-24-

295 52 3
                                    

Happy Reading! :)

-

-

-

Mata Hyunjin berkeliling mencari kekasihnya. Bahkan hingga ke sudut kantin, tak jua ia temukan pemuda manis itu. Seingatnya, tadi ia meminta Seungmin untuk berjalan lebih dulu ke kantin karena ia akan bertemu dosennya. Namun, kemana Seungmin? Sudah tiga kali ia berputar di kantin luas itu.

"What are you looking for, Hyunjin?" Suara berat itu datang dari arah kirinya. Ia menengok dan mendapati David, teman sekelasnya yang membawa sandwich di tangan kirinya.

"Seungmin," jawabnya cepat berharap teman dari Kanada ini melihatnya.

"I saw him before. He looks hurry and run to outside," tunjuk pemuda itu ke pintu keluar kantin.

"Thanks, bro!" Hyunjin menepuk bahu pemuda itu sambil melangkahkan kakinya cepat.

Ia keluar dari kantin, matanya kembali menjelajah. Jemarinya bergerak cepat di smartphonenya, menelpon Seungmin untuk yang ketiga kalinya. Nada tunggu terdengar menemani Hyunjin yang masih melihat sekelilingnya berharap menemukan pemuda surai cokelat yang tadi pagi menggunakan kemeja biru tua.

Panggilan ketiga tak terbalas oleh pemuda di seberangnya. Hyunjin berjalan ke arah belakang kampusnya, menemukan beberapa mahasiswa yang duduk bersantai di taman itu. Namun, lagi-lagi kehadiran pemuda itu tak dicapainya. Hyunjin menelepon lagi, berharap kali ini panggilannya terangkat.

"Aku di apartemen, Hyunjin," satu kalimat yang membuat Hyunjin berlari setelahnya.

-

-

Seungmin mundur ke belakang setelah rungunya mendengar nama dari pemuda itu. Bagaimana bisa orang asing itu mengetahui namanya? Seungmin menajamkan ingatannya, hampir dua tahun ia kuliah di kampus ini, dan orang seperti yang di hadapannya tidak pernah ia temui. Jadi, wajar saja Seungmin merasa takut sekarang.

"Seungmin, kenapa? Kamu sakit?"

Seungmin merasa pusing. Ketakutan mendominasinya, dapat ia rasakan jemarinya mulai mendingin. Seungmin pernah merasakan ini sebelumnya, tapi dulu saat ia masih sekolah. Dan ia tak menyangka bahwa rasa tak nyaman ini kembali muncul. Pemuda manis itu melirik ke kanan dan kirinya, berharap bahwa orang ini berbicara bukan kepadanya, siapa tahu Seungmin salah kira. Padahal jelas-jelas pemuda itu memanggil namanya.

Kaki kirinya melangkah mundur, membuat jarak yang jelas antar keduanya. Seungmin mengingat nama itu. Han Jisung, nama yang mengontak Hyunjin kemarin sore. Niatnya ia akan bertanya pada kekasihnya tadi pagi, tapi mereka berdua bangun terlambat dan Seungmin melupakannya. Di pikirannya muncul berbagai macam kemungkinan. Kenapa Hyunjin memintaku ke kantin? Apa memang dia akan bertemu si pemuda ini? Terus bagaimana kalau...

"Seungmin, kamu pucat sekali. Apa Hyunjin bersamamu?"

Seungmin hanya diam tak merespon pertanyaan dari Jisung. Ia terkejut kala pemuda itu menyebut nama kekasihnya. Ia tak kuat, ia harus pergi. Langkahnya mundur perlahan sebelum akhirnya berbalik dan lari keluar dari kantin.

-

-

"Kim Seungmin!"

Seungmin terlonjak karena suara pintu yang dibuka kasar. Tak lama, tubuhnya yang sedang menghadap ke jendela besar di apartemennya dibalik. Pelukan hangat dari pemuda itu menyapanya.

Favorite (hyunmin) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang