Chapter 2 | Kebingungan Andra

2K 92 51
                                    

Tiba-tiba saja Andra dan orang yang membawanya muncul di sebuah ruangan seperti kamar. Ruangan tersebut hanya diterangi dengan lentera kecil di setiap sudutnya.

"Dimana aku? Kenapa aku bisa berada di sini?" gumam Andra.

Andra menolehkan kepalanya ke sekeliling ruangan. Dan disaat itulah Andra melihat pria yang bertemu dengannya.

"Cepat katakan siapa kamu sebenarnya? Dan kenapa saya dibawa kemari?" tanya Andra dengan wajah panik.

"Hamba tahu, banyak pertanyaan yang ingin Gusti Pangeran kepada hamba," kata orang kepada Andra.

"Humph! Kalau sudah tahu kenapa kamu tidak segera menjelaskannya kepada saya sekarang juga!"

"Baiklah Gusti Pangeran, hamba akan menjelaskan mengapa Gusti Pangeran berada disini."

Ingin rasanya Andra berteriak di telinga pria itu dan segera menjelaskan kepada dirinya. Tidak usah berbelit-belit. Karena Andra merasa takut dan bingung akan keadaan ini dan juga rasa ingin segera pulang ke keluarganya.

Tetapi orang itu belum juga berbicara. Dia masih berdiam diri saja tanpa bersuara. Entah apa yang ada didalam pikirannya.

Andra merasa terjebak dalam kebingungannya sendiri, mau lari pun tidak tahu arah kemana yang harus dia tuju. Mau berteriak minta tolong pun rasanya percuma.

Akhirnya orang itu memberitahu alasannya mengapa membawa Andra ke dimensi ini.

"Sebenarnya hamba membawa Gusti Pangeran kemari dikarenakan titah yang diberikan oleh Ayahanda Gusti Pangeran sendiri, yakni Baginda Raja."

Andra hanya terdiam setelah orang itu memberitahukan alasannya mengapa membawa dirinya ke tempat ini.
***

Saat ini orang tua Andra merasa kebingungan. Di karenakan Andra menghilang setelah berpamitan kepada mereka untuk pergi ke sekolah.

Kemudian Kepala Sekolah dan orang tua Andra bersepakat untuk melaporkan hilangnya Andra ke pihak polisi. Setelah selesai melapor kepada pihak polisi akhirnya orang tua Andra pulang ke rumah.

Saat di rumah, Ibu Andra menangis sekencang-kencangnya. Dia dan suaminya berharap agar Andra baik-baik saja.
****

Disaat yang sama tetapi dimensi yang berbeda.

"Pangeran, sebenarnya tugas saya selain membawa kembali Anda kemari juga karena permasalahan yang harus saya laporkan kepada Gusti Pangeran. Permasalahan itu adalah pemberontakan," ujar pria yang menculik Andra.

"Apa hubungannya pemberontakan itu dengan diriku?" batin Andra.

Setelah Andra menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Andra pun bertanya kepada pria itu.

"Apa hubungannya pemberontakan itu dengan diri saya?" tanya Andra.

Sebelum pria itu menjawab pertanyaan Sang Pangeran, tiba-tiba saja muncul seorang pria berbadan besar dan kekar. Wajahnya terlihat tua, sudah banyak terlihat kerutan yang bermunculan, namun walaupun begitu, masih terlihat kewibawaannya yang besar.

Sedangkan pria yang menculik Andra langsung membungkukkan tubuhnya saat melihatnya, sambil berucap,"Baginda Raja."

"Wahai Andra, anakku, kedatanganmu kemari sudah ditetapkan oleh Sang Hyang Widi.

Karena hanya dirimulah yang dapat menghentikan pemberontakan ini."

Andra pun terkejut dan terdiam. Dia berpikir ini adalah sebuah lelucon. Lelucon yang dilakukan oleh teman-teman sekolahnya. Hanya saja pemikiran tersebut terkalahkan oleh logika yang ada. Lalu dengan keberanian yang Andra miliki, dia pun bertanya.

"Mohon maaf sebelumnya. Siapakah Anda sebenarnya. Dan kenapa Anda memanggil saya dengan sebutan anakku? Serta kenapa hanya saya yang bisa menyelesaikan pemberontakan ini?"

"Sebenarnya, kamu adalah anak kandungku yang telah hilang sepuluh tahun yang lalu," ujar Baginda Raja kepada Andra.

Andra sangatlah terkejut ketika mendengar penjelasan itu.

"Bagaimana bisa? Kenapa sama sekali saya tidak bisa mengingatnya," jawab Andra dengan rasa kebingungan.

"Karena selama ini ingatanmu telah dihilangkan oleh seorang penyihir hitam. Dan penyihir itu adalah adikku sendiri. Tetapi sudahlah, suatu saat nanti ingatanmu akan kembali. Untuk saat ini istirahatlah dahulu. Raga dan jiwamu pastinya lelah. Apalagi setelah mendengar kabar yang sangat mengejutkanmu," ucap Baginda Raja kepadaku."

Setelah memberitahu penyebab dibawanya Andra ke dimensi ini. Sang Raja pun memerintahkan pria yang membawa Andra menuju kamarnya.

"Patih Rawedeng, tolong antarkan anakku ke kamarnya."

"Sendhika dawuh, Baginda Raja. Mari, Gusti Pangeran," ujar pria tersebut.
***

Lalu Sang Pangeran dibawa oleh pria misterius itu, yang ternyata adalah seorang Patih. Mereka berdua berjalan menuju ke sebuah ruangan yang begitu besar. Besarnya pun melebihi kamar miliknya sendiri.

"Monggo, Gusti Pangeran. Ini adalah kamar Anda. Besok hamba akan menceritakan semua kepada Gusti Pangeran," ujar Patih Rawedeng. Setelah itu Patih Rawedeng pun pamit dan meninggalkan Andra.

Sepeninggalnya Patih Rawedeng, Andra tidak bisa menghilangkan rasa takjubnya dengan kamar miliknya. Andra melihat begitu luasnya kamarnya. Tempat tidurnya yang besar. Dipannya yang terbuat dari kayu jati dan juga ukiran-ukirannya yang begitu menarik.

Setelah puas melihat seluruh ruangan, lalu Andra menuju kasur dan langsung membaringkan dirinya. Karena saat ini Andra merasa lelah, terkejut dan juga bingung dengan kejadian yang baru saja dia alami ini. Dia pun penasaran dengan apa yang akan Patih Rawedeng katakan kepadanya esok hari. Karena rasa lelah  yang telah menghinggapinya, akhirnya dia memejamkan mata untuk beristirahat.
***

Tok...tok...tok...

Mata Andra terbuka ketika mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Dengan langkah gontai Andra berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

"Selamat pagi, Gusti Pangeran," kata Patih Rawedeng.

"Selamat pagi, Patih Rawedeng," jawab Andra.

"Mohon maaf menganggu istirahat Anda. Hamba datang bersama para dayang untuk mempersiapkan kebutuhan Gusti Pangeran hari ini. Setelah Gusti Pangeran sudah siap maka hamba akan membawa Gusti Pangeran berkeliling istana ini," ujar Patih Rawedeng.

"Baik lah Patih."

Setelah Andra selesai membersihkan diri dan mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian zaman kerajaan, lalu dia pun keluar dari kamarnya. Ketika Andra membuka pintu kamarnya, ternyata Patih Rawedeng sudah berada di depan kamar Andra . Dia pun langsung mengajak Andra untuk berkeliling istana. Pada saat kami berjalan bersama tiba-tiba Patih Rawedeng berkata kepada Andra.

"Sebenarnya, alasan utama hamba membawa Gusti Pangeran kesini karena Gusti Pangeran adalah Putra Mahkota dari Kerajaan Manggala ini. Gusti Pangeran merupakan putra tunggal dari Baginda Raja Bayu Anggadya Parmesta dengan Sri Baginda Ratu Dewi Kusuma," ujar Patih Rawedeng.

Terdengar seperti petir di siang hari ketika Patih Rawedeng mengatakan itu. Hal ini membuat Andra terdiam beberapa saat.

Sang Fajar (Tersedia E-Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang