26

1.3K 71 16
                                    

Gaes,  percayalah tadi itu belum selesai ngetik.  Dan udah kepencet publish aja 😅.  Maaf kan diri ku yo gaes 🙏🙏.  Ini beneran udah update kok,  wkwkw.

~~~~

Ify's side ya gaes...
.
.
.
.

**

"Aku--".

" Aku apa bang?". Tanya gue berusaha tenang dibalik ketegangan Rio.

"Aku lulus!". Mata gue melebar tak percaya kemudian Rio melepaskan pelukan kami dan tersenyum lebar. Bahunya sudah merosot lega. Kumandang hamdalah meluncur begitu saja dari mulut kami. Gue bersyukur akhirnya perjuangan Rio tak berakhir sia-sia.

"Alhamdulillah ya Allah! Akhirnya bang, kamu lulus juga". Kata gue senang. Dia mengangguk lalu menghujani gue dengan kecupan mesra.
Duh, jadi malu. depan umum nih!

" Wess santai dong Yo! Main sosor aja tu lambe! Kampus ini we!". Kata Denis mengingat kan. Gue menyembunyikan wajah didada bidang Rio. Tak sanggup untuk melihat wajah tengil mereka yang menjahili gue.

"Iya nih! Bumil juga satu, mentang hormon naik mah nerima aja ye gak". Kata Agni ikut-ikutan. Kan anjay kawan!

"Ah kalian! Ganggu aja!". Hardik Rio tak suka. Gue mencubit pelan pinggangnya. Karena apa yang dibilang teman-temannya itu benar malah dia yang sewot.

"Apasih sayang?". Gerutunya. Gue mendengus.

"Udah sana masuk dulu! Foto sama salaman dengan dospem!". Suruh gue. Dia pun menurut. Heleh, laki.

"Gila Fy! Laki lo tukang sosor banget". Kata Viana yang diangguki  oleh yang lain. Gue mendengus sebal lantaran malu di depan umum.

" Kan udah halal". Bela gue pelan.

"Halal sih halal, Neng! Cuma ini kan kantor jurusan--". Denis meledek gue. Tak ingin ambil pusing, gue pun masuk ke ruang sidang karena dipanggil oleh Rio.

Ternyata dia menyuruh gue untuk memfoto kan bersama dosen penguji dan dosen pembimbing. Dasar, ya ampun! Tukang foto dong aku tuh!

"Yang bagus ya, Fy!". Katanya santai. Gue mengulas senyum tipis lalu membidik kamera kearah mereka.

Setelah puas berfoto dan berjabat tangan dengan para dosen, gantian Rio yang berfoto dengan teman-temannya.
Rupanya Kak Jessi dan Denis sudah membawakan mahkota dan selempang serta snack hadiah kompre untuk Rio. Halim juga ada, dia masih gagah dengan menebar senyum selepas kompre. Yang udah lulus mah wajar.

Selempang bertuliskan 'Officially Rio Wardana, S. Si' disematkan oleh Denis sedangkan mahkota dipasangkan oleh Halim. Gue tersenyum bangga melihat pencapaian Rio. Biarlah, biarkan dia bersama teman-temannya.

"Lo gak ada ngasih apa-apa gitu, Fy?". Bisik Viana.

" Lo gak lihat perut gue udah mau meletus gini, lo bilang gak ada ngasih apa-apa?". Kata gue sembari melirik sinis padanya. Dia pun terbahak mendengar perkataan gue. Lagian ya, hadiah apalagi?

"Ya gak gitu juga, Fy! Maksud Via itu, kayak selempang atau makan malam romantis atau apalah gitu". sambung Agni yang diangguki oleh Via.

Gue menghela nafas pendek, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas. Adalah sebuah selempang bewarna merah dengan ukuran bordir berwarna putih sangat jelas dan sangat kontras bertuliskan 'Daddy's twins, S.Si'.

"Ihh lucu banget!". Seru Via ketika gue memperlihatkan selempang itu.  Gue menyembunyikan dibalik punggung.  Malu gitu. Takut Rio gak suka.

"Diem deh! Gue ngerasa alay banget". Kata gue murung.  Alhasil Viana dan Agni menggeleng heran.  Lalu menyentuh pundak gue.

OppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang