Ify's side ya gaes..
.
.
.
.
.
.
.***
Seminggu berlalu..
Perkuliahan kembali di mulai. Tak ada cerita kalau hari pertama itu gak belajar. Hoax sumpah! Yang ada kami langsung di suguhi berbagai macam tugas. Terpenting tugas akhir juga sudah ada. Mantap kan?
Di semester enam ini gue sekelas dengan Jeno. Perihal Alista, gue ingin membicarakan dengan nya. Setelah istirahat jam kuliah pertama selesai, gue menarik tangannya. Membawa nya menepi untuk sejenak.
"Kenapa sih Fy?". Tanya Jeno tak paham. Gue menghela nafas pendek. Lalu menatap Jeno Lamat-lamat.
" Perjodohan lo gimana?". Tanya gue to the point. Jeno nampak terkejut tapi dia apic menyembunyikan.
"Masih persiapan dan mungkin akan jalan di tempat--".
" Alista hamil, lo tau?". Dia mengangguk lirih. Ya Allah, temen gue kenapa gini sih? Bejat nya gak ketulungan.
"Lo mau tanggung jawab kan?". Desak gue. Dia diam, tak menjawab sama sekali. Apalagi gestur tubuhnya mendadak kaku.
"Gue--".
"Dia mau gugurin hasil benih lo. Apa lo tega? Alista perempuan dan dia akan sangat Depresi, Jen! Lo ninggalin dia gitu aja tanpa mau bertanggung jawab? Oke, kalian di jodohkan tapi kalau lo gak Terima, apa harus lo jadiin dia pelampiasan?". Lagi, Jeno menunduk menatap kearah lain.
Gue menyentuh pundak nya "Jen, lo bisa cerita ke gue. Lo kenapa sebenernya?".
Jeno menatap gue lirih "Gue mencintai Alista sejak lama, Fy. Jauh sebelum dia jadian dengan Rio. Kami berteman sejak usia gue 10 tahun, dia 11 tahun. Mama dan papa pun bersahabat dengan keluarga nya. Hingga suatu kesepakatan itu terucap ketika kami sudah dewasa. Menikahkan kami berdua--". Gue mencoba menyimak.
"Alista, waktu itu udah putus dengan Rio. Ya, kesepakatan itu terjadi awal tahun lalu. Alista terpuruk, dan gue ngerasa kalau gue datang di waktu yang tepat untuk menyembuhkan hati nya. Alista belum bisa menerima gue. Dia pun menolak perjodohan itu dengan alasan dia udah nganggap gue seperti adiknya. Tapi gue enggak!--".
"Lo cinta sama Alista?".
"Sangat! Itulah kenapa gue nekat ngebuat dia malu karena video lama itu. Biar gue bisa dapetin dia ketika dia mendapat malu. Katakanlah kalau gue egois. Tapi gue gak mau dia terus mengemis cinta ke suami lo, Fy--".
"Dan sampai sekarang pun masih". Balas gue tersenyum pilu. Jeno tersenyum masam.
" Ya dan sekarang pun masih".
"Lalu, kenapa bisa kalian melakukannya?". Tanya gue.
"Awalnya karena Alista yang gak move on dari Rio. Dia sering ke bar. Gue selalu ngikutin dia. Orang tuanya udah percaya ke gue untuk jagain dia di Jakarta. Karena rasa gue ke dia juga. Akhirnya gue selalu nemenin dia ke bar. Gak selalu sih, kalau gue gak sibuk aja--". Gue mengangguk paham.
"Terus, kami mulai dekat pas bulan awal November. Dia selalu minta tolong ke gue nganterin dia ke mana-mana. Oke, udah gue turutin. Puncaknya akhir November. Dia mabuk berat. Waktu itu gue gak ada sama dia. Gue susulin ke apartemennya, dia gak ada. Ya udah gue susulin ke bar dimana biasa di minum. Ternyata dia udah hangover, Fy. Gue bawa dia pulang ke apartemen gue, karena gue udah gak ngontrak bareng senior lagi. Dia meracau gak jelas, dia gak terkendali. Gue curiga dia mabuk lebih dari tiga botol untuk melampiaskan semuanya". Jeno terlihat sangat terbebani dengan kisah yang dialaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite
ChickLitKepulangan akhir tahun menjadi hal yang dinantikan oleh mahasiswa perantauan, hal itu yang dirasakan oleh Saifyla Tanjung. Ia memutuskan pulang sejenak untuk merehatkan bathin dan fisiknya selama satu bulan. Tapi belum sampai satu minggu, ia harus d...