Waktu menunjukkan pukul delapan tepat ketika pemuda itu telah menyelesaikan kegiatan mandi pagi harinya. Melangkah menuju meja belajar sembari mengeringkan rambut cokelat tuanya dengan handuk. Hari ini adalah hari pertama di tahun kedua ia menjalani perkuliahan di Humber College, Kanada. Negara di Amerika Utara ini sedang berada di awal musim panasnya, waktu tepat untuk menjalani kelas pagi.
Pria itu tersenyum seraya memakai kacamata bulatnya dan merapihkan kemeja kotak-kotaknya yang kemudian ia balut dengan jaket berwarna hitam. Memikul tas cokelatnya sambil memakai sepatu dengan warna senada. Setelah yakin bahwa perlengkapan kuliahnya tidak ada yang tertinggal dan pakaiannya terbalut apik di tubuhnya, ia keluar dari apartemen mungilnya. Menyenandungkan lagu kesukaannya sambil melangkah menuju kampus di Negara impiannya.
Kim Seungmin, pria itu, berjalan pelan memasuki ruang kelasnya. Memilih bangku ketiga dari depan di pojok kelas itu. Waktu pelajaran dimulai sepuluh menit lagi. Kepalanya mengangguk kala banyak teman sekelas yang menyapanya. Tidak banyak yang bisa dilakukan, sembari menunggu sang dosen datang ia asyik menjelajahi smartphone-nya. Netranya terhenti saat merasa ada mahasiswa lain menduduki bangku sebelahnya. Ia mendongakkan kepala sambil mengangkat kacamata yang turun di hidungnya, mendapati senyuman matahari dari pria tinggi di hadapannya, mengurutkan sedikit keningnya merasa asing dengan wajah itu.
"Hello! May I sit in here?" tanyanya. Pertanyaan retoris karena dia sudah duduk lebih dahulu.
"Oh, hello!" Seungmin tersenyum dan mengangguk singkat tanda menyetujui kemudian kembali pada kegiatan awalnya.
"What's your name? I'm Hyunjin, transfer student from Ontario Tech University. Nice to meet you," pria tinggi itu tersenyum manis, manis sekali seraya mengangkat tangannya, menunggu sang lawan bicara menyambutnya.
"Oh! You're Korean? Finally! I'm Seungmin. Nice to meet you too, Hyunjin!" Seungmin membalas tangan itu sembari tersenyum ceria.
"Ternyata tepat dugaanku kau orang Korea juga!" Hyunjin tertawa kecil dan langsung menggunakan bahasa ibunya setelah membenarkan hatinya bahwa lelaki ini berasal dari Negara yang sama dengannya.
Seungmin hanya menjawab dengan senyuman, tanda menyetujui kawan baru sekelasnya itu. Sedikit tidak menyangka akhirnya menemukan orang yang memiliki kewarganegaraan sama dengannya setelah setahun kuliah di sini. Wajahnya langsung ia arahkan ke depan ketika seorang dosen masuk ke dalam kelas dan menyapa mereka semua. Seluruh mahasiswa yang berada di sana langsung larut dalam kegiatan perkuliahan.
--
Kelas telah usai. Pria tinggi berambut hitam legam itu mengajak pria berkacamata untuk ke kantin. Beruntung Seungmin belum sarapan, jadi mereka berjalan berdampingan untuk memenuhi sarapan terlambat mereka. Seungmin dengan sigap menjelaskan ruangan dan jalan yang ditanyakan Hyunjin, mengingat ia belum banyak berjalan sekeliling kampus ini.
"Nah! Kita sampai di kantin! Kamu mau pesan apa?" Seungmin bertanya ceria.
"Biar aku yang pesan, Seungmin. Tanda kamu mau menjadi temanku," Seungmin hendak protes, tetapi Hyunjin menggeleng dan segera memesan makanan.
Seungmin segera melangkahkan kaki, mengambil inisiatif untuk mencari tempat. Kantin tidak terlalu ramai di waktu menjelag siang saat ini, hanya ada tiga meja yang terisi. Langkah kaki membawanya ke bangku yang menurutnya sempurna. Dia langsung mendudukkan diri di sana, menunggu temannya itu selesai memesan.
Pandangannya mengarah ke arah teman barunya itu. Hyunjin itu sederhana, dia hanya menggunakan kaos putih berkerah yang dipadukan dengan celana jeans panjang berwarna hitam dan topi dengan warna senada. Kulitnya yang putih sangat pas bersanding dengan rambutnya yang sehitam arang. Jam tangan berwarna biru tua melingkar apik di pergelangan tangan kirinya. Sepatu putihnya melekat sempurna pada kaki pria itu. Lama memperhatikan kawannya itu, tak sadar bahwa Hyunjin sudah berada di hadapannya membawa dua sandwich dan dua jus jeruk.
Seungmin tersenyum seraya mengucap terima kasih yang langsung diangguki dengan cepat oleh pria dengan hidung mancung itu. Tanpa banyak kata, mereka menghabiskan sarapannya dengan cepat, mungkin karena sudah terlampau terlambat dan mereka sangat lapar. Hyunjin mengarahkan kepalanya untuk memindai kantin fakultasnya ini. Merasa berterima kasih pada Seungmin telah memilih tempat yang sesuai, ia merasa sangat nyaman ketika pertama kali mendudukan diri.
"Seungmin!" panggil Hyunjin sedikit mengejutkan pria berpipi gembil di hadapannya.
"Iya," Seungmin kaget karena sedang fokus memperhatikan minumannya .
"Oh, apa aku mengagetkanmu?" Hyunjin tertawa "Setelah ini kamu ada kegiatan lain?"
"Tidak! Kebetulan aku kosong. Ada apa?"
"Boleh aku mengenal dirimu lebih jauh, Seungmin?"
Seungmin sedikit tersentak dengan kalimat Hyunjin. Selain karena pertanyaan dijawab pertanyaan juga oleh Hyunjin, dia tidak menyangka akan mendapat kalimat seperti itu. Mereka beranjak sembari membawa jus jeruk yang masih setia berada di tangan mereka masing-masing. Hyunjin tidak membawa Seungmin kemana-mana ternyata, hanya sekedar jalan dari kantin menuju ke luar kampus, itupun sempat tersasar karena Hyunjin bersikeras mengingat, malah salah mengambil langkah dan akhirnya mengambil arah memutar, kemudian bertemu dengan rerumputan hijau yang terhampar luas.
"Aku tertarik dari awal di sini, Seungmin. Kamu biasanya di mana?"
"Di kursi sana!" Seungmin menunjuk kursi di arah kanan tempat mereka berdiri.
Humber College memiliki tiga kampus dengan tempat yang berbeda, yaitu North, Lakeshore, dan Orangeville. Seungmin dan Hyunjin yang mengambil program studi Accounting bertempat di Kampus Lakeshore. Kampus luas yang didominasi warna cokelat tua itu terletak di tepi danau Ontario, sangat cocok dengan Seungmin yang menyukai alam hijau dan damai. Itulah mengapa ia rela tinggal jauh dari keluarganya demi mendapatkan suasana belajar yang ia inginkan.
"Hyunjin!" Seungmin memecah keheningan yang tanpa sadar diciptakan mereka berdua.
"Iya?"
"Uhm, tadi kamu bilang ingin mengenal diriku lebih jauh, ada apa?"
"Ah, itu. Hanya saja aku memang tertarik padamu," kerutan timbul di dahi Seungmin, terkejut yang berhasil diselimuti oleh kebingungannya, "tidak, maksudku bukan begitu, Seungmin!" Hyunjin yang menangkap raut aneh Seungmin jadi kelabakan.
"Hey, santai saja. Kenapa tertarik padaku?"
"Di kelas tadi, aku hanya melihat dirimu yang berwajah Asia, dan ternyata kamu juga orang Korea. Awalnya aku takut tidak memiliki teman, apalagi aku mahasiswa pindahan, tentu aku yang mulai pembicaraan, kan? Ya, aku hanya merasa kurang percaya diri,"
"Tapi, tadi kau menyapaku lebih dahulu, kan?"
"Aku, yah," Hyunjin terlihat gelisah sehingga menggosok tengkuk belakangnya dan terlihat memerah, "aku hanya tiba-tiba yakin saja padamu. Entah kenapa. Kuharap kamu tidak keberatan, Seungmin."
"Ya ampun, Hyunjin! Tentu saja aku tidak keberatan!" tangan mungil Seungmin menepuk pelan bahu kanan pria tinggi di sebelahnya itu, "justru aku senang sekali! Bisa leluasa menggunakan bahasa Korea denganmu. Nanti aku kuliah di luar negeri melupakan bahasa ibu kan hal yang tidak lucu," Seungmin tertawa berusaha menenangkan teman barunya itu.
Hyunjin hanya merasa dirinya terdiam kaku mendengar tawa halus berasal dari bibir kecil milik pemuda di sampingnya yang telah merebut hatinya.
-
-
-
Halo, salam kenal!
Ini adalah ff pertama yang aku publish di sini, kuharap kalian bisa senang membacanya.
Semua chapter nantinya akan berjumlah 1k lebih words, jangan bosan, ya...
Jangan lupa vote dan comment-nya...
Terima kasih... :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite (hyunmin) ✔️
Fanfiction"Kenapa memilih Kanada, Seungmin?" "Negara ini adalah impianku, suasana seperti inilah yang aku sukai. Kalau Hyunjin?" "Ada yang menarikku ke Humber." Sejak kali pertama melihat Seungmin, dengan yakin Hyunjin mendeklarasikan dirinya sebagai sosok fa...