Karena moment hyunmin bertebaran dan aku sedih ndak bisa nonton fancon tbz, jadi aku update :)
-
-
-
"Oh! Kita besok kosong!" Hyunjin sedikit berteriak tanpa mengalihkan perhatian dari smartphone-nya.
"Yes! Santai!" Seungmin memekik, kedua tangannya meninju udara tanda bahagia.
Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Kedua anak adam itu sudah turun dari puncak CN Tower dari satu jam yang lalu. Belum berniat untuk pulang, mereka malah memesan kopi hangat dan duduk di bawah lampu taman. Apalagi ditambah fakta bahwa besok mereka tidak kuliah. Bersantai sedikit tidak masalah. Mereka hanya duduk memandang megah dan tingginya menara yang baru saja mereka kunjungi. Sudah tutup saat jam merujuk pada pukul setengah sebelas tadi.
Mereka menghabiskan waktu yang asyik dan tak terlupakan. Menyurutkan ego dan menundukkan kegelisahan demi merasakan degupan sempurna dari raga masing-masing. Mengesampingkan malu demi mengecap beraneka rasa yang tumbuh di sekitar mereka. Mengubah genggaman erat menjadi pelukan hangat. Mengubah kecupan singkat menjadi lebih dalam mengisyaratkan rasa. Termasuk mengubah wajah sang lebih muda menjadi kemerahan sempurna.
Hyunjin tertawa kecil.
"Ada apa?" Seungmin menoleh heran. Ini sudah malam, wajar Seungmin takut.
"Hanya merasa senang," Hyunjin menjawab tanpa mengalihkan pandangan dari rerumputan di hadapannya.
Seungmin kembali berfokus pada kopinya yang hampir habis. Ia tandaskan segera setelah melihat Hyunjin pun melakukan hal yang sama. Seakan bertelepati, tanpa banyak kata Hyunjin menarik tangan Seungmin untuk membuang sampah dan berlalu menuju mobil mereka. Sudah waktunya pulang, sudah waktunya mengistirahatkan diri di hari yang ceria ini.
--
"Halo, Paman! Aku menginap di apartemen Seungmin, ya. Besok aku tidak kuliah,"
Hyunjin berujar ceria lewat telepon. Mengangguk dan mengiyakan perkataan pamannya. Entah karena apa, malam ini Seungmin yang meminta pria berambut hitam itu untuk menginap. Hyunjin pun tak paham akhirnya hanya menganggukkan kepala sembari meminta izin pada pamannya.
Tepat setelah Hyunjin menyelesaikan teleponnya, Seungmin keluar dari kamar mandi. Mengeringkan rambut dengan handuknya, menyusul pemuda satunya yang telah duduk manis di sofa ruang tengah, tentu Hyunjin sudah lebih dulu mandi.
"Keringkan rambutku," Seungmin berujar pelan sembari menyerahkan handuk dan duduk di karpet di antara kaki-kaki Hyunjin.
"Tidak seperti biasanya," Hyunjin hanya mengerutkan dahinya dan tersenyum kecil.
"Ada apa, Seungmin? Tidak ada yang ingin kamu ceritakan?" Hyunjin menangkap muka lesu Seungmin dan memenuhi permintaannya.
"Tidak! Hanya saja," Seungmin menggantung kalimatnya sebentar, "Aku rindu Appa,"
"Kamu tidak menghubunginya?"
Baru sedetik Hyunjin menyelesaikan kalimatnya. Getar dari salah satu smartphone hitam itu mengalihkan atensi mereka berdua. Seungmin yang lebih dekat dengan meja mengerahkan tangan kanannya untuk melihat.
"Oh! Appa!" Seungmin berteriak sambil mengangkat panggilan itu. "Halo, Appa!" ucapnya sekali lagi ketika suara khas sang ayah mampir di telinga kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite (hyunmin) ✔️
Fiksi Penggemar"Kenapa memilih Kanada, Seungmin?" "Negara ini adalah impianku, suasana seperti inilah yang aku sukai. Kalau Hyunjin?" "Ada yang menarikku ke Humber." Sejak kali pertama melihat Seungmin, dengan yakin Hyunjin mendeklarasikan dirinya sebagai sosok fa...