PART 31

10.5K 1.1K 144
                                    



Ini chapt panjang banget... Jadi semoga tidak bosan.. 

Ups... Tekan bintang dulu donk..

Ayo kasih aku moodboster

💜💜💜💜💜
_

_

_

Kesempatan kedua?

Hanya sebagian orang yang beruntung bisa mendapatkan itu. Bodohnya—— sebagian orang lagi hanya menjadikan kata itu berubah menjadi sia-sia.

Park Jimin.

Pria yang sedang berdiri di depan sebuah boutique tanpa penerangan di dalamnya. Jelas sekali bahwa itu sedang tutup. Dia sudah tahu wanita itu tidak akan berada dalam toko tersebut, bisa jadi sedang memeluk pria yang sekarang sudah berstatus sebagai suaminya. Bagaimana dia bisa melewati harinya sekarang?, apa yang harus dilakukannya?, atau seperti apa dia akan menjelaskannya agar Yujin mengerti?.

Dia hanya ingin memperjuangkan cintanya. Walau dengan salah yang kurang tepat mungkin. Mengorbankan perasaan orang lain demi memenuhi keinginannya menurut Jimin tidak ada yang salah dengan itu. Helen bahagia sebagai balasannya, dan dia menderita sebagai akibatnya. Berpura-pura mencintai adalah hal paling memuakkan. Mereka impas. Saling menguntungkan dalam sisi yang berbeda.

Dia hanya meminta Yujin untuk memberikan kesempatan kedua untuknya, tidak lebih. Apa dia tidak berhak?

Jimin tersenyum tipis. Ini tidak adil. Jungkook yang jelas-jelas masih mencintai wanita lain, tidak lain adalah mantan istri pria itu yang terus saja menyakiti Yujin dengan mudahnya Yujin memberikan pria itu kesempatan kedua. Tapi tidak dengannya, dia hanya memperjuangkan cintanya kembali.

Gundukan salju putih yang sudah memenuhi jalanan, atap toko dan beberapa bangku taman membuat Jimin sadar sudah berapa lama dia berdiri seperti orang bodoh di depan bangunan tersebut. Untuk apa?, apa yang sebenarnya dia cari?, Yujin?, atau penyesalannya.

Suara kerincing toko berbunyi. Jimin mendongak dan melebarkan bola mata ketika manik matanya bertemu dengan Yujin yang terlihat terkejut ketika membuka pintu dan menemukan Jimin sedang berdiri di depannya.

Wajah pria itu kacau sekali, kulitnya terlihat pucat, bibir kering, dan ada beberapa tumpukan saju-salju kecil pada bahu dan rambutnya.

"Ya ampun..., apa yang kau lakukan disini? " Yujin menarik Jimin agar berteduh dibawah atap teras. "Sudah berapa lama, kenapa tidak menghubungiku? , lihatlah..., kau sedingin es sekarang."

Jimin tersenyum lembut, melihat jam yang melingkar pada pergelangan tangannya.

"Tidak lama. Hanya lima jam. "

"Apa? " Pekik Yujin pada akhirnya. "Kau gila! Sumpah Park Jimin kau benar-benar gila! " Yujin menghembuskan nafas menetralkan emosi. "Seoul..., maksudku suhunya sedang berada dibawah nol, dan kau dengan gilanya berdiri di sini dengan menggunakan kaus tipis selama lima jam. Kau ingin mati! "

Bukannya merasa bersalah Jimin terkekeh.

"Apanya yang lucu! " Teriak Yujin.

"Tidak ada. Maaf. " Jimin menatap lembut. "Aku kira kau sudah pulang. Gelap. Tidak ada lampu disana."

Yujin melipat tangan di dada dan memiringkan kepala. "Aku sedang berada di dalam ruangan belakang. Tempat dimana aku sedang menjahit dan menyatukan beberapa rancanganku. Sengaja aku matikan, agar tidak ada yang tahu aku disini."

I Choose To Love You (JJK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang