-30-

299 26 9
                                    


Ada yang masih ingat book ini?

Happy Reading!

-

-

-

Ini hampir siang. Seungmin sudah selesai merapikan rumah mereka yang selama dua minggu ini tak terurus karena kesibukan kuliahnya. Tangannya kini sedang sibuk mencuci perangkat yang baru saja ia gunakan untuk memasak sarapan pagi ini. Seungmin melirik jam yang tergantung di dinding dan membulatkan matanya saat tahu bahwa waktu merujuk di pukul sebelas. Sepertinya sudah tak pantas disebut sarapan.

"Hyunjiiin!!"

Pria tinggi kesayangannya itu sama sekali belum beranjak dari tempat tidur.

Seungmin menghela napas pasrah saat kakinya bergerak menuju kamar tidur menemukan Hyunjin betul-betul tak berkutik dengan teriakan darinya. Seingatnya, mereka tidak tidur larut malam. Mungkin karena mereka sama-sama sibuk mempersiapkan ujian dan melupakan waktu istirahat, Hyunjin jadi benar-benar lelap ketika segala bentuk perkuliahan sesi kemarin selesai.

Seungmin naik ke tempat tidur dan mulai mengarahkan jari telunjuknya ke pinggang Hyunjin. Satu cara untuk membangunkan lelaki itu ketika panggilan sudah tak berhasil.

"Hyunjin," panggilnya pelan sambil menusuk pelan pinggangnya berulang kali. Hyunjin bergerak tak nyaman dan dengan cepat meraih tangan Seungmin.

"Hm, selamat pagi kesayangan," ucap Hyunjin masih dengan suara serak dan matanya yang tertutup tetapi tangannya sudah bergerak meraih jari Seungmin yang mengganggu dan menariknya ke pelukan.

"Ucapan selamat pagi di jam sebelas itu membosankan, Hyunjin."

Hyunjin membuka matanya cepat. Netranya dihadapkan pada jam yang menggantung di dinding seberangnya. Lantas tertawa ketika tahu Seungmin tak membohonginya.

"See? Rumah udah rapi, aku udah masak sarapan, dan kamu baru bangun?"

Hyunjin menoleh ke kiri dan menemukan tatapan tajam Seungmin, dieratkannya pelukan sebagai bentuk permintaan maaf sambil mengusap lembut surai cokelat kekasihnya.

"Maaf, ya."

"Mandi, habis itu sarapan," Seungmin bangun untuk melangkah ke dapur, "harusnya sudah jadi makan siang."

-

"Hyunjin, ayo keluar!" Seungmin menyuarakan kebosanannya saat melihat acara di TV yang tidak menarik sama sekali.

"Mau ke mana?"

"Mall," Hyunjin menoleh cepat ke Seungmin yang sekarang malah sedang menguyah keripik jagung kesukaannya.

"Tumben?" Seungmin mengangguk.

"Ayo ke Eaton Centre!" alis Hyunjin bertaut bingung, "naik subway!"

"Kamu yakin?"

Sebenarnya bukan tanpa alasan Hyunjin bertanya. Seungmin bukan orang yang senang berada di kerumunan kalau bukan keadaan yang memaksakan. Namun, hari ini Seungmin malah mengajak Hyunjin pergi tanpa mobilnya seperti biasa. Apa tadi? Eaton Centre? Salah satu pusat perbelanjaan besar dan sibuk di Toronto. Tidak mungkin hanya segelintir manusia yang ada di sana.

Hyunjin lantas mengangguk ketika Seungmin minta persetujuan darinya setelah berulang kali mengatakan "ya" saat meyakinkan yang lebih tua. Lagipula, sudah bosan di kuliah bertemu angka, tidak apa-apa sekilas melihat manusia dan kesibukannya di sana. Seungmin melompat dari sofa dan berlari kecil menuju kamar mereka, berganti baju dan mempersiapkan barang yang dibawa. Setelah semuanya aman dalam tas mereka dan memastikan pintu apartemen terkunci, Hyunjin meraih tangan Seungmin perlahan sambil memulai langkah mereka.

Favorite (hyunmin) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang