Another Part (6) of Opposite

757 41 10
                                    

Ketika diri ini ngebet banget pengen ngepost another part, apalah daya kesibukan dan kelelahan menjadi penghalang.
Tapi sekarang, aku coba post 😂.

Ini sambungan yang kemarin ya, ketika twins udah kuliah. Sepertinya mereka belum punya lapak sendiri, hm

****

Perkuliahan hari ketiga lancar-lancar saja. Alika dan Malik banyak mendapatkan teman baru. Mereka mudah untuk bersosialisasi, apalagi Alika. Gadis itu sangat ceriwis dan humble kepada siapa saja. Ada saja bahan gunjingan nya untuk memulai pembicaraan. Sampai-sampai Malik selaku manusia satu rahim dengannya hanya bisa menggelengkan kepala.

Jam terakhir di perkuliahan hari ini adalah matakuliah Fisika dasar. Semua mahasiswa baru MIPA mendapatkan mata kuliah tersebut, termasuk mereka. Dari dulu, Alika paling tidak suka dengan namanya fisika. Sama seperti Malik. Duo kembar itu tak menyukai fisika. Tapi malah masuk kimia, padahal di kimia akan berjumpa dengan mata kuliah yang mayoritas turunan rumus tersebut.

"Bang, kita pulang aja yuk! Aku males ketemu fisika". Kata Alika ketika mereka telah selesai makan siang dan sholat dzuhur. Malik Mendengus mendengar kata-kata manja tersebut. Meskipun mereka tidak suka fisika, tapi tetap saja harus masuk. Biar pun susah, kalau tidak mencoba tidak akan bisa. Begitu pikirnya.

"Gak mau ih!--".

"Mending telfon mama, biar semangat lagi! Atau papa bisa juga". Kata Malik memberi saran. Mau tak mau Alika mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Rio.

Dering pertama tak bersambut, begitu seterusnya sampai ia mencoba yang ketiga kalinya. Mereka menyimpulkan jika Rio masih sibuk dengan kertas-kertas nya. Lalu, Alika berlanjut menghubungi Ify. Berharap ibu mereka itu akan menyambut.

"Hallo, assalamu'alaikum Mama!". Sapa nya sembari menorehkan senyum ceria.

"Waalaikumsalam, Alika! Ada apa Nak? Udah makan siang?". Tanya Ify beruntun dari arah sana.

"Udah makan kok, Ma. Mama gimana? Mau ngajar ya?". Alika melihat arloji Malik yang menunjukkan pukul setengah dua siang.

"Mama juga udah makan. Siang ini mama mau rapat, jadi gak ngajar dulu. Eh iya, abang mana?".

"Abang disini, Ma". Sahut Malik. Pemuda itu menggeser adiknya untuk duduk agar leluasa berbicara.

"Ma, siang ini belajar fisika. Mama tau lah kalau kami berdua gak suka sama fisika".

"Terus kalian mau bolos gitu?". Tanya Ify tak suka. Alika dan Malik saling lirik.

"Ma---".

"No! Ini perkuliahan pertama hari rabu, masa kalian gak masuk sih! Harus masuk, Nak!".

"Meskipun kamu gak suka, tapi ketahuilah bisa jadi mata kuliah itu yang menolong nilai-nilai kamu nanti. Jadi, gak ada cerita kalau gak masuk!". Kata Ify tegas. Alika menghela nafas berat. Hatinya sungguh benci.

Melihat adiknya yang seperti itu, Malik lekas mengambil ponsel dan berbicara dengan ibu nya.

"Ma--".

"Abang juga! Gak ada cerita mau bolos, di mata kuliah apapun itu! Mama dan papa gak biayain kuliah kalian untuk bolos ya!".

" Iya ma, iya! Kami gak akan bolos". Kata nya.

"Ya udah kalau gitu, belajar yang rajin. Salam buat tante Shilla dan tante Via, ya Nak".

"Iya ma!". Setelah mengucapkan salam,  mereka pun memasuki kelas yang ternyata sudah penuh oleh mahasiswa lain.

OppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang