentingan penerbitan 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose To Love You (JJK)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] [Tersedia di toko buku online dan shoope] Aku memulai kehidupanku yang baru dengan menikahi pria yang hanya mencintai satu wanita selama ini, dan itu bukan aku. Jeon Jungkook CEO terkaya yang bersikap dingin dan angkuh. Aku harus berh...