-21-

307 48 6
                                    

Double up boleh, kan? Hehe..
Happy Reading!
-
-
-

"Seungmin!"

Chan tersentak bangun dengan teriakan Hyunjin yang berada di tepat di sampingnya. Woojin yang sedang sibuk pun mendongak cepat saat rungunya menangkap suara keras di depannya.

Hyunjin berdiri dan berlari menuju Seungmin yang sudah berada di tanah dengan tumpuan kedua lutut dan tangannya. Pemuda yang lebih tua meraih pinggang Seungmin dan duduk di belakangnya untuk dibawanya ke dekapan. Dapat ia rasakan, jantung Seungmin yang berdebar cepat tanda terkejut. Tangannya mengelus dada sang kekasih untuk menetralkan degupan itu. Kalimat penenang ia alunkan pada telinga kiri Seungmin.

Seungmin meringis saat ia sudah reda dari sesi terkejutnya. Menaruh perhatian lebih pada sekumpulan burung di atasnya membuat tak sadar akan kehadiran akar besar sebuah pohon yang keluar dari tanah. Ia tersandung, dengan reflek yang cepat, beruntung bukan wajahnya yang terkena tanah langsung. Matanya melihat telapak tangan dan lututnya, ada luka gores di telapak tangan kirinya.

Chan dan Woojin muncul di depannya dengan kekalutan yang luar biasa tercetak di mukanya. Setelah Seungmin memunculkan senyumnya, barulah kedua kakaknya itu bisa bernapas lega. Di belakangnya, Hyunjin masih setia mendekap. Seungmin memutar badannya, sehingga pelukannya terlepas. Mengirimkan senyum "aku baik-baik saja" pada Hyunjin dan mengecup sudut bibir sang dominan kilat.

"Mana yang luka?"

Seungmin memajukan tangan kirinya, memperlihatkannya pada Hyunjin.

Cup

"Nah, sembuh!" Seungmin terkikik geli merasakan kecupan singkat dari Hyunjin.

"Lain kali perhatikan sekitarmu, Seungmin," tegur Hyunjin dengan nada lembut.

"Siap, kapten!"

-

-

Waktu menunjukkan pukul tiga saat mereka memutuskan untuk pulang. Namun, tampaknya dari Chan masih belum ingin untuk kembali ke hotel. Dibawanya ketiga pemuda lainnya ke Old Port. Sejujurnya, Chan ingin datang ke pelabuhan ramai itu kemarin. Namun, Seungmin dan Woojin malah berjalan ke sekitar Place d'Armes dan menjauhi arah Old Port hingga malam hari.

Matahari kian turun ke barat, menandakan waktu senja di hari cerah itu. Chan berinisiatif mendatangi Marchѐ Bonsecours atau Bonsecours Market. Bangunan yang terkenal dengan kubahnya yang menjulang ini telah diresmikan sejak tahun 1847. Selama tahun 1849, bangunan ini digunakan untuk Majelis Legislatif Provinsi Kanada dan selama 1852 hingga 1878 digunakan sebagai Balai Kota, titik fokus kebudayaan dan politik di Montreal.

Bangunan apik ini sempat ditutup pada tahun 1963, tetapi kembali dibuka untuk umum setelah ditata ulang pada tahun 1992. Saat ini, tempat itu menjadi pasar dimana menjual berbagai furnitur, pakaian, seni, dan cinderamata. Tak heran bila pasar ini selalu ramai dikunjungi wisatawan yang menyempatkan diri datang ke titik terpopuler di Montreal ini.

Sebetulnya, ketika kita berbicara di Old Port, banyak orang akan berpendapat bahwa Old Port Skating Rink adalah hal yang wajib dicoba. Pada musim dingin, Bonsecours Bassin akan membeku karena suhu yang terlalu dingin di Kanada dan beralih menjadi skating rink terbuka. Siapa yang tak mau mencoba bermain-main dikelilingi pemandangan apik dari pelabuhan itu? Mungkin Hyunjin sudah punya rencana untuk Seungmin.

Woojin dan Chan sibuk memilih berbagai barang yang kiranya cocok sebagai hadiah untuk sang ayah. Kedua pemuda lainnya sibuk mengikuti kemana saja yang lebih tua melangkah. Setelah puas mengitari bangunan luas itu dan membeli banyak oleh-oleh, Woojin mendengar sang adik yang tiba-tiba mengeluh lapar. Keempatnya pun keluar dan mencari tempat makan terdekat dari sana.

Favorite (hyunmin) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang