Chapter 6 | Kuda-kuda

998 53 4
                                    

Tap...tap...

Pangeran Andra mulai lancar dalam latihan keseimbangan. Tetapi dia tidak mau berbesar hati dahulu dengan pencapaian ini. Karena Pangeran Andra merasa hasil latihannya masih jauh dari yang dia harapkan. Terus, terus dan terus latihan Pangeran Andra lakukan. Hingga akhirnya dia dapat menyelesaikannya dengan baik. Di saat yang sama Paman Rawedeng bertepuk tangan atas keberhasilan Andra dalam latihan.

"Bagus Gusti Pangeran. Tetapi ingat ini baru awal saja. Masih banyak yang harus Gusti Pangeran pelajari," ujar Paman Rawedeng

"Iya Paman, saya mengerti. Saya juga merasa kalau latihan ini belumlah cukup membuat saya kuat untuk melindungi Kerajaan Manggala ini."

"Mari Gusti Pangeran, kita beristirahat di Pendopo Keraton," ajak Paman.

Mereka berjalan beriringan, sambil berbicara tentang apa saja yang kurang dari latihan keseimbangan tadi. Dan juga latihan apa lagi yang harus Pangeran Andra lakukan.
***

Hari ini Pangeran Andra akan berlatih beberapa jurus menyerang serta jurus bertahan. Kata Paman Rawedeng antara jurus menyerang dan jurus bertahan itu harus dapat dilakukan secara dinamis. Tetapi dalam sebuah pertempuran atau pertarungan, menyerang adalah pertahanan yang terbaik.

Gerakan yang pertama dalam sebuah jurus adalah kuda-kuda. Kuda-kuda ini adalah tumpuan yang digunakan dalam menyerang ataupun bertahan. Sedangkan gerakan yang kedua adalah pukulan dan tendangan.

"Nah Gusti Pangeran ini saatnya melatih kuda-kuda Gusti Pangeran. Sekarang cobalah lebarkan kaki Gusti Pangeran. Sesudah itu lakukanlah kuda-kuda ini selama Gusti Pangeran kuat," perintah Paman Rawedeng.

"Baik Paman," jawab Pangeran Andra.

Pangeran Andra merasa latihan kuda-kuda ini tidak efektif. Karena tidak ada gerakan lain yang harus dilakukan. Tetapi tiba-tiba Paman Rawedeng datang dengan membawa dua buah kayu sebesar balok. Kedua balok itu masing-masing di ikatkan sebuah kayu persegi panjang pada masing-masing ujungnya. Kedua kayu itu ditaruh dipundak Pangeran Andra. Tetapi posisi Pangeran Andra tetap seperti awal, tidak berubah sama sekali.

"Teruskanlah latihan ini hingga Gusti Pangeran merasa tidak sanggup melakukanya lagi," perintah Paman Rawedeng."

Beberapa jam kemudian.

"Fiuh..."

Pangeran Andra menyeka keringat yang bermunculan di keningnya. Dia merasakan betapa berat latihan kuda-kuda yang dilakukannya. Hal ini dikarenakan balok-balok kayu yang diberikan oleh Paman Rawedeng semakin berat saja. Tapi latihan ini harus Pangeran Andra jalani. Karena hanya dengan begini dia bisa kuat.

Ketika hari mulai gelap, Pangeran Andra pun berhenti latihan untuk hari ini. Dia merasa badannya letih sekali. Ketika Pangeran Andra bersiap untuk pulang, Paman Rawedeng menghampirinya.

"Bagaimana dengan latihan hari ini Gusti Pangeran?" tanya Paman kepadaku.

"Sangat melelahkan Paman, tetapi tetap harus saya lakukan juga kan Paman," ujar Pangeran Andra kepada Paman Rawedeng.

"Kalau boleh saya tahu, sebenarnya keuntungan latihan kuda-kuda ini apa Paman?"

"Gusti Pangeran, keuntungan dari latihan kuda-kuda ini banyak sekali. Besok akan hamba perlihatkan apa saja keuntungan dari latihan kuda-kuda ini kepada Gusti Pangeran."

Sang Fajar (Tersedia E-Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang