_
_
_
_
"Yujin-ah, kau sungguh tidak ingin berbicara dengan Jungkook."
Tidak ada jawaban. Nyonya Kim menatap Jungkook yang tengah setengah menggigil kedinginan.
"Yujin. Jangan seperti ini sayang. Bicaralah. Jangan menghindarinya."
Nihil. Yujin tidak menjawab sedikitpun.
Sudah lebih dari lima belas menit mereka berusaha membujuk Yujin agar keluar dari kamarnya tetap saja hasilnya kosong. Yujin sempat melihat Jungkook datang dengan keadaan basah diambang pintu ketika dia ingin keluar mengambil minum. Setelah itu dia langsung memasuki kamar dan tidak bermaksud untuk keluar sedikitpun."Sayang. Jin-ah. Buka pintunya."
"Sudahlah omonim. Sepertinya Yujin tidak ingin berbicara denganku. Sebaiknya aku pulang."
Disisi lain wanita yang tengah menyandarkan badannya pada pintu mengehela nafas berat.
Lihatlah. Dia begitu pandai memikat hati ibuku.
"Diluar masih hujan nak. Sebaiknya kau menginap disini saja. Masih ada banyak kamar."
Jungkook tersenyum tipis. Kemudian dia menggeleng. "Tidak apa-apa. Yujin sepertinya tidak ingin melihatku. Sebaiknya aku pulang omonim."
Jungkook membungkukkan badannya tanda hormat, kemudian pergi berjalan menuruni anak tangga. Nyonya Kim hanya bisa menghela nafas ketika melihat menantu kesayangannya pergi dengan raut wajah kecewa.
Yujin yang sedari tadi berdiri di ambang pintu, berjalan mendekati balkon kamarnya. Dia bisa melihat Jungkook yang berdiri ditengah derasnya hujan, ada rasa sakit dihatinya melihat pria yang begitu dicintainya terlihat sedang menghukum dirinya sendiri. Tapi dengan segera dia menepis rasa itu.
Jungkook lebih kejam bukan.
Yujin langsung membalikkan badan ketika Jungkook mengadah menatap kearah kamarnya. Pria itu dapat melihat Yujin yang bersembunyi dibalik gorden tipis.
Tidak bisakah kau mendengarkanku.
________
"Bangun anak nakal."
Aku bisa mendengar suara ibuku dengan jelas. Aku tahu apa dan siapa yang akan dibahasnya pagi ini. Siapa lagi kalau bukan menantu kesayangannya.
Sudah lebih dari seminggu aku berada disini, dan kejadian ini masih saaja berlangsung. Aku berusaha menutup seluruh indra pendengaranku. Maafkan aku tuhan, kali ini izinkan aku menjadi anak durhaka setidaknya lima menit kedepan. Aku menahan sakit ketika wanita yang kupanggil ibu menepuk bokongku kasar.
"Kim Yujin. Kau tidak ingin menjelaskan sesuatu."
Tidak.
"Baiklah. Aku akan menghubungi ayahmu sekarang juga."
"ANDWAE!!"
Sumpah demi para Octopus dilautan. Aku tidak ingin sampai itu terjadi. Akan sangat merepotkan jika ayah sampai turun tangan. Ibuku menghela panjang, kemudian duduk disampingku.
"Ada masalah apa."
"Bukan apa-apa." Jawabku singkat.
Ibuku kembali menghela nafas.
"Bangunlah. Hari ini eomma sudah menyiapkan sup rumput laut. Bukankah hari ini, hari ulang tahunmu."
Astaga. Apa-apaan ini Kim Yujin. Kau bahkan melupakan hari lahirmu. Hari kau menangis dengan kuat untuk pertama kalinya.
"Sebelum kau turun mandilah. Sudah seminggu kau tidak membasuh rambutmu."
"Aaaaaahhh.. Eomma!"
_______
*Beberapa bagian dihapus untuk kepentingan penerbitan💜😘
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose To Love You (JJK)
Fanfiction[SUDAH TERBIT] [Tersedia di toko buku online dan shoope] Aku memulai kehidupanku yang baru dengan menikahi pria yang hanya mencintai satu wanita selama ini, dan itu bukan aku. Jeon Jungkook CEO terkaya yang bersikap dingin dan angkuh. Aku harus berh...