PART 24

13.2K 1.1K 41
                                    

_

_

_

*Beberapa bagian dari part ini dihapus untuk kepentingan penerbitan 😊

















________





Suara lonceng cafe berbunyi pertanda seseorang pengunjung baru datang. Wanita dengan kaca mata hitam dan menggunakan pakaian ketat berwarna merah tersenyum sinis melihat akhirnya orang yang ditunggunya telah tiba.

Naeun melambaikan tangan agar orang yang ditunggunya melihat dimana dia harus duduk. Wanita yang sedang menggunakan gaun biru laut diatas lutut berjalan malas dan mendaratkan bokongnya tepat di depan Naeun.

"Maaf mengganggu wak—"

"Langsung saja. Aku tidak ingin bertele-tele. Waktuku tidak banyak."
Yujin melipat tangan di dada.

Siang ini ketika sedang asik dengan bukunya diatas tempat tidur ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Naeun disana. Wanita itu mengajak bertemu dan ingin membicarakan sesuatu— jika bukan karena hal mendesak dia tidak akan pernah menemui wanita ini.

Naeun tersenyum kemudian membuka kacamatanya. "Kau hamil? "

Yujin membuang nafas. "Apa kau mengajakku bertemu hanya untuk mengatakan itu? "

"Tidak." Wanita itu memberi pola lingkaran dengan jari pada ujung cangkirnya. "Jungkook marah padaku."

Yujin mengerutkan kening.

"Dia menyuruhku meminta maaf." Naeun menatap Yujin dan tersenyum miring—"Kim Yujin. Kau tahu—tadi aku menangis di depannya dan berkata menyesal dan akan meminta maaf padamu." Tatapan itu berubah tajam. "Tapi itu tidak akan aku lakukan, karena kau hanya orang yang menempel dan memisahkan hubungan kami. Kau—pa-ra-sit."

Yujin menyibak rambutnya. Bukannya kelihatan takut wanita itu malah tersenyum miring dan membalas tatapan Naeun.

"Terserah padamu. Aku tidak akan memaksa agar kau meminta maaf, dengan kau datang dan meminta untuk bertemu itu sudah membuatku cukup puas. Itu artinya kau mengakui kekalahanmu."

Naeun mengeratkan genggaman pada cangkir kopinya.

"Im Naeun. Kau terlihat begitu menyedihkan." Yujin mendengus senyum. "Perlu kutekankan... Hubunganmu dan Jungkook sudah berakhir, dan itu karena pilihanmu. Apa kau tidak malu dengan membumbuhi kata 'kami' antara status kalian? "

Naeun menggertakkan giginya. Dia berusaha menahan emosi dengan apa yang dikatakan Yujin. Perkiraannya salah, ternyata Yujin bukan gadis polos yang bisa dia tekan dengan mudah. Yujin lebih berbahaya dari itu.

"Apa maksudmu!" Bibirnya bergetar dengan gertakan gigi yang kuat.

Yujin mencondongkan diri kearah wanita itu—"Tolong sadar posisimu. Jangan ingatkan aku tentang orang yang hidup seperti parasit." Tatapan Yujin berubah tajam. "Harusnya kalimat itu yang cocok untuk dirimu sendiri, Im Naeun. Jangan hadir diantara rumah tangga kami dan menempel seperti lintah. Lin-tah."

Yujin berdiri, melihat jam yang melingkar ditangannya.

"Aku harus pergi. Sebentar lagi Jungkook akan pulang, dia akan sangat marah jika mengetahui aku keluar rumah dan bertemu denganmu. Tenang saja..., kupastikan dia tahu kau sudah meminta maaf padaku."

Im Naeun tidak bergerak sama sekali. Tangannya mengepal kuat, rahangnya mengeras, matanya memerah menahan emosi. Dia masih bisa melihat dengan jelas Yujin yang keluar dari dalam cafe melangkah angkuh dan sombong.

Kau tidak akan menang Kim Yujin.





_

_______






Yujin memanggil sebuah taksi yang melintas tepat di depannya. Setelah kendaraan itu berhenti buru-buru dia masuk dan mengelus dadanya. Tangannya masih bergetar hebat, jantungnya masih berdetak ingin keluar—terlebih keringat yang membanjiri telapak tangan seakan menandakan kegugupannya.

Sejak tadi dia berusaha setenang mungkin untuk mengalahkan Naeun. Jujur saja, dia takut. Sangat takut. Wanita itu adalah mantan istri Jungkook yang sudah mengenal suaminya lebih lama, selain itu dia juga terlihat jauh lebih cantik dibandingkan dirinya.

"Bagaimana ini? Apa aku terlalu keterlaluan? "

Yujin masih menatap tangannya yang bergetar.

"Aish. Kau berhasil Kim Yujin. Sudahlah dia wanita jahat. Untuk apa memikirkan perasaannya. "

Yujin bergerak tidak karuan, kakinya menendang bagian depan mobil hingga membuat supir di depannya melirik dari kaca depan. Yujin tersenyum kikuk kemudian menunduk sembari berkata maaf tanpa suara.

Kerja bagus Kim Yujin. Dia tidak akan menindasmu lagi.







****



I Choose To Love You (JJK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang