Hari ini Andra sedang bersiap diri untuk pergi melihat keadaan rakyat di Kerajaan Manggala. Pakaian yang Andra gunakan tidaklah mencolok. Ketika selesai, Sang Pangeran pun keluar dari kamar lalu mencari keberadaan Paman Rawedeng. Dan Sang Pangeran menemukan Paman Rawedeng sedang berbicara dengan Ayahanda.
"Salam Ayahanda. Salam Paman. Mohon maaf atas keterlambatan saya, Paman."
"Salam Gusti Pangeran, hamba yang datang lebih dahulu. Karena ada yang harus hamba bicarakan dengan Baginda Raja."
"Kalau begitu lanjutkan saja Paman. Saya akan menunggu diluar," ujarku.
"Tidak perlu Gusti Pangeran. Urusan hamba dengan Baginda Raja sudah selesai. Mari kita berangkat sekarang."
Sang Pangeran dan Paman berpamitan kepada Baginda Raja. Dan Beliau berpesan agar berhati-hati dijalan.
Ditengah perjalanan Sang Pangeran bertanya kepada Paman Rawedeng tentang sistem pemerintahan yang ada di Kerajaan Manggala ini. Lalu dengan lugas Paman Rawedeng menjelaskannya.
"Ada lima sistem pemerintahan yang digunakan oleh Baginda Raja maupun oleh raja-raja sebelumnya," ucap Paman.
"Sistem apa saja itu Paman?" tanya Sang Pangeran.
"Yang pertama adalah Sistem Pemerintahan, yang kedua adalah Sistem Keamanan atau Keprajuritan, yang ketiga adalah Sistem Perekonomian dan Perdagangan, yang keempat adalah Sistem Hukum dan yang terakhir adalah yang kelima, yaitu Jabatan Khusus. Masing-masing Sistem memiliki pejabat ataupun petugas. Apakah Gusti Pangeran sudah mengerti?" tanya Paman Rawedeng.
"Saya mengerti Paman," jawab Sang Pangeran dengan tegas.
Selama perjalanan Andra melihat banyak rakyat yang hilir mudik. Terlihat keceriaan di wajah mereka.
***Karena mengobrol, tanpa terasa kami telah sampai di sebuah kedai yang terlihat lumayan ramai. Kami istirahat di kedai ini karena kata Paman selain masakannya enak tapi di tempat seperti inilah yang mudah mencari informasi tentang apapun. Kami berdua duduk di meja yang kosong dan telah ditinggalkan oleh pengunjung sebelumnya.
"Paman pelayan!"
"Sugeng rawuh kisanak, mau pesan apa?" ucap pelayan kedai yang dipanggil oleh Sang Pangeran.
"Saya pesan nasi ayam dan air kelapa. Paman Rawedeng pesan apa?"
"Saya pesan nasi dengan sayuran rebus sedangkan minumnya air kendi saja."
"Inggih, tunggu sebentar lagi, pesanan kisanak akan kami antar."
Tidak lama kemudian pesanan Pangeran Andra dan Paman Rawedeng pun datang. Mereka menyantapnya dengan lahap. Dikarenakan hari ini Sang Pangeran belum sarapan. Setelah selesai makan, kami pun sepakat untuk melanjutkan perjalanan lagi.
Selama perjalanan, Pangeran Andra begitu terpesona melihat dengan jelas pemandangan dan juga kehidupan rakyat di Kerajaan Manggala. Sangatlah makmur. Hasil bumi yang dihasilkan oleh masyarakat dapat membantu kemajuan Kerajaan Manggala dalam perekonomian.
"Paman, tak terasa hari semakin sore. Bagaimana kalau kita cari penginapan? Karena esok hari kita harus pergi lagi," tanya Andra.
"Sebaiknya seperti itu Gusti Pangeran. Mari kita cari penginapan yang terdekat," jawab Paman.
Pada saat kami menemukan penginapan, ada sebuah kejadian yang terlihat oleh kami dan itu membuat kami menjadi marah sekali. Terutama Sang Pangeran.
***"Cepat bayar pajakmu!!!" Ini sudah telat dua hari. Nanti kalau kamu telat lagi kami bisa di marahi sama Demang Codya."
"Nyuwun pangapunten tuan prajurit, hamba belum bisa membayar pajak karena hasil sawah sangat sedikit. Mohon keringanan waktu lagi."
"Halah...minta waktu lagi!!!" Ora isa. Hari ini harus bayar. Kalau tidak bisa bayar maka anak gadis kalian sebagai gantinya untuk diberikan kepada Demang Codya."
"Ampun, jangan tuan prajurit. Genduk ini anak kami satu-satunya. Tolong jangan dibawa."
Ketika kedua prajurit akan membawa anak gadis orang tua itu dengan terpaksa maka Sang Pangeran pun berteriak.
Note :
Sugeng rawuh : selamat datang
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Fajar (Tersedia E-Book)
FantasyRiandra, seorang remaja ber-IQ tinggi, diculik ke masa lampau melewati celah dimensi. Saat di sana Riandra terkejut setelah mengetahui jati dirinya yang sesungguhnya. Siapa yang membawa Riandra? Apa misi Riandra di sana dan apakah Riandra bisa kemba...