⚠WARNING⚠
Happy Reading!
-
-
-
"Seungmin, ini sudah tiga hari kamu minta menu yang sama," Seungmin meringis tak bersalah dengan Hyunjin menatap bingung kekasihnya.
Demam Seungmin sudah hilang, ikatan dirinya dan kakaknya begitu kuat hingga sang kakak pun bisa memprediksi berapa lama adiknya sakit. Namun, tiga hari Seungmin sakit, tiga hari juga ia meminta menu yang sama, sundubu jjigae.
"Penjualnya nanti hapal, lho, karena dua hari ini aku selalu ke sana," Hyunjin tertawa geli tapi tetap mengambil kunci mobil dan pergi memenuhi keinginan kekasihnya.
Tidak usah Hyunjin yang heran, bagi yang meminta pun ia juga heran. Seungmin hanya merasa makanan kesukaannya memiliki rasa yang hampir sama dengan buatan kakaknya ketika ia sedang sakit. Sundubu jjigae memang menu pilihannya ketika ia sedang tidak enak badan dan Seungmin selalu meminta sang kakak memasak khusus untuk dirinya. Padahal Hyunjin cerita, saat ia menelepon, kakaknya tidak menyuruh untuk membeli sup hangat itu. Entah bagaimana Hyunjin bisa tahu menu kesukaannya.
Sebenarnya Seungmin merasa tak tega dengan Hyunjin, tiga hari sudah ia merepotkan pemuda itu untuk kembali ke sana. Mau bagaimana lagi, lidahnya sedang ingin merasakan masakan itu. Beruntung baginya Hyunjin mau melakukannya. Ah, makin cinta Seungmin pada pemuda bermarga Hwang itu.
Seungmin sudah mulai aktif, memang terkadang lemas suka datang saat malam hari. Makanya sejak hari pertama demam, ia selalu meminta Hyunjin untuk memeluknya saat tidur. Seungmin hanya merasakan kungkungan nyaman dengan lengan kekar Hyunjin yang melingkupinya. Seungmin juga senang mendengar debaran jantung kekasihnya yang ribut menganggapnya sebagai pengalun tidur yang indah.
"Peluk," Seungmin mendekat lebih ke arah Hyunjin yang sudah menunggunya di kasur setelah mereka menyelesaikan makan malamnya.
"Duh, sini mana sayangnya Hyunjin."
Sebenarnya Seungmin sakit ada untung dan ruginya bagi Hyunjin. Untung karena seperti ini, Seungminnya lebih manja dan memeluknya terus-terusan. Ruginya Seungmin terlihat sangat lemas, walaupun senyuman itu tidak hilang dari bibir mungilnya, ketika sakit Seungmin lebih banyak diam dan menunjukkan permintaan dengan gerakan atau kata-kata singkat. Hyunjin gemas menunggu celotehan Seungmin yang membuatnya tertawa setiap waktu. Ketika sakit ini, Hyunjin lebih banyak menatap netra pemuda manis itu berharap dapat membagi sakit padanya.
Seungmin mendekat ke dada Hyunjin dan meletakkan kepalanya di sana. Telinga kirinya menangkap suara pengalun tidur terbaiknya. Tangan Hyunjin tak diam, malah mengelus surai lembutnya berulang kali dan berakhir menangkup pipi gembil pemuda itu.
"Sudah lebih baik, kan? Tidak pusing, kan? Suhu badanmu juga sudah normal, kok," anggukan Seungmin terasa di dadanya. Hyunjin mendesah napas lega akhirnya sang pujaan hati telah sembuh.
"Hyunjin," Seungmin menengadah mencari mata yang lebih tua.
Hyunjin berdehem tanda mendengar panggilannya.
"Makasih, ya, aku sudah merepotkanmu,"
"Hey," suara Hyunjin memberat saat menunduk mempertemukan mata keduanya, "aku tidak merasa direpotkan, dengan seperti ini kamu jadi bisa mengerti kalau kamu bebas menyuarakan keinginanmu, puppy. Aku tak masalah dengan hal itu,"
Kecupan yang diterima di pipinya mengantarkan rasa menggelitik dalam perutnya. Seungmin memejamkan matanya menerima perlakuannya lagi dan lagi.
"Aku boleh meminta?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite (hyunmin) ✔️
Fanfiction"Kenapa memilih Kanada, Seungmin?" "Negara ini adalah impianku, suasana seperti inilah yang aku sukai. Kalau Hyunjin?" "Ada yang menarikku ke Humber." Sejak kali pertama melihat Seungmin, dengan yakin Hyunjin mendeklarasikan dirinya sebagai sosok fa...