Another Part (4) of Opposite

766 38 14
                                    

Part ini bercerita tentang Ify yang sedang menjalani masa PLK nya ya.. Berarti saat twins sudah lahir.  🙂🙂




***


Hari ini Ify mengajar di kelas Gandi. Jam ketujuh sampai kesembilan adalah jam terakhir di siang ini. Sangat lelah sekali menurutnya. Tadi saat istirahat Ify ber video call dengan Mertuanya. Memperlihatkan twins yang sedang lucu-lucunya bermain di usia ke tujuh bulan. Ya, usia mereka sudah sebesar itu. Tujuh bulan bukanlah waktu lama, dan terasa singkat. Dan ia sudah menjalani PLK selama empat bulan.

Ibu dua anak itu melangkah ke kelas 11 MIPA 4, dimana mata pelajaran jam ke tujuh akan dimulai. Tapi saat sampai disana, ternyata masih ada guru yang mengajar didalam. Siluet orang yang ia kenal.

Pandangan mereka bertemu, menjadi tajuk untuk mengulas kembali rasa yang pernah singgah beberapa tahun lalu. Senyum ify terlempar begitu saja.

Suara bel pergantian pelajaran berbunyi. Ify menunggu sosok tersebut keluar.

Hanya sebuah senyum profesional yang mampu Ify torehkan saat ini. Hatinya terlalu goyah.

"Tuhan tolong kuat kan aku".

Bathin nya bergolak bodoh. Demi apapun, dia sudah bersuami dan memiliki anak dua. Kenapa setiap Adrian melangkah kepadanya selalu ada getar tak kasat mata di hatinya. Kenapa motorik nya seolah menyukai hal demikian?

"Silahkan, Fy!". Kata Adrian sopan. Ify mengangguk santai dan memasuki kelas. Sebelumnya ia menatap Adrian, lebih tepatnya punggung tegap itu.

"Baiklah anak-anak, silahkan simpan buku pelajaran kalian yang tidak ada sangkut pautnya dengan kimia. Kita mulai pelajaran siang hari ini".

***

Ify berlari ke dalam toilet khusus guru. Hatinya kembali bergolak tak tentu. Perlakuan Adrian tadi kepadanya membuka kenangan lama itu. Kenapa ia dan Adrian ditakdirkan PLK ditempat yang sama? Kenapa perasaan nya baru berbalas sekarang ketika ia sudah memiliki orang lain? Kenapa dan masih banyak kenapa lainnya.

Airmatanya luruh begitu saja. Disaat yang sama, ada Agni dan Via yang memasuki toilet. Kedua perempuan itu berdua syock melihat perubahan  sahabat mereka.

"Ify--". Tanpa persetujuan Via, ia membenamkan kegundahan nya di pundak gadis itu. Menangis tersedu-sedu karena terkelupas rindu yang tak pernah berujung temu.

"Kenapa baru sekarang sih, Vi? Kenapa setelah satu tahun berlalu, baru sekarang berbalas?". Ify mengeluarkan sesaknya rasa yang ia pendam.

Via dan Agni menghela nafas berat, Ify terkena Sindrom patah hati tapi telat. Hah, apa pula itu! Pikir mereka.

"Fy, lo gak boleh kayak gini dong! Inget status lo sekarang! Gue tanya deh, lo cinta gak sama Bang Rio? He's your husband now and you have a babys. Twins". Kata Agni mencoba membuka pikiran Ify.

"Kalau lo terus lemah karena perasaan masa lalu, lo gak akan pernah maju! Lo sekarang ada di masa depan! Dan masa depan lo adalah dengan Bang Rio, bukan dengan Adrian. Udah jelas semuanya!". Kata Via.

"Gue pernah bilang kan, berdamailah dengan masa lalu. Tapi jangan biarkan dia kembali karena itu akan menghambat kebahagian dan kesembuhan hati lo! Bersikap dewasalah sekarang".

"Kalau lo masih kepikiran sama Adrian, gak akan menjamin keselamatan rumah tangga lo dan Bang Rio. Gak akan menjamin kebahagiaan Alika dan Malik di kemudian hari--".

"Apa yang lo harapkan dari Adrian, Fy? Gue tanya! Cukup ya selama satu tahun lebih lo bersikap 'I'm strong' tapi nyatanya, kamuflase lo itu gak berarti apa-apa. Lo bego dengan perasaan tak tentu arah dan tak berujung itu". Agni kembali bersuara. Diantara mereka, hanya Agni yang mampu menyuarakan kata-kata kasar nya. Mengumpati hal yang perlu untuk sahabat-sahabatnya. Jika itu yang terbaik. Terlebih membuka pikiran mereka.

OppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang