Chapter 8 | Naga Bayu Sasra

889 46 14
                                    

"Ternyata sudah pagi ya," batin Pangeran Andra.

Akhirnya Pangeran Andra bangun, lalu mandi. Setelah mandi, Pangeran Andra kemudian sarapan dengan Ibundanya beserta Lastri dan Priyanti.

"Andra, apakah kegiatanmu hari ini nak?" tanya Ibunda.

"Saya hari ini mau latihan jurus-jurus yang ada di kitab ini Ibunda," jawab Pangeran Andra sambil memperlihatkan kitab yang ada ditangannya.

"Oh begitu? Kalau bisa, cobalah kamu untuk menyempatkan diri melihat kondisi rakyat yang ada di kerajaan kita ini. Karena bagaimanapun suatu saat nanti kamu akan menggantikan ayahmu untuk memimpin mereka."

"Baik Ibunda."

Selesai sarapan, Pangeran Andra akhirnya pamit kepada Ibundanya. Dia ingin secepatnya berlatih jurus yang ada di kitab ini. Karena tak sabar, dengan berlari Pangeran Andra menuju halaman Keraton. Setelah sampai di halaman Keraton, Pangeran Andra pun duduk bersila dan mulai membaca isi dari kitab pemberian Paman Rawedeng. Dia baca perlahan-lahan agar dapat memahaminya dengan benar.

Setelah Pangeran Andra memahami isi dari kitab itu, maka dia langsung bangun dan melatih jurus gabungan pukulan dengan tendangan. Jurus pertama, adalah memukul dan menendang.

Jurus kedua, adalah menendang dengan kali kanan di sertai dua pukulan.

Jurus ketiga, adalah melakukan dua kali pukulan diakhiri tendangan.

Jurus keempat, adalah melalukan tendangan memutar diakhiri satu pukulan.

Jurus kelima, adalah melakukan dua kali pukulan diakhiri dengan tendangan salto kedepan.

Jurus kelima memang agak sulit. Sampai-sampai Pangeran Andra harus mengulanginya berkali-kali hingga tidak ada kesalahan.

Jurus keenam, adalah melakukan salto kedepan diakhiri dengan dua pukulan.

Setelah Pangeran Andra menyelesaikan jurus yang keenam, dia membuka halaman yang selanjutnya. Tetapi yang dia lihat hanyalah halaman kosong. Pangeran Andra buka lagi halaman selanjutnya dan ternyata juga kosong. Sampai buka halaman terakhir tetap saja kosong. Hingga akhirnya Pangeran Andra menyerah dan terus berlatih dengan enam jurus itu. Pangeran Andra berpikir bahwa masalah halaman kosong itu akan dia tanyakan kepada Paman Rawedeng nanti.

Menjelang siang hari Pangeran Andra memilih untuk beristirahat. Tidak lupa dia meminum air putih yang sudah disiapkan oleh Lastri.

Sambil istirahat Pangeran Andra membaca kitab ini. Mencoba menelaah maksud dari jurus-jurus yang ada. Dan juga berpikir kenapa banyak halaman yang kosong. Kemudian datanglah Lastri ditemani oleh Paman Rawedeng menuju ke arahnya.

"Salam Gusti Pangeran," ucap Paman Rawedeng.

"Salam Paman," jawab Pangeran Andra .

"Apakah Gusti Pangeran sudah berlatih jurus-jurus yang ada pada kitab yang hamba berikan?"

"Sudah Paman, tapi mengapa hanya ada enam jurus di kitab ini? Sedangkan halaman selanjutnya kosong hingga akhir."

"Karena yang dimaksud dengan halaman kosong itu adalah bagian pelengkap dari keenam jurus tersebut. Cara mendapatkan pelengkapnya adalah dengan mengkosongkan pikiran atau bermeditasi."

"Maksudnya Paman?"

"Maksudnya adalah setelah Gusti Pangeran berlatih keenam jurus yang ada di kitab itu dan telah menguasainya, maka yang harus Gusti Pangeran harus lakukan adalah bermeditasi," jelas Paman Rawedeng.

"Jadi begitu ya Paman maksudnya?"

"Inggih Gusti Pangeran. Gunanya agar jurus-jurus tersebut bisa meresap kedalam diri Gusti Pangeran dan menjadi bagian dari diri Gusti Pangeran"
***

Sang Fajar (Tersedia E-Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang