Ify's side ya gaes...
.
.
.
.
.
.
.
.Satu bulan berlalu semenjak gue berbaikan dengan Rio, semua terlihat baik-baik saja. Bathin gue di kampus sehat sentosa, hidup gue gak ada yang ngehujat, semuanya lancar terkendali. Gue menghembuskan nafas lelah karena ini sudah akhir bulan Agustus, tapi menstruasi gue belum juga datang. Gue takut terjadi apa-apa. Memikirkan itu membuat gue stress mendadak.
"Ify, temenin gue ke kantor jurusan yuk!". Kata Viana. Gadis itu datang tak sopan dikala gue lagi mager siang hari ini. Setelah makan siang, gue memilih untuk lesehan di sekre HMJ. Lumayan ngadem.
"Malas ah! Capek gue, Vi". Dia merenggut tak suka lalu menghentakkan kakinya ke lantai. Dih, sok imut banget tu oncom basi.
"Ayolah Fy! Gue mau ketemu dosen pembimbing".
" Ya lo aja sono! Gue mager, bener Vi". Viana mendelik seolah memikirkan sesuatu. Gue, ya bodo amat.
"Lo aneh akhir - akhir ini! Semenjak bulan lalu pokoknya!". Setelah mengatakan hal demikian, dia pun berlalu sebelum gue menanggapi. Dasar teman.
Gue juga mikir begitu sih, sejak sebulan lalu gue selalu aja gak jelas. Setelah gue pikir ulang, ada benernya juga. Lo bayangin deh, gue bukan tipe orang yang suka julid dan kalau ngomong suka ngehujat. Tapi semenjak itu, gue suka banget ngatain dan ngehujat anak orang. Tentu dalam konteks becanda. Padahal kalau sama orang lain -kecuali sahabat-sahabat gue- gue gak pernah kayak gitu.
Contohnya ketika pas gue minta tagihan uang kas mereka para pengurus HMJ, mereka pada ngeluh, ya udah gue langsung ngegas. Mereka kaget karena mereka tau gue bukan tipe orang seperti itu. Keanehan lainnya adalah, gue suka banget nyiumin bau baju Rio kalau tu laki udah pulang kuliah atau kerja. Padahal sebelum nya gak pernah. Terus satu lagi, gue suka masak sayur asem, padahal juga nih ya gue gak suka sayur asem walaupun gue bisa masak itu, tapi gak suka makannya.
Respon Rio, dia juga heran sih. Apalagi ketika mencium baju kotor itu. Dan gak tau kenapa, tubuh gue rada-rada sensitif ketika bersentuhan dengan Rio. Hormon gue naik kayaknya! Kan gue gak paham. Hadeuh.
Ketika hormon naik, otomatis gairah seorang perempuan akan naik. Setau gue sih gitu. Dan itu berdampak pada gairah yang dominan. Untung di Rio dong. Dia selalu menggempur gue habis-habisan kalau di ranjang. Gak habis pikir sama tenaga badak dia. Gue rasa dia gak pernah capek dan bosen untuk main setelah makan malam. Sentuh dikit, tubuh gue bergetar meminta lebih dan Rio tau cara melampiaskan apa yang gue mau.
Selama melakukan hubungan suami istri, Rio selalu mengeluarkan didalam. Setelah melakukannya, hal yang paling gue sukai adalah dia mengelus perut gue. Seolah berdoa dan berharap sebuah nyawa hadir disana.
Apa gue hamil ya?
Ponsel gue bergetar panjang, Rio menghubungi gue via whatsapp.
"Hallo, Bang!".
"Kamu dimana, sayang?". Satu lagi, panggilan kami berdua juga sudah berubah. Yang dulunya gue-elo, sekarang aku-kamu. Cie lahh, abege bageuhh. Tak lupa, selipan kata sayang.
" Di sekre, Bang. Kamu udah makan siang?".
"Belum. Bekal yang kamu kasih tau udah habis soalnya". Gue mendengus mendengar nya. Gak heran kenapa tenaga nya badak, kalau makan porsi nya besar gitu. Untuk bulan ini, gue belum sempat persediaan dapur. Jadi ketika masak untuk sarapan sekaligus bekal ke kampus tadi, seadanya saja. Untunglah Rio tidak banyak neko-neko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite
ChickLitKepulangan akhir tahun menjadi hal yang dinantikan oleh mahasiswa perantauan, hal itu yang dirasakan oleh Saifyla Tanjung. Ia memutuskan pulang sejenak untuk merehatkan bathin dan fisiknya selama satu bulan. Tapi belum sampai satu minggu, ia harus d...