Chapter 7 | Pukulan Dan Tendangan

866 39 4
                                    

Hari ini Pangeran Andra mulai akan berlatih kembali dengan menggunakan balok-balok kayu yang sangat besar sekali. Yang sudah dia persiapkan sebelumnya. Pada saat Pangeran akan bersiap untuk berlatih Paman Rawedeng pun memanggilnya.

"Sekarang cobalah Gusti Pangeran praktekkan sikap kuda-kuda yang telah Gusti Pangeran latih selama ini," perintah Paman Rawedeng.

"Baiklah Paman," jawab Pangeran Andra

Ketika Pangeran Andra sedang melakukan kuda-kuda itu, tiba-tiba saja Paman Rawedeng memukuli kedua paha Pangeran Andra dengan menggunakan bambu berukuran sedang. Dia pun terkejut dengan perlakuan Paman Rawedeng. Ingin Pangeran Andra berteriak tetapi tidak jadi. Dikarenakan tidak ada rasa sakit yang dia rasakan. Yang terjadi adalah sebaliknya. Bambu-bambu tersebut menjadi hancur. Hanya saja celana Pangeran Andra sobek karena terkena sabetan terus menerus. Setelah dirasakan cukup maka Paman berhenti melakukan hal itu.

"Nah, Gusti Pangeran sudah mengerti kenapa hamba memerintahkan supaya melakukan latihan kuda-kuda ini setiap hari?" tanya Paman kepadaku.

"Iya Paman, saya merasa kaki saya kuat sekali. Tadi saya merasa terkejut, tetapi saya tidak merasakan sakit sama sekali," jawab Pangeran Andra.

"Baguslah kalau Gusti Pangeran merasa seperti itu. Setelah melatih kuda-kuda maka latihan yang kedua adalah pukulan dan tendangan. Sekarang mari kita istirahat dahulu, Gusti Pangeran"

Setelah cukup beristirahat Paman mengajak Pangeran Andra untuk berlatih pukulan. Sambil berlatih Paman berkata kepada Pangeran sambil menunjukkan sebuah buku.

"Gusti Pangeran, ini adalah kitab untuk mempelajari pukulan dan tendangan. Silahkan Gusti Pangeran mempelajarinya dan memahaminya dahulu. Setelah itu kita akan mempraktekkannya," perintah Paman Rawedeng.

Setelah selesai membaca kitab yang telah Paman Rawedeng berikan, akhirnya Pangeran Andra mulai mempraktekkan secara perlahan-perlahan dengan dibimbing oleh Paman Rawedeng.

Gerakkan yang pertama Pangeran Andra lakukan adalah memukul sebuah pohon yang sudah dilapisi dengan tali yang mengelilingi pohon tersebut hingga ke bagian bawahnya.

Buk...buk...

Awalnya sakit sekali. Sampai terasa mau patah jari-jari tangannya. Tapi hal itu tidak merubah tekad Pangeran Andra. Dia lakukan latihan ini hingga jari-jarinya terluka. Setelah terjadi hal itu Pangeran Andra terpaksa berhenti dahulu latihan memukul.

Selama tangan Pangeran Andra masih dalam penyembuhan, maka latihannya dia ganti dengan latihan menendang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama tangan Pangeran Andra masih dalam penyembuhan, maka latihannya dia ganti dengan latihan menendang.

Duak...duak...

Tendangan yang dia lakukan di sesuaikan dengan isi dari kitab yang sedang pelajarinya. Dari menendang menggunakan punggung kaki dan telapak kaki.

Berbulan-bulan Pangeran Andra lakukan latihan memukul dan menendang. Hingga akhirnya tanpa dia sadari pohon yang digunakan sebagai tempat latihan memperlihatkan bekas latihannya.

Pada saat sedang istirahat, Pangeran Andra menghampiri Paman Rawedeng, untuk menanyakan latihan apa lagi yang harus dia lakukan.

"Hamba rasa sudah cukup untuk saat ini Gusti Pangeran"
***

Keesokkan harinya Pangeran Andra tidak berlatih ditempat biasanya. Dia memilih berlatih sendiri di halaman Keraton. Alat-alat untuk berlatih pun sudah dia persiapkan sendiri.

Pada saat sedang berlatih, Paman Rawedeng datang dan menghampiri Pangeran Andra.

"Gusti Pangeran, sudah saatnya Gusti Pangeran latihan menggabungkan pukulan dan tendangan. Latihan ini akan menjadi jurus-jurus sesuai dengan kitab yang sudah hamba berikan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang Fajar (Tersedia E-Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang