Chapter 5 | Memulai Berlatih Kembali

1.1K 64 6
                                    

Setelah mendengarkan penjelasan dari Paman Rawedeng tentang arti dari mimpi yang Pangeran Andra dapatkan, membuat Pangeran Andra ingin menjadi lebih kuat lagi.

"Aku harus kuat! Dengan membuat diriku menjadi kuat maka aku bisa melindungi Ayahanda dan Ibunda serta para rakyat di Kerajaan Manggala ini," ucap Andra pada dirinya sendiri sendiri.

"Paman, kalau boleh saya akan meminta pertolongan Paman."

"Sebutkan saja Gusti Pangeran. Hamba akan membantu sebisa mungkin," ujar Paman Rawedeng kepada Pangeran Andra.

"Saya ingin Paman melatih saya lagi. Saya ingin mendapatkan kembali kekuatan saya," ujar Sang Pangeran kepada Paman Rawedeng.

"Baiklah Gusti Pangeran. Hamba akan melatih Gusti Pangeran kembali."

Setelah bertemu dengan Paman Rawedeng, Pangeran Andra pergi menemui Ayahandanya untuk mengatakan rencana latihan miliknya.
***

Hari ini Andra sedang menunggu Paman Rawedeng dihalaman Keraton. Sudah tidak sabar Andra ingin berlatih ilmu silat dan juga kanuragan lagi.

"Mohon maaf atas keterlambatan hamba, Gusti Pangeran."

"Tidak apa-apa Paman. Saya juga baru tiba," ujar Pangeran Andra kepada Paman Rawedeng

"Baiklah Gusti Pangeran, mari kita mulai dengan latihan fisik dahulu. Yang pertama harus dilakukan adalah berlari mengelilingi halaman istana ini."

"Berapa banyak, Paman?" tanya Pangeran Andra.

"Nanti kalau sudah hamba bilang cukup maka Gusti Pangeran dapat berhenti."

Entah kenapa tiba-tiba perasaan Pangeran Andra merasa tidak enak. Tapi perasaan itu Sang Pangeran hilangkan. Karena dengan begitu Sang Pangeran dapat berlatih dengan maksimal.
***

"Ayo lari terus Gusti Pangeran" perintah Paman Rawedeng kepada Sang Pangeran.

Pangeran Andra hanya bisa mengumpat dalam hati. Karena perasaan tidak enak tadi  ternyata adalah latihan ini. Paman Rawedeng memerintahkan agar Pangeran Andra terus berlari tanpa henti. Sedangkan saat Sang Pangeran sedang berlari, dia melihat Paman Rawedeng sedang bersila sambil membaca sebuah kitab yang Andra sendiri tidak tahu apa isi dari kitab itu.

"Berhentilah dulu Gusti Pangeran," perintah Paman Rawedeng kepada Sang Pangeran.

"Baik Paman."

Pangeran Andra lalu berhenti berlari. Entah sudah berapa kali dia mengelilingi halaman ini.

Paman Rawedeng lalu mengajak Pangeran Andra untuk berbicara tentang keadaan Kerajaan Manggala. Mereka lalu duduk bersila sambil berhadapan.

"Gusti Pangeran, Anda harus mulai memahami keadaan kerajaan ini. Apa yang menjadi permasalahannya, apa yang jadi penyebab terjadinya pemberontakan dan akhirnya menjadi peperangan yang tak berkesudahan," ujar Paman Rawedeng.

Pangeran Andra mendengarkan dengan seksama segala penuturan Paman.

Belum sempat Pangeran Andra bertanya lagi tiba-tiba saja Paman memberikan perintah kepadanya untuk memejamkan mata sambil menenangkan pikiran.

Berjam-jam Pangeran Andra melakukan apa yang Paman Rawedeng perintahkan hingga akhirnya Paman Rawedeng memerintahkan Sang Pangeran berhenti dan lalu mengajak Pangeran Andra ke tempat para prajurit sering berlatih.

Ketika sampai di sana, Pangeran Andra merasa terkejut sekali. Karena Sang Pangeran melihat cara para prajurit berlatih sangatlah berbeda dengan caranya. Tapi Pangeran Andra bisa melihat dari wajah mereka tidak ada kata lelah sama sekali.

Pangeran Andra merasa malu dengan dirinya sendiri. Karena kalau dibandingkan mereka dia masih jauh sekali. Sang Pangeran melihat tekad mereka untuk bisa berguna untuk kerajaan sangatlah besar.

"Bagaimana Gusti Pangeran? Apakah Gusti Pangeran masih merasa berat dengan latihan yang hamba berikan dibanding dengan cara mereka berlatih?"

"Maafkan saya, Paman. Saya merasa malu sekali dengan diri saya sendiri. Saya akan berlatih lebih baik lagi."

"Bagus. Sekarang mulailah Gusti Pangeran untuk menaiki tiang-tiang itu. Lalu melompatlah diantara tiang-tiang itu. Latihan ini gunanya untuk melatih keseimbangan Gusti Pangeran," perintah Paman Rawedeng

"Baik Paman."

Lalu Pangeran Andra mulai menaiki salah satu tiang yang ada. Jarak antara tiang sejauh tiga meter. Pada saat pertama Pangeran Andra melakukan lompatan, dia langsung terjatuh. Hal ini terjadi karena keseimbangan tubuhnya belum stabil.

Buk

Pangeran Andra jatuh lagi. Entah ini jatuhnya Sang Pangeran yang ke berapa kali. Tetapi Pangeran Andra tidak mau cepat menyerah. Walaupun tubuhnya mendapatkan lebam dan juga rasa nyeri di tulangnya.

"Ayo Gusti Pangeran. Jangan cepat menyerah."

Pangeran Andra hanya tersenyum pahit ketika Paman Rawedeng menyemangatinya.

Ketika waktu siang tiba, Paman Rawedeng menyuruh Pangeran Andra untuk berhenti dan beristirahat. Sang Pangeran lalu berhenti dan lalu duduk bersila untuk mengatur nafasnya. Hal ini Pangeran Andra lakukan untuk menghilangkan rasa letih yang dia rasakan dan juga untuk mengumpulkan kembali tenaganya.

Setelah Pangeran Andra merasakan istirahat yang cukup dan tenaganya yang telah terkumpul kembali, Pangeran Andra memulai lagi latihan keseimbangan ini.

Buk

Lagi-lagi Pangeran Andra gagal untuk menyeimbangkan dirinya. Kemudian Pangeran Andra memilih berhenti dahulu. Lalu dia bersila untuk menenangkan pikirannya. Setelah setengah jam menenangkan pikiran, akhirnya Pangeran Andra mencoba lagi.

Tap... Tap...

Akhirnya Pangeran Andra dapat melakukan latihan keseimbangan ini dengan benar. Pangeran Andra lalu melirik ke arah Paman Rawedeng yang sedang melihat dirinya latihan. Paman Rawedeng tersenyum kepada Sang Pangeran.

Tak terasa langit mulai gelap. Dan Paman pun menghentikan latihan Pangeran Andra untuk hari ini.

"Gusti Pangeran, mari kita pulang. Baginda Raja pasti khawatir dengan Gusti Pangeran," ujar Paman Rawedeng.

"Iya Paman"

Dalam perjalan pulang menuju istana, Sang Pangeran sempat bertanya kepada Paman Rawedeng tentang permasalahan antara Ayahanda dengan Paman Jati Arga. Tetapi Paman menjawab bahwa ada saatnya Pangeran Andra akan tahu.

Note :
Ketemu lagi guys. Maaf chapternya pendek. Sekalian juga aku mau mengucapkan Selamat Idul Fitri. Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon Maaf Lahir dan Batin 🙏🙏🙏🙏
Jangan lupa vote dan komentarnya ya. Matursuwun 🙏🙏🙏🙏

Sang Fajar (Tersedia E-Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang