39| bareng

202 24 3
                                    

Dan benar saja apa yang dibilang Ong, gerbang sekolah sudah tertutup dari sepuluh menit yang lalu. Yerin mendesah pelan menatap pagar sekolahnya yang ditutup apalagi setelah susah payah berjinjit untuk melihat apakah ada satpam atau tidak? Dan ternyata tidak.

Suara mesin motor mengalihkan perhatian Yerin, ia berbalik mendapati Daniel yang tengah terduduk diatas motornya sembari menatap jalanan membuang muka darinya.

Yerin menatapnya datar dan memilih menghadap pada pagar sekolah, siapa tahu pak satpam datang dan membukakan gerbang.

"Masih mau nunggu? " pertanyaan itu lolos dari bibir Daniel, ia tidak tahan harus berdiam diri dan tidak mengobrol dengan Yerin. Rasanya bibirnya gatal bila tidak menyapa saja.

Yerin hanya mengangguk,

Tak sangka Daniel menarik tangan kanan Yerin membawanya kejalan rahasia yang sudah tidak rahasia lagi.

"Ish Daniel lepasin! " pekik Yerin ketika sudah sampai ditempat tersebut, tempat ini.

"Awas lo jangan ngintip, "

"Bodo, enggak ada faedahnya juga gue ngintip. "

"Dih, nyebelin. "

"Serah ae, yang penting ganteng. "

Yerin menghela nafas panjang, mengingat memori dulu yang sangat indah. Hingga sampai kini.

"Mau masuk gak? " tanya Daniel jutek.

"Yaudah iya, tapi awas lo kalau ngintip! " ancam Yerin, Daniel hanya berdehem menanggapinya sembari mendatarkan bibirnya.

Yerin menatap Daniel tajam mengambil aba-aba untuk menaiki tembok tinggi ini memakai tangga yang memang sudah terpasang.

Tak sadar kedua sudut bibir Daniel terangkat menampilkan senyuman tulusnya, jujur Yerin masih bertengger didalam relung jiwanya.

"Yah, " ucap Daniel ketika sudah berdiri diarea sekolah bersama Yerin yang tengah mengintip memeriksa siapa tahu ada guru atau murid yang melewat, pyi-itu bisa gawat.

"Ngapain? " tanya Daniel yang memerhatikan gerak-gerik Yerin.

Yerin menaruh telunjuknya dibibirnya sendiri menyuruh Daniel diam tak bersuara.

"Emangnya ada apa sih! " ujar Daniel sengaja sembari berteriak, supaya..

"Nah loh kalian ngapain! " kan, kan. Pak Bambang datang memergoki Yerin dan Daniel yang masih menggendong tas mereka.

"Kalian telat yah! " tungkas Bambang, guru B.Indonesia, yang kebetulan lewat.

Yerin melempar tatapan tajam pada Daniel, pria itu tidak berubah masih menyebalkannya seperti dulu.

"Kalian ikut bapak ke ruang bk, " kata Bambang sembari mendorong Daniel untuk berjalan didepannya.

"Pak jangan keruang bk pak, " ujar Yerin memohon agar tidak memasuki ruangan penuh ketegangan itu.

"Yasudah kalau gitu kalian saya hukum, berdiri ditengah lapangan. Hormat sama bendera sampai jam istirahat! " tegas Bambang, dan mau bagaimana lagi dari pada masuk ruang bk kena poin banyak mending dihukum.

Cuman dapet poin 5 aja,

Yerin terus membenarkan posisinya kakinya sulit untuk terangkat satu, terus saja tumbang dan tumbang. Keseimbangannya susah dipraktikan.

"Ini semua gara-gara lo, " dengus Yerin menyalahkan Daniel atas hukuman ini.

Daniel hanya tersenyum geli dan berlaga sok cool.

"Bodo, yang penting ganteng. " jawab Daniel asal.

Yerin mendelik,

"Apaan sih, gaje lo! " cerca Yerin tak henti, bibirnya berkomat-kamit menyumpah serapahi Daniel.

"Lu tahu gak bawang apa yang bikin bahagia, " kata Daniel mencoba meluluhkan kecanggungan juga kejengkelan yang ia buat.

Yerin memutarkan bola mata jengah,

"G tahu! " ucap Yerin judes.

"Bawangkali aku dan kamu akan bersama dipelaminan, awokawokawoka. " kan, Yerin hanya bisa memajukan bibirnya mengulum senyumannya yang akan terukir. Tapi sebab gengsi ia alihkan menjadi ekspresi kesal.

"Barang! Bukan Bawang! " tungkas Yerin dan dihadiahi kekehan Daniel yang merasa terhibur.

"Itu tau, kalau kejadian kan ena. "

"Hah? " ucap Yerin tidak mendengar huruf K, setelah ēnā.

"Apasih masih kecil juga. " kata Daniel sambil mengacak poni Yerin, membuat gadis itu sontak berhenti melakukan pose hukuman dan beralih memandangi Daniel yang tengah tersenyum menampilkan gigi kelincinya.

"Sebenernya maksud lo, apa sih Niel? "

Keadaan berubah menjadi tegang, Daniel terdiam memandang Yerin yang menatapnya dalam. Mata Yerin berkaca-kaca ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

"Apa nya yang apa? " tanya Daniel seolah tidak tahu jalan percakapan ini.

"Maksud lo apa ngebaperin gue? Kita udah putus, PUTUS. "

Kringg

Bel berbunyi, Yerin lantas memilih pergi sembari menghentakkan kaki dilangkah pertamanya.

Daniel berdiri mematung, sekejap ia lupa jika hubunganya dengan gadis itu sudah berakhir. Kandas ditengah jalan.

Yerin mengendong tasnya menuju kelas, awalnya kelasnya gelap namun setelah dinyalakan sontak membuat Yerin terkaget dengan teriakkan.

"Selamat ulang tahun! "

Orang yang pertama Yerin lihat adalah Eunha dan yang kedua adalah Ong yang tengah membawa kue coklat ditangannya, anak kelasnya memang yang terbaik.

Banyak ornamen ultah, dan ada doodle dipapan tulis bertuliskan nama nya juga tahun kelahiran dan berapa bertambahan umurnya.

"Makasih teman-teman, " ucap Yerin terharu ia tidak bisa membendung rasa bahagianya, meski tangisnya bercampur dengan rasa sedih sebenarnya.

Hyena menggebrak meja Daniel, membuat Daniel yang awalnya melamun jadi terlonjak dan melihat kearah Hyena.

"Ada apa sih Hye? " tanya Daniel, ia sedang pusing. Ditambah Hyena yang tiba-tiba menggebrak meja, jadi makin puyeng.

"Kamu harus jelasin ke Yerin yang sebenarnya, gue enggk mau yah dicap jadi seorang pho! " tungkas Hyena yang misuh-misuh tidak jelas.

Daniel mendelik,

"Mau ngejelasin gimana? Dia enggak mau dengerin gue hye. "

"Ya gue enggak mau tahu, toh hari ini hari bahagianya. Gue enggak mau dituduh sebagai cewek perebut kebahagiaan orang lain, lagipula kalau rumor ini sampai kesebar pacar gue bisa marah! "

"Hah? " Daniel menganga baru kali ini Hyena bicara tentang pacar, Daniel akui dari awal masuk sekolah Hyena tipikal cewek pendiam dan hanya dekat dengan orang-orang tertentu. DAN sekarang dia bilan pacarnya marah, wah enggak story story.

"Emang lo punya pacar? " tanya Daniel dan dibalas anggukkan mantap Hyena.

"Ada aja, lo enggak perlu tahu. "

"Dih, main rahasia-rahasia an. Enggak asik lo akh! " cibir Daniel, ia berdiri dan melangkah tidak tahu kemana.

"Mau kemana lo hippo! " teriak Hyena.

Daniel berhenti berbalik menatap Hyena penuh arti,

"Pacaran itu tujuannya untuk putus, entah putus karena berpisah atau putus karena menikah. Dan gue pengennya pilihan kedua, BYE! "

TBC

Pacaran Backstreet   「Daniel X Yerin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang